Butuh rekor bagus untuk bisa mengalahkan Ahok
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pemilih di DKI rasional dalam memberikan janji kampanye dan popularitas saja tidak cukup untuk memenangkan suara mereka. Rekor tersebut berbicara sendiri
JAKARTA, Indonesia – Meski Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta berikutnya baru akan digelar pada tahun 2017, gaungnya sudah mulai terdengar.
Salah satu indikasinya adalah munculnya sejumlah tokoh yang menyatakan kesiapannya untuk maju. Gubernur petahana Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama sendiri dilaporkan juga akan maju ke depan.
Meski saat ini bukan anggota partai, Ahok diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai calon independen. Ia menggalang dukungan masyarakat Jakarta dengan mengumpulkan KTP-nya di bawah payung Sahabat Ahok.
Bagaimana menghitung peluang Ahok mempertahankan kursi DKI Jakarta 1 pada Pilkada 2017? Menurut pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya, jumlahnya masih tergolong besar.
“Ada dua faktor yang menentukan peluang petahana Pertama, peringkat persetujuan atau tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerjanya,” kata Yunarto kepada Rappler, Senin, 21 September.
Dan berdasarkan sejumlah survei, setahu saya masih tinggi untuk Ahok.”
Faktor penentu selanjutnya, menurut Yunarto, adalah konstelasi kompetitor.
“Membaca perilaku pemilih di perkotaan cukup mudah, mereka rasional. Janji kampanye dan popularitas saja tidak cukup untuk memenangkan suara mereka. Rekam jejak siapa yang berbicara,” katanya.
Yunarto mengatakan, yang mampu mengalahkan Ahok adalah kepala daerah yang terbukti berhasil di tempat lain.
“Kalau Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Risma (Wali Kota Surabaya), Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), atau Ganjar Pranowo (Gubernur Jabar misalnya, bisa saja,” ujarnya.
Menurut dia, bakal calon yang mengajukan diri selama ini belum memenuhi syarat untuk menjadi Gubernur Jakarta, padahal mereka memiliki kemampuan yang kuat di bidangnya masing-masing.
Lantas siapa saja sosok yang selama ini mempersiapkan diri untuk bertarung di Pilkada DKI 2017?
1. Sandiaga Uno
Tempat/Tanggal Lahir : Rumbai, 28 Juni 1969
Sandiaga Uno bukanlah nama yang asing. Prestasinya sebagai wirausaha di bidang investasi dan penggerak kewirausahaan sosial dikenal luas masyarakat.
Belakangan, Sandiaga terjun ke dunia politik dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai kendaraan politiknya.
Kiprahnya di partai berlambang kepala Garuda itulah yang akhirnya membawa nama Sandiaga ke pasaran sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
“Sebagai sosok muda yang ingin berkembang, segala sesuatunya harus siap,” kata Sandiaga baru-baru ini mengomentari masalah pencalonannya.
2. Adhyaksa Dault
Tempat/tanggal lahir : Donggala, 7 Juni 1963
Nama Adhyaksa Dault sempat santer diberitakan beberapa tahun lalu di berbagai media saat menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid 1.
Sempat menjauh dari sorotan, Adhyaksa mendeklarasikan pencalonannya sebagai calon gubernur Jakarta.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) dilaporkan siap memberikan dukungannya kepada ketua National Scout Quarter.
3.Nachrowi Ramli
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Juli 1951
Kemajuan Pilkada DKI Jakarta bukan hal baru bagi politisi Partai Demokrat ini. Hal itu dilakukannya pada 2012 saat menjadi calon wakil gubernur Fauzi Bowo. Meski sempat kalah, Nachrowi tampak tak patah semangat untuk mencoba lagi.
Partai Demokrat DKI Jakarta pun menyatakan siap mengusung Nachrowi.
“Untuk Pilkada 2017, Nachrowi ikut bertarung. Tidak ada alasannya karena dia direncanakan partai menjadi Gubernur DKI, kata Ketua Fraksi Demokrat-PAN di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Lucky P. Sastrawiria. media.
4.Marco Kusumawijaya
Tempat/Tanggal Lahir : Pangkalpinang, 14 Juli 1961
Selain nama-nama lama yang beredar di atas, muncul nama pakar tata kota Marco Kusumawijaya. Melalui laman Facebooknya, Marco menyatakan kesiapannya mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2017.
Dalam perkembangan kasus penggusuran warga Kampung Pulo oleh Ahok, dia mengkritisi kebijakan tersebut. Baca argumennya di sini.
— Rappler.com
BACA JUGA: