3 kesalahan kelompok Binladin menurut pemerintah Arab Saudi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menurut pemerintah Arab Saudi, kelompok Binladin lalai karena tidak mengindahkan peringatan potensi bahaya bagi jamaah Masjidil Haram.
JAKARTA, Indonesia – Perusahaan Binladin Group merupakan kontraktor di balik pembangunan dan perluasan Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Selain perluasan Masjid Agung, selain Masjid Agung, mmereka mengendalikan 70 persen proyek pemerintah lainnya.
Pada saat Kejatuhan derek,atau alat konstruksi berat, di Masjidil Haram pada Jumat 11 September, Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz langsung memerintahkan perluasan masjid yang dilakukan kontraktor Binladin Group dihentikan.
Raja Salman kemudian memerintahkan penyelidikan atas bencana yang menewaskan 107 jamaah haji lintas batas dan melukai ratusan lainnya.
Akibatnya, terjadi kesalahan teknis pelaksanaan sehingga diputuskan perkaranya dilimpahkan ke jaksa penuntut umum, kata Mustafa Ibrahim Al Mubarak, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, dalam konferensi pers di Jakarta hari ini, Jumat. 18, kata. .
Raja Salman juga menjatuhkan sanksi kepada kelompok Binladin untuk tidak mengikuti tender pemerintah lagi hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
“Para eksekutif Binladin juga dilarang (bepergian ke luar negeri),” kata Mustafa.
Apa saja kesalahan perusahaan Binladin menurut pemerintah Arab Saudi?
Abaikan peringatan cuaca
Kelompok Binladin sebelumnya telah diperingatkan oleh badan meteorologi, iklim dan cuaca tentang cuaca buruk di Mekah.
Saat itu Mekah sedang dilanda badai angin dan debu. “Pihak berwenang memberitahu kami tentang hal itu, tapi mereka tidak mau mendengarkan,” kata Mustafa.
Angin dan badai pasir begitu kencang di Mekkah saat ini. Semoga Allah mengampuni kita. #haji2015 pic.twitter.com/RgMhrFarUV
– Kun Fayakun Jadilah dan Jadilah (@schumelli1) 11 September 2015
Saat cuaca buruk, crane seharusnya diturunkan
Setelah menerima peringatan dari pihak berwenang tentang cuaca buruk, kontraktor harus menghentikan semua operasi yang sedang berlangsung, menurut Mustafa.
Tak hanya itu, operator harus menurunkan alat berat yang berpotensi membahayakan nyawa.
“Derek “Kalau tidak beroperasi, jangan didirikan, harus dirobohkan,” kata Mustafa.
Posisi crane menghadap Masjid Agung
Menurut Mustafa, harus demikian posisinya derek tidak dapat melihat ke dalam masjid karena berpotensi membahayakan jamaah.
Tapi ketika itu terjadi, semuanya derek yang menghadap Masjidil Haram.
Selain alasan di atas, masih ada sejumlah pertanyaan yang belum terjawab oleh Mustafa dan pemerintah Arab Saudi, seperti pengawasan terhadap proyek perluasan tersebut.
Saat ditanya Rappler, memang benar pemerintah Arab Saudi baru mengetahui posisi tersebut derek siapa lagi yang berdiri pada hari kejadian?
Mustafa tidak menjawab. Ia kemudian mengatakan konsultan harus bertanggung jawab untuk tidak menyiagakan Binladin Group sebagai kontraktor.
Menurut dia, konsultan tersebut juga akan dikenakan sanksi.
Mustafa juga mengatakan bahwa selama ini citra perusahaan Binladin Group – perusahaan kontraktor milik keluarga mantan pemimpin al-Qaeda mendiang Osama bin Laden – tidak pernah punya masalah.
“Dalam hal ini mereka tidak profesional, padahal sebelumnya profesional. Tapi kali ini mereka lalai,” kata Mustafa.
Sementara itu, pemerintah Arab Saudi mengumumkan akan memberikan santunan sebesar 1 juta riyal atau Rp3,8 miliar kepada keluarga korban meninggal. Sedangkan bagi yang mengalami luka-luka akan mendapat santunan sebesar Rp500 ribu riyal atau Rp1,9 miliar.—Rappler.com
BACA JUGA