• October 7, 2024
Kanker payudara yang dialami Malinda Dee memang bukan main-main

Kanker payudara yang dialami Malinda Dee memang bukan main-main

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Di bulan kesadaran kanker payudara sedunia, hormati pasien kanker payudara yang harus berjuang setiap hari

Saat Twitter berubah menjadi ruang sidang, satu hal yang perlu Anda lakukan adalah mengambil langkah mundur dan mencoba menjernihkan pikiran.

Mantan Senior Relationship Manager Citibank Malinda Dee kembali membuat heboh dunia maya. Perempuan yang divonis 8 tahun penjara pada 2012 lalu dalam kasus pencucian uang nasabah Citibank ini rupanya belum menginap di Lapas Wanita Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Sejak Selasa (23/9), Malinda yang terkenal dengan tubuh dan penampilan sensualnya itu menjalani perawatan di RS Santosa Bandung. Ia dilarikan ke rumah sakit karena mengalami nyeri pada payudara dan bokongnya.

Narapidana perempuan lainnya sebelumnya juga mengeluhkan ketidakhadiran Malinda di selnya. Hal itu diungkapkan tim Ombudsman yang mendatangi Lapas Sukamiskin pada Kamis (2/10).

Menurut Kepala Bagian Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jabar Giri Purbadi, Malinda baru saja menjalani perawatan. operasi untuk masalah silikon di payudaranya. Selama operasi, diketahui juga bahwa dia menderita kanker payudara.

“(Malinda) baru saja dioperasi payudara kanan dan kirinya meleleh karena pakai silikon. (Payudaranya) terpotong seluruhnya,” kata Giri kepada wartawan, Jumat (3/10).

“Malinda juga terkena kanker payudara. “Kalau dibiarkan saja, orang bisa mati,” lanjutnya.

Giri mengatakan, selama di penjara, Malinda kesulitan beraktivitas karena penyakit yang dideritanya. Dia selalu mengeluh sakit dan tidak bisa tidur telentang, menurut Giri.

Dokter Lapas Wanita Sukamiskin, dr Sri Ulina mengatakan, selain menderita kanker payudara, Malinda dirawat di RS Santosa karena harus menjalani operasi. pasang silikon baru di pantat mengganti silikon yang hilang sebelumnya.

“Dulu ada operasi pemasangan silikon di Jakarta. “Tapi silikonnya pecah,” kata Sri. Menurut Sri, Malinda sempat menjalani operasi pemasangan silikon pada tahun 2010 dan 2011 sebelum menjadi narapidana.

Generasi muda Indonesia masa kini yang hanya hobi membaca headline langsung bereaksi keras di Twitter. Banyak dari mereka baik laki-laki maupun perempuan yang menertawakan musibah yang menimpa Malinda. Ejekan terhadap payudara Malinda yang muncul di media massa sejak awal kasusnya menjadi perbincangan.

Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa di balik headline sensasional di media massa — “Silikon rusak, Malinda Dee dirawat”; “Payudara Silikon Meleleh, Malinda Dee Keluar dari Penjara”; atau “Jika kamu tidak mengendalikannya, payudara Malinda Dee akan pecah” — ada cerita yang lebih disayangkan lagi.

Oktober adalah bulan kesadaran kanker payudara sedunia. Kita harus menghormati penderita kanker payudara tanpa menghakiminya. Kementerian Kesehatan mencatat pada awal tahun 2014 bahwa Kanker payudara memiliki jumlah kasus tertinggi di seluruh rumah sakit di Indonesia.

Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit, jumlah pasien kanker payudara rawat jalan dan rawat inap merupakan yang terbesar di Indonesia yaitu 12.014 orang atau 28,7% dari seluruh pasien kanker. Kemudian disusul penderita kanker serviks yang berjumlah 5.349 orang atau 12,8%.

Banyak hal yang bisa dilakukan menyebabkan kanker payudara. Beberapa di antaranya adalah faktor genetik dan gizi buruk pada makanan yang dikonsumsi. Pada kasus Malinda Dee, penggunaan silikon juga menjadi salah satu penyebabnya. Apapun penyebabnya, baik alami maupun buatan, kita tidak boleh mengolok-olok penderita kanker payudara.

Tidak ada yang tahu cobaan apa yang mereka alami; bagaimana mereka mengeluhkan nyeri saat nyeri menyerang, sulit mencari posisi tidur yang nyaman, aliran darah membanjiri tubuh atau badan terasa lemas karena sel kanker menggerogoti bagian tubuh lain.

Di bulan peduli kanker payudara ini, tanpa bermaksud merendahkan, marilah kita semua belajar menghargai penderitaan orang lain karena kita tidak akan pernah tahu apa yang sedang mereka alami. —Rappler.com

Data Sydney