• November 22, 2024

‘Hotel Transylvania 2’: Tertawa tanpa henti

‘Hotel Transylvania 2’ memiliki plot sederhana dalam menyampaikan humor segar”

Piksel Karya Chris Columbus membuktikan hal tersebut ketika Adam Sandler berperan sebagai pahlawan merupakan pelanggaran berat terhadap indera dan jiwa (merupakan kejahatan terhadap jiwa dan raga). Di film komedi Sandler lainnya seperti dua film Dewasa tidak mengandung unsur kemanusiaan sebagai penetralisir rasa jijik yang ditunjukkan.

Sandler menjadi sangat lucu ketika dia memainkan peran komedi yang tidak menghilangkan rasa kemanusiaannya. Mungkin itu yang membuat peran Sandler sebagai Dracula jadi lucu Hotel Transylvania (2012) adalah salah satu film terbaiknya. Sandler berhasil membungkus perannya dengan animasi indah dan unsur humor hingga akhir film.

Di sekuel filmnya kali ini, Sandler melakukan hal serupa, namun tidak membosankan. Semuanya terlihat menyenangkan.

Lelucon yang dibuat dengan baik

Sekuelnya dimulai dengan Dracula sebagai ayah bangga dari putrinya, Mavis (Selena Gomez), yang akan menikah dengan warga California Jonathan (Andy Samberg). Upacara pernikahan dihadiri oleh monster dan manusia dan penuh dengan humor.

Beberapa bulan kemudian, Mavis melahirkan Dennis (Asher Blinkoff). Dennis sepertinya mewarisi ciri-ciri manusia Jonathan, termasuk rambut oranyenya. Namun Dennis sepertinya tidak memiliki kekuatan Drakula seperti Mavis dan kakeknya.

Dracula bersama Jonathan dan tim monsternya masih menaruh harapan pada Dennis dan berencana agar kekuatan Dracula terlihat dari Dennis.

Hotel Transilvania 2 memiliki alur yang sederhana dalam menyampaikan lelucon-lelucon yang segar. Ceritanya sangat konyol, dan Sandler, yang juga membantu menulis skenario bersama Robert Smigel, memanfaatkan kekonyolan itu untuk menjaga narasi tetap sesuai dengan akarnya. Humor adalah bahan bakar yang menggerakkan film ini.

Hal-hal lain, termasuk pelajaran menerima perbedaan, hanyalah hiasan untuk mengemas lelucon Drakula.

Setengah pertempuran

Komedi hanyalah setengah dari perjuangan. Selebihnya terserah imajinasi sutradara Genndy Tartakovsky. Untungnya, Tartakovsky adalah sutradara yang sangat cakap. Ia tahu, yang dibutuhkan sebuah film animasi yang bagus adalah bagaimana animasinya bisa terlihat nyata sekaligus memikat emosi penontonnya.

Foto oleh Gambar Columbia

Hotel Transylvania 2 tidak menawarkan animasi yang hingar-bingar, meski ada juga momen di mana film tersebut memutuskan untuk memenuhi permintaan pasar akan adegan balap berkecepatan tinggi.

Tartakovsky berkonsentrasi membangun karakter selancar mungkin agar mudah mengundang tawa penonton. Tidak ada detail signifikan pada dekorasinya, namun lebih fokus pada detail ekspresi dan gerak tiap karakter yang kemudian membungkus komedi dengan apik.

Foto oleh Gambar Columbia

Banyak bagian lucu dari film ini yang mengandalkan elemen visual. Dalam salah satu adegan, Frankenstein (Kevin James) memberikan nasihat kepada Drakula tentang masalah cucunya. Dracula memutuskan untuk pergi ke kamar mandi, meninggalkan Frankenstein sendirian untuk mencoba pakaian Dracula. Akibatnya, Drakula dan Frankenstein yang setengah telanjang merasa tidak nyaman sendirian di dalam kamar.

Adegan tersebut sangat menghibur, namun mungkin tidak akan berhasil jika Tartakovsky tidak memiliki intuisi yang baik dalam menjiwai karakter untuk menunjukkan kecanggungannya.

Dalam adegan perkelahian menjelang akhir film, Tartakovsky menghindari adegan-adegan khas film animasi 3D lainnya, di mana kedalaman dan fluiditas disalahgunakan untuk menciptakan ilusi yang sangat indah. Apa yang dia lakukan adalah membuat adegan tindakan seperti yang dia gunakan di episode serial Gadis Powerpuff yang dia arahkan.

Adegan-adegan ini memungkinkan karakter baik dan musuh saling memukul bukan untuk kemegahan visual, tetapi untuk komedi pertarungan yang lebih realistis.

Tontonan yang sangat menghibur

tidak dapat disangkal Hotel Transylvania 2 itu pertunjukan yang lucu. Ciri khas Sandler sebagai aktor komedi yang terampil melengkapi gaya animasi Tartakovsky.

Tentu saja cerita yang diusung cenderung didominasi oleh pesan-pesan moral tentang toleransi dan penerimaan satu sama lain, karena film ini banyak menghabiskan durasi Dracula yang memaksa cucunya menjadi monster, hanya demi happy ending dimana semua orang mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Foto oleh Gambar Columbia

Meski begitu, mengingat film ini memberikan kesan yang mampu meringankan hati penontonnya, tidak ada alasan untuk mencari-cari kesalahan. Hotel Transylvania adalah sebuah tontonan yang sangat menghibur, sebuah film yang seolah membuat Anda melupakan detail-detail yang tidak terlalu penting karena terlalu sibuk tertawa. —Rappler.com

BACA JUGA:

Francis Joseph Cruz bekerja sebagai pengacara di siang hari, dan menulis ulasan film untuk hiburan. Film Filipina pertama yang ia tonton di bioskop adalah ‘Tirad Pass’ karya Carlo J. Caparas. Sejak itu, ia memutuskan untuk lebih menikmati teater Filipina.

online casinos