Libatkan kami, ajari kami tentang seksualitas manusia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
‘Kami benar-benar membutuhkan orang-orang yang mau melibatkan generasi kami untuk mendapatkan bimbingan dan bimbingan spiritual’
MANILA, Filipina – Kaum muda Katolik Filipina ingin para imam mereka membantu mereka mengatasi masalah dan tantangan yang mereka hadapi, salah satunya adalah seks dan hubungan.
Charlie Ponferrada, seorang pemimpin pemuda, mengatakan kaum muda membutuhkan sumber daya dan dukungan untuk melawan godaan seks pranikah dan pornografi.
“Gereja harus benar-benar aktif dalam mendidik generasi muda, bukan tentang seks, tapi tentang seksualitas manusia,” katanya.
Ponferrada merupakan salah satu dari sekitar 5.000 peserta perayaan Hari Pemuda Sedunia (WYD) lokal yang diselenggarakan oleh Kementerian Urusan Pemuda Keuskupan Cubao di Universitas Ateneo de Manila pada Sabtu, 27 Juli.
Menurutnya, seks masih dianggap tabu di Filipina, semakin banyak anak muda yang melakukan seks pranikah.
Meskipun Gereja mengajarkan tentang kesucian, masih banyak yang perlu dilakukan untuk membantu remaja Katolik tetap suci.
“Jujur saja, banyak anak muda, terutama laki-laki, yang juga kecanduan pornografi sehingga berujung pada hubungan seks pranikah,” ujarnya.
“Pendidikan memang harus dimulai dari keluarga, namun kita juga tidak bisa menyalahkan sebagian orang tua yang kesulitan dalam menangani anaknya karena hal tersebut. Oleh karena itu, ini juga merupakan tantangan bagi Gereja,” tambah Ponferrada.
Bimbingan rohani
Jocelyn Cortez, 16 tahun, yang juga merupakan peserta WYD setempat, mengatakan bahwa tidak cukup bagi para imam untuk mengajar kaum muda tentang pengakuan dosa atau berdoa lebih banyak untuk menghindari godaan.
“Kami benar-benar membutuhkan orang-orang yang mau melibatkan generasi kami untuk memberikan bimbingan dan arahan spiritual,” kata Cortez.
Pastor Victor William Garcia, seorang imam selama 6 tahun di Keuskupan Cubao, mengakui bahwa Gereja perlu beradaptasi dengan perubahan budaya kaum muda Filipina.
Namun dia mengatakan Gereja sudah melakukan sesuatu mengenai hal ini melalui berbagai program di berbagai keuskupan.
“Kita benar-benar perlu memperdalam kesadaran mereka,” kata Garcia.
“Salah satu caranya adalah memulai dari keluarga, karena menurut statistik, banyak anak muda yang terlibat dalam kegiatan semacam ini berasal dari keluarga yang terluka,” ujarnya.
“Program formasi” yang diperkuat sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi generasi muda Filipina.
“Saya rasa program pembinaan pemuda saat ini sangat kurang. Kita benar-benar perlu melakukan sesuatu mengenai hal ini,” katanya. – Rappler.com