Menteri Rachmat Gobel kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel kerap menuai kritik dengan berbagai pernyataan dan kebijakan kontroversial. Yang terbaru adalah ketika ia menyatakan bahwa pakaian impor menularkan penyakit, termasuk HIV.
JAKARTA, Indonesia – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel kembali membuat gaduh di dunia maya setelah ia menyatakan larangan impor pakaian bekas tidak hanya untuk melindungi produk dalam negeri tetapi juga untuk mencegah penyebaran penyakit.
Larangan impor pakaian bekas adalah untuk: melindungi konsumen dari penyakit dan produk rumah tangga
— Rachmat Gobel (@RachmatGobel) 4 Februari 2015
Ini bukan pertama kalinya Rachmat menyebut pakaian bekas menularkan penyakit.
“Kulit (penyakit), bisa tertular HIV. Benar, sudah ada hasil laboratoriumnya, kata Rachmat seperti dikutip salah satunya media daringdi gedung DPR pada Selasa 3 Februari 2015.
Gobel mengancam tidak akan segan-segan membakar pakaian bekas yang diselundupkan ke Indonesia, serta akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan untuk mencegah penyelundupan.
Pernyataan kontroversial Rachmat tentang HIV memicu kemarahan di dunia maya. Banyak pengguna Twitter yang mengkritik pernyataan Rachmat.
@RachmatGobel menyedihkan. Bisakah kita mengharapkan pendidikan kesehatan seksual ketika menteri yakin Anda tertular #AIDS pakaian
— shaun_ww (@shaun_ww) 4 Februari 2015
Tak lama setelah ucapannya menimbulkan reaksi negatif, Rachmat langsung mengklarifikasi ucapannya yang tersebar di banyak media.
Mohon maaf, izinkan saya menjelaskan: memakai pakaian bekas bisa menularkan berbagai penyakit. Terima kasih atas koreksi dari berbagai pihak.
— Rachmat Gobel (@RachmatGobel) 4 Februari 2015
Namun konsekuensinya tidak bisa dihindari. Kritik terus berdatangan dari pengguna Twitter.
@RachmatGobel Penjelasannya sesederhana itu pak menteri? Tolong jelaskan apa yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya?
— Sahala.S.Situmorang (@Sahala3Sahala) 4 Februari 2015
Tak sekali dua kali Rachmat menggemparkan dunia maya
Setidaknya ada dua pernyataan dan dua kebijakan Rachmat yang bikin cemberut.
Pada akhir tahun lalu, pemerintah memutuskan untuk menghilangkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) premium, sehingga harganya naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Harga bahan pangan dan berbagai kebutuhan pokok meroket seiring dengan kenaikan harga bahan bakar.
Ketika pemerintah kembali menurunkan harga premium, harga bahan baku tidak turun.
Dalam situasi tersebut, Rachmat membantah adanya kaitan harga BBM dengan harga bahan baku.
“Saya kira anjloknya harga BBM tidak ada kaitannya dengan bahan baku, padahal bahan baku sekarang sudah naik,” kutip Rachmat. media pada hari Rabu, 31 Desember 2014.
Salah satu bahan pokok yang menurutnya tidak terkait dengan kenaikan harga BBM adalah cabai. Menurut dia, permasalahan harga cabai tidak turun ada pada pedagang cabai, namun tidak dijelaskan lebih lanjut.
Dia mengakuinya menggertak media online tentang pernyataan ini.
“Harga cabai sekarang sudah turun Rp 10 ribu, mulai turun ya, sudah mulai panen. memasok– masuk dengan lancar. saya bersama menggertak salah satu media online kemarin,” ujarnya seperti dikutip media pada tanggal 8 Januari 2015.
Bulan lalu, kebijakan Rachmat yang melarang penjualan bir di mini market juga menuai kontroversi. Meski kebijakannya mendapat dukungan dari berbagai kelompok agama, Rachmat juga dihujani kritik yang menilai kebijakannya hanya akan berujung pada peredaran minuman beralkohol oplosan yang kerap memakan korban.
Ini pesanan pusat perbelanjaan dan OPLOSAN wkwkwk”@Bisniscom: LARANGAN BIR DI MINIMARKET: Kebijakan Rachmat Gobel menuai kritik http://t.co/dtT3hWAqh3“
— AHP (@andi_hpattera) 26 Januari 2015
Kebijakan lain yang juga membuat heboh media adalah ketika ia mewajibkan karyawannya minum jamu setiap hari Jumat.
“Kami merayakan minum jamu setiap hari Jumat,” kata Gobel seperti dikutip media daring pada 19 Desember 2014.
“Jamu ini merupakan produk unggulan yang patut dipromosikan baik secara internal maupun eksternal karena bahan bakunya tersedia di dalam negeri.”
Wajib Minum Jamu Mendag Diwawancara DPR: Mendag Rachmat Gobel mewajibkan pegawai di Kementerian… http://t.co/rveAZIvD9m
— (@aprinarya) 19 Desember 2014
– Rappler.com