• November 28, 2024

Meski bukan angkutan umum resmi, Jakarta butuh ojek

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Tak ada ojek, Jakarta tak enak

JAKARTA, Indonesia – Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengutarakan pendapatnya mengenai ojek di Ibu Kota dalam forum New Cities Summit 2015 yang digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Selasa 9 Juni.

Jakarta dan permasalahan kemacetannya tidak bisa dipisahkan. Pemprov DKI Jakarta mempunyai beberapa rencana untuk mengatasi kerumitan transportasi ibu kota, mulai dari pembangunan angkutan massal yang cepat (MRT) yaitu menambah armada bus TransJakarta dan membangun jalan baru. Namun, semuanya membutuhkan waktu dan kesabaran.

Di tengah kerja pemerintah, masyarakat bermunculan dengan ide-ide inovatif untuk mencari celah guna mempermudah aktivitas sehari-hari, salah satunya dengan aplikasi di ponsel seperti Go-Jek, aplikasi untuk menelepon layanan ojek.

Dalam sambutannya, Ahok mengapresiasi keberadaan ojek dan aplikasi pendukungnya seperti Go-Jek. Meski terkadang seenaknya, ojek memegang peranan penting dalam kehidupan ibu kota.

(BACA: Gubernur DKI Ingin Integrasikan Ojek dengan Busway)

Ahok memanggil pendiri Go-Jek itu ke balai kota pada Februari lalu. Dalam pertemuan tersebut ia didampingi oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit dan Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta Antonius Kosasih. Saat itu, Ahok mengaku ingin mengetahui lebih jauh tentang manajemen PT Go-Jek Indonesia.

Menurut pendapat saya, ini adalah solusi yang sangat cerdas. “Rencananya kami akan bekerja sama dengan sistem bus kami,” kata Ahok.

Kerja sama yang dimaksud adalah agar ojek bisa menjadi pengumpan ke sistem bus TransJakarta karena bus tersebut belum bisa memasuki kawasan pemukiman.

“Inisiasi seperti ini juga membuka lapangan kerja bagi para tukang ojek. “Kalau masyarakat kehilangan pekerjaan, kemungkinan besar yang dilakukan adalah menjadi tukang ojek,” kata Ahok. “Perusahaan seperti Go-Jek bisa membantu kita mengedukasi mereka, menyediakan asuransi, dan sebagainya.”

Selain Go-Jek, ada juga aplikasi serupa bernama GrabBike, yang merupakan perpanjangan dari layanan serupa untuk layanan taksi.

(BACA: Sekarang Anda bisa memesan ojek dengan aplikasi GrabBike)

Tidak ada peraturan untuk ojek

Meskipun keberadaannya ada di mana-mana, ojek bukanlah moda transportasi umum yang diakui negara. Oleh karena itu, sulit untuk mengatur distribusi dan penggunaannya.

“Kami tidak bisa mengatur ojek. Peraturan kami tidak menyebut ojek sebagai alat transportasi, kata Ahok. “Tapi siapa peduli?”

“Jakarta adalah kota istimewa yang memerlukan pemikiran khusus untuk menyelesaikan permasalahannya. Saya hanya peduli pada penyelesaian masalah. Lagipula, bukan Alkitab atau Alquran yang tidak boleh dilanggar sama sekali, ujarnya. —Rappler.com

link demo slot