5 Kuliner dengan Nama Unik di Bandung
- keren989
- 0
BANDUNG, Indonesia – Tak bisa dimungkiri, Kota Bandung menjadi surganya kuliner. Makanan yang beragam ada di kota berpenduduk 2,5 juta jiwa ini. Paris of Java juga menjadi tujuan wisata kuliner.
Di sisi lain, persaingan bisnis kuliner di Bandung sangat ketat. Pengusaha perlu kreatif agar produknya diperhatikan konsumen. Salah satu strategi yang dilakukan para pelaku kuliner adalah memberi nama produknya dengan nama yang unik, aneh, dan nyeleneh. Apa pun?
Nasi Goreng Jablay
Pernah dengar lagu yang dibawakan oleh Titi Kamal Jablay atau Jarang dibelai? Lagu yang menjadi soundtrack film Tiba-tiba dangdut Ini menjadi hit dan mempopulerkan istilah “jablay”. Kata ini berkonotasi negatif artinya wanita yang jarang dibelai, bahkan merujuk pada istilah pelacur.
Namun pasangan suami istri Harry Santosa dan Novi Indriyani Wiratmaja nekat menyebut produk nasi gorengnya Jablay.
“Aneh sekali menggunakan nama Jablay untuk produk nasi goreng kami. “Tapi itu berarti kuliner yang menarik untuk disantap di malam hari, bukan berarti negatif,” kata Novi kepada Rappler.
“Jablay ini juga kami niatkan untuk indra perasa yang jarang dibelai. Dengan nasi goreng ini, kami menggoda selera masyarakat yang jarang tergiur dengan makanan lain,” tambah Harry.
Tetap berpegang pada nama Jablay, Novi dan Harry membuka restoran Nasgor Jablay pada September 2014 yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta 723, Bandung. Restoran yang buka mulai pukul 15:00 hingga 23:00 WIB ini menawarkan beragam menu nasi goreng.
Namanya pun tak kalah unik. Ada yang namanya Hejo Ka Duit, nasi goreng campur sambal hijau dan ikan teri. Nasgor Jablay dalam balutan yaitu nasi goreng yang dicampur udang dan keju mozzarella serta dibalut dengan kulit lumpia yang renyah. Ada juga Nasgor Minion, nasi goreng campur bumbu kunyit kuning, persis seperti Minion di film Hinanya diriku.
Terdapat varian rasa lainnya yaitu Nasgor Jablay Udik, Nasgor Jablay Italian, Nasgor Jablay Black and White, Nasgor Jablay Oriental, dan Nasgor Jablay Green Tea. Harga nasi gorengnya berkisar Rp14 ribu hingga Rp25 ribu per porsi.
Yang menariknya lagi, berbagai menu nasi goreng bisa dipesan dengan tingkat kepedasan yang berbeda-beda dengan nama yang bisa membuat kita tersenyum. Mulai dari tingkat kepedasan Perawan Tingting (tidak pedas), Menggoda (sedang), Menyenangkan (pedas), Menghangatkan (sangat pedas) dan Memuaskan (sangat pedas).
“Semua bumbu kami campur sendiri. “Bumbu tradisional, alami, tanpa pewarna buatan,” kata Novi.
Untuk menambah cita rasa dan aroma nasi goreng, proses pembuatan nasi goreng menggunakan teknik menyalayaitu teknik memasak dengan api di penggorengan.
“Selain menambah nikmat cita rasa nasi goreng juga memberikan daya tarik bagi pembeli,” kata Harry.
Diakui Novi dan Harry, pemberian nama yang unik dan nyeleneh merupakan salah satu strategi untuk menarik pembeli. Pasangan yang dikaruniai satu orang anak ini sadar akan ketatnya persaingan dunia kuliner di Bandung. Untungnya, strategi yang mereka pilih mulai menunjukkan hasil yang memuaskan.
“Alhamdulillah, pembeli yang antusias. Mereka pun penasaran dengan namanya. Setiap datang pasti nyengir apalagi melihat nama dan levelnya, karena nama berkonotasi negatif. “Ada yang bilang, beraninya kamu pakai nama itu,” kata Novi.
“Tetapi nama unik ini juga kami hadiri dengan kualitas yang bagus,” tambah Harry.
Selain memilih nama yang unik, Novi dan Harry juga gencar mempromosikan produknya di media sosial dan mengikuti berbagai acara kuliner. Belum genap setahun membuka usahanya, pasangan berusia 28 tahun ini berhasil membuka dua cabang di Bandung.
“Tetapi kami akan terus mengembangkannya. Kita akan terus berinovasi, kalau tidak berinovasi terjebak hanya di sini orang akan bosan. “Satu atau dua bulan lagi, kami akan merilis menu baru,” kata Harry.
Bangunkan janda Sambal
Mendengar nama kuliner yang satu ini pasti akan membuat kita tersenyum dan mengernyit. Apa Arti Nama Sambal Janda Beramam?
Rupanya ada cerita di balik nama Sambal Janda Beramuk. bahkan namanya membawa pesan kesetaraan gender.
“Sambal Janda Berserk konon pertama kali dibuat oleh seorang janda yang tersinggung ketika ada pria yang ingin menikahinya mencoba membuat sambal. Tak ada satu pun olahan sambal yang menarik minat pria itu. Malah karena dianggap tidak pandai membuat sambal yang pas untuk laki-laki, ungkapan cintanya ditolak begitu saja, kata Tubagus Fauzi Yunandar, pemilik Sambal Janda Beramuk.
Karena cintanya ditolak, sang janda kemudian kembali menguji para pria yang ingin menyuntingnya dengan membuatkan sambal kesukaannya yang resepnya mengikuti irama gerak hatinya. Cabe merah segar, merica, jahe, sebagian daun kayu putih, sebagian daun kemangi, bawang merah segar dan sebagian tomat kental, aduk hingga rata. Untuk menambah rasa, tambahkan garam dan belimbing sayur secukupnya.
Hasil? Tak satu pun dari pria yang maju pantas menjadi pemenang.
“Imajinasi janda Sambal ini seolah menjadi pernyataan perempuan yang memposisikan konstelasi sosialnya sebagai subjek. Artinya perempuan berhak menentukan kategori dan kriteria yang harus dipenuhi laki-laki untuk menduduki posisi laki-laki. Perempuan sebagai subjek berhak menentukan kategori dan kriteria. Setidaknya, agar hubungan pria-wanita terbebas dari dominasi. Hak asasi manusia dan kewajiban laki-laki dan perempuan tidak boleh bias gender, kata Fauzi.
Dengan filosofi yang diusungnya, Sambal Janda Beramuk berhasil merebut hati para pembelinya. Fauzi mengaku memiliki tiga cabang Sambal Janda Beramuk di Kota Bandung. Salah satunya di Jalan Buah Batu nomor 88, Bandung.
Dijual per bungkus dengan ayam goreng, nasi, tahu, tempe, dan lalapan, Sambal Berserk Janda dibanderol mulai dari Rp 18 ribu. Setiap hari Anda bisa menjual hingga 15 paket.
“Banyak orang menyukainya. “Kadang kalau tidak ada sambal, kami tidak membelinya,” kata Ai, seorang pelayan di restoran tersebut.
Sambal Janda Beramam buka mulai pukul 09:00 hingga 17:30.
Nasi Liwet Borokosono dan Ayam Goreng Kalanyay
Banyak yang masih asing dengan kata “Borokosono” dan tentu bertanya-tanya apa arti kata tersebut. Borokosono rupanya adalah nama sebuah tempat di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
“Jadi di tempat itu ada adat setempat yang disebut ‘Ngaborokosono’ yang artinya memasak dengan mencampurkan semua bumbu. “Biasanya ikan lele dimasak dengan cara dicelupkan,” kata Yedi Supriadi, pemilik Kedai Lezit.
Yedi kemudian menjadikan resep tersebut sebagai menu pendukung di tokonya yang bernama Nasi Liwet Pepes Ikan Patin Borokosono. Banyak orang yang memesan menu ini karena penasaran dengan nama Borokosono. Rasanya pun nikmat karena racikan bumbu yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Apalagi dengan tambahan nasi liwet yang dicampur ikan teri dan kacang tanah. Lezat dan mengenyangkan. Makanan ini dijual dengan harga Rp 25 ribu per bungkus.
Ada juga menu Ayam Goreng Kalanyay yang namanya juga terdengar aneh. Seperti Borokosono, Kalayay adalah nama sebuah daerah di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Warga di kawasan ini mempunyai kebiasaan memanggang ayam kampung dengan bumbu Kalayay setiap bulan Rajaban, Maulid Nabi Muhammad SAW, atau acara penting lainnya.
“Rempah-rempahnya unik. “Ayam goreng lainnya biasanya menggunakan taburan kelapa atau disebut serundeng, untuk ayam kalayay menggunakan bumbu lengkuas, jadi lebih enak,” kata Yedi.
Ayam gorengnya terasa lebih nikmat dan empuk dengan bumbu yang sampai ke tulang. Satu porsi Nasil Liwet Kalanyay Fried Chicken dibandrol dengan harga Rp 27 ribu.
Kedai Lezit terletak di Warung Tjimanoek Jalan Cimanuk 5A Kota Bandung, buka dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam.
Larva
Ingin merasakan sensasi memakan kotoran? Buat kamu yang mengaku petualang kuliner, wajib mencoba Larva, salah satu menu andalan Big Bro. penyewa di Warung Tjimanoek, Jalan Cimanuk 5A, Bandung.
Makanan ini berbentuk kue pencuci mulut yang merupakan kombinasi kue, oreo, yogurt dan es krim. Teksturnya mirip tanah yang merupakan perpaduan kue kue Oreo hitam dan hancur. Jadi jangan takut untuk mencoba karena di negara ini dijamin rasanya manis.
Dessert ini disajikan dalam wadah berbentuk pot lengkap dengan menghias Stroberi dan daun mint disajikan dengan sirup jeruk yang disajikan terpisah. Penampakannya seperti pot tanaman. Ditambah lagi ada taburan permen jelly berbentuk ulat itulah alasan diberi nama Larva.
Pemilihan nama Larva sendiri bisa dibilang aneh. Larva yang merupakan bentuk awal perkembangan hewan yang bisa berupa ulat atau belatung, rasanya kurang tepat jika dijadikan sebagai nama suatu makanan. Tapi Kakak berani memilih nama ini.
“Awalnya saya ingin menamainya Worm, tapi kedengarannya lebih menjijikan,” kata Tri Ispranoto, pemilik Big Bro, yang juga mengaku terinspirasi dengan nama Larva dari kartun berjudul sama.
Tri mengatakan, pemilihan nama merek yang tidak biasa memang menjadi strategi untuk menarik pembeli. Hal ini juga sebagai salah satu cara agar mampu bersaing dalam bisnis kuliner.
“Jujur saya kehabisan konsep karena pengusaha kuliner di Bandung itu kreatif. Jadi kita cari saja yang berbeda dan menarik, kata pria berusia 24 tahun itu.
Tiga bersama-sama mitra Andrian Salam memilih nama binatang untuk dagangannya. Dalam waktu dekat, ia akan merilis produk bernama Ice Butterfly. Ia berharap pemilihan nama yang menarik dan menggugah selera dapat menarik konsumen dari anak kecil hingga dewasa muda yang menjadi target pasarnya. Selain itu, tokonya dekat dengan sekolah dan tempat bimbingan belajar. Harganya disesuaikan dengan kantong anak sekolah.
Selain Larva yang dibandrol dengan harga Rp 18 ribu per porsi, Big Bro juga menjual menu lainnya seperti Sushi Cherr Cheese dan minuman Rainbrow Bro yang berbahan dasar campuran kulit jeruk. minuman ringan bersoda.
Big Bro buka dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam.
mie setan
Setan biasanya identik dengan sesuatu yang menakutkan, jahat atau hal buruk lainnya. Namun Ristio Bagus Widodo memilih kata tersebut untuk menamai produk kulinernya, yakni Bakmi Setan. Nama tersebut dipilih untuk menggambarkan tingkat kepedasan olahan mie tersebut.
“Saya lihat di Bandung orang memberi nama pada yang pedas, misalnya jeletot pedas, kelapa, atau meletup. Kalau saya kepikiran setan, karena setan itu panas, merah, berapi-api, kata Arek-arek Suroboyo yang pindah ke Bandung pada 1993 itu.
Tingkat kepedasan Bakmi Setan sungguh luar biasa. Untuk level satu saja, Ristio menggunakan 5 hingga 6 potong cabai merah daging domba yang dicampur bumbu lainnya. Kebayang kan betapa pedasnya Bakmi Setan level 5, level paling pedas.
Namun Bakmi Setan menjadi menu favorit di warung Mie Jawa Kluntung miliknya. Padahal menu tersebut baru dijual dua bulan lalu.
“Peminatnya lumayan banyak, anak sekolah beli. “Harganya disesuaikan dengan kantong anak muda,” ujarnya seraya menyebutkan harga Bakmi Setan Rp 10 ribu per porsi.
Pria berusia 43 tahun itu termotivasi membuat Bakmi Setan karena melihat anak muda Bandung menyukai makanan pedas. Ia berencana membuat menu baru bernama Bakmi Setan yang berwarna hitam pedas dan Bakmi Surga yang berwarna hijau dan tidak pedas.
Mie Jawa Kluntung terletak di Jalan Tata Surya Metro Bandung, buka mulai pukul 11.00 hingga 22.00. —Rappler.com