• November 26, 2024

Saya tidak mengerti media sosial

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Abraham Lunggana yang populer dengan sebutan Haji Lulung beruntung bisa terkenal di media sosial meski ia tidak paham media sosial

JAKARTA, Indonesia — Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana yang belakangan tenar di media sosial mengaku belum paham media sosial, namun senang bisa terkenal.

“Saya tidak punya akun Twitter, dan saya tidak mengerti media sosial,” kata Lulung seperti dikutip. Kantor Berita AntaraSabtu 7 Maret 2015. “Namun saya mengapresiasi partisipasi masyarakat yang berani menyampaikan pendapat meski melalui media sosial.”

Lulung yang menyandang gelar agama Haji Lulung ini merasa senang menjadi terkenal meski ia tidak memahaminya.

Setidaknya saya menjadi terkenal dan mudah-mudahan bisa mewakili kisruh antara DPRD dan Gubernur DKI hingga ada keputusan bijak, kata Lulung. “Aku bilang amin, kalau itu membuatku terkenal di dunia.”

Tagar #SaveHajiLulung terus mendominasi Topik populer

Tagar #SaveHajiLulung per Sabtu 7 Maret masih menjadi lebah tertinggi Topik populer Twitter.

(BACA: #SaveHajiLulung jadi trending topik)

Hal ini terjadi usai terjadi keributan dalam rapat mediasi antara Pemprov DKI Jakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta di kantor Kementerian Dalam Negeri pada Kamis, 5 Maret 2015. Langkah Lulung bukannya tidak menyelamatkan, melainkan langkah Lulung. malah digunakan untuk mengejek Lulung.

Olok-olok dan meme terkait Lulung dikaitkan dengan berbagai pemberitaan yang sedang populer, seperti:

1. Usulan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop untuk pertukaran tahanan

2. Patung-patung yang difoto di Sidoarjo

(BACA: Patung tak bersalah akan dipindahkan)

3. Keributan DPRD dan Gubernur Jakarta

4. Hormat

(BACA: Saat Demam Batu Giok dan Batu Akik Melanda Aceh)

Lulung: Ada komunis di balik keributan DPRD-Ahok

Terkait keributan DPRD Jakarta dan Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama terkait perbedaan pendapat mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), Lulung menyebut hal itu merupakan konspirasi gerakan komunis baru.

“Kalau boleh saya bilang ekstrim, saat ini itu adalah konspirasi politik. Teman bisa menilai. “Ada yang berpendapat dengan tujuan mengasingkan aparat keamanan dari rakyat, ingin mengasingkan pemerintah daerah dari rakyat, mengasingkan DPRD dari rakyat,” kata Lulung. Kompas.com.

“Ini adalah bentuk pertarungan melawan satu sama lain, dan ini adalah konsep komunis baru.”

Ahok sendiri mengaku sengaja menjebak DPRD dengan meminta Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi membicarakan UPS dalam mediasi. Ahok mengatakan pertanyaannya membuat anggota DPRD panik.

— Rappler.com


sbobet wap