• October 7, 2024

Perekonomian sedang melambat, jangan jadikan kambing hitam perekonomian global

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Situasi perekonomian global kerap menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015. Benarkah?

JAKARTA, Indonesia — Institute for Development of Economic and Finance (Indef) tanya pemerintah tidak mencari kambing hitam atas melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2015.

“Pemerintah tidak boleh menjadikan perekonomian dunia sebagai kambing hitam atas apa yang terjadi di Indonesia,” kata Analis INDEF Ahmad Heri Firdaus, Jumat 8 Mei 2015 di Jakarta.

Dalam beberapa kesempatan, para pejabat tim ekonomi pemerintah kerap menyebut kondisi perekonomian global sebagai penyebab lesunya perekonomian negara.

Misalnya saja Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang pernah menyatakan bahwa memang akan ada kendala yang menyebabkan perekonomian Indonesia mengalami perlambatan. Salah satunya adalah pengaruh perlambatan ekonomi global.

“Perlambatan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia,” kata Bambang seperti dikutip Berita Metrotv.

Pada kesempatan lain, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil pernah negara bahwa kondisi perekonomian negara-negara maju di seluruh dunia menjadi kendala bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional.

Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Agus Martowardoyo baru-baru ini menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan oleh faktor domestik saja, melainkan sentimen perekonomian global yang berdampak pada Indonesia.

(BACA: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Waktunya Realistis)

Apa yang terjadi dengan perekonomian global?

Memang benar, perekonomian dunia sedang tidak dalam kondisi yang baik akhir-akhir ini.

Dalam proyeksi perekonomian terkininya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan meski terdapat tanda-tanda positif, namun pertumbuhan ekonomi global hingga tahun 2020 masih sangat rendah. lambat.

Di grup negara-negara berkembang termasuk Indonesia, lambatnya proses adopsi perkembangan teknologi dan peningkatan kinerja pendidikan masyarakatnya menjadi penyebab situasi ini, menurut IMF.

Renungkan India

Meski mengamini kondisi perekonomian global berdampak pada perekonomian dalam negeri, namun INDEF mengajak pemerintah untuk berkaca pada India.

“Lihatlah India. Profil ekonomi mereka sama dengan kita, sama-sama mengandalkan konsumsi masyarakat. Dan tentu saja India juga terkena dampak perekonomian global. “Tetapi pertumbuhan ekonomi mereka tetap terjaga,” jelas Imaduddin Abdullah, salah satu analis INDEF.

INDEF selanjutnya menemukan sejumlah faktor internal yang justru berperan lebih besar dalam perlambatan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Salah satu faktornya adalah melambatnya konsumsi masyarakat. Hal ini bermula dari kebijakan-kebijakan di awal masa pemerintahan baru yang tidak terkoordinasi dengan baik untuk melindungi komoditas kelompok harga yang diatur (harga diatur oleh pemerintah).

Pada saat yang sama, harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi karena penyesuaian harga keekonomian bulanan oleh pemerintah dan harga gas LPG serta harga listrik juga meningkat.

Pada tahap ini konsumsi masyarakat akan menurun sehingga permintaan terhadap produksi juga akan menurun. Hal ini melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, ada faktor buruknya realisasi belanja pemerintah akibat lambannya persiapan administrasi kelembagaan sejumlah kementerian sehingga menghambat pencairan belanja pemerintah. Jadi tak hanya konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah juga terhambat.

INDEF menyimpulkan bahwa kinerja pertumbuhan sebesar 4,7% pada triwulan 2015 lebih mencerminkan ekspektasi masyarakat yang tinggi pasca pemilu presiden tahun 2014, namun belum ada upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut. nyata untuk mewujudkan harapan masyarakat. — Rappler.com

Keluaran SGP Hari Ini