• October 6, 2024
JK meminta Menpora Nahrawi mencabut skorsing PSSI

JK meminta Menpora Nahrawi mencabut skorsing PSSI

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mendapat tekanan politik yang besar usai menjatuhkan sanksi skorsing terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mulai 17 April 2015. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta sanksi tersebut dicabut.

Nahrawi menemui JK pada Senin, 25 Mei pagi di Istana Wakil Presiden, Jakarta. Usai pertemuan, JK memberikan pernyataan. Berdasarkan keterangan JK, Nahrawi akan mencabut keputusan pembekuan PSSI.

“Disepakati,” kata JK.

“Pertama, sepak bola nasional harus tetap berjalan, kompetisinya harus tetap bagus. Nah, itu jelas mengapa PSSI perlu aktif kembali.”

JK mengatakan, pencabutan surat pembekuan akan dilakukan segera setelah mengikuti prosedur mekanisme pencabutan. Pencabutan sanksi tersebut, kata dia, bertujuan untuk memulihkan kompetisi yang sempat dihentikan PSSI pasca diskors oleh Nahrawi.

Mudah-mudahan (proses recall) hari ini segera selesai, kata JK. Untuk mengakhiri kontroversi tersebut, menurut JK, Menpora menemui langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara siang tadi.

Tekanan politik untuk membekukan PSSI memang besar. Bukan kali pertama JK bereaksi negatif terhadap upaya perbaikan tata kelola sepakbola yang digagas Nahrawi. Saat Menpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menunda kompetisi karena tidak memenuhi persyaratan, JK sebenarnya ada di kubu PSSI.

“Saya sudah bicara dengan Menteri Pemuda dan Olahraga agar kita tidak menunda-nunda, kita harus bergerak maju. Tugas pemerintah adalah mendukung,mendukung. Tidak perlu terlalu jauh mencampuri urusan internal liga dan sebagainya,” kata JK.

Namun keputusan akhir pencabutan skorsing PSSI harus ditandatangani melalui surat keputusan (SC) Menteri Pemuda dan Olahraga.

“Jadi berbagai opsi yang disampaikan Wapres menjadi satu khawatir menurut kami hal ini perlu dipertimbangkan kembali. Ada kemungkinan keputusan Menpora direvisi untuk memberikan kewenangan kepada Tim Transisi melakukan pengawasan secara profesional, kata Nahrawi usai bertemu dengan Jokowi.

Menurut Nahrawi, opsi yang dibicarakan dengan JK pagi ini belum menjadi keputusan resmi Menpora.

Opsi itu belum menjadi wacana di Kemenpora, ujarnya.

“Tetapi yang paling penting adalah bagaimana semuanya bermuara pada kinerja.”

Nahrawi mengatakan, belum ada pembahasan kesepakatan antara Jokowi atau JK mengenai masalah ini. Menurut dia, perhatian Presiden hanya tertuju pada kemajuan sepak bola.

“Hanya ini terus diberi semangat, terus melakukan reformasi agar kita tidak malu. Kita sebagai bangsa yang besar tidak lagi malu dengan negara-negara yang seharusnya berada di bawah kita. “Harus ada perbaikan secara menyeluruh,” kata Nahrawi.

Ia juga menyebut belum ada kesepakatan yang dibuatnya dengan Wakil Presiden JK untuk mencabut keputusan skorsing PSSI. Ia menuding JK melontarkan klaim sepihak atas pernyataan tersebut.

Hal itu diungkapkan Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S. Dewa Broto yang melanjutkan pernyataan Nahrawi dalam jumpa pers di Kemenpora, Senin sore.

“Menteri kaget dengan pernyataan Wapres. Sebab, hal itu belum ada perjanjian Karena itu . Kami hanya berbicara tentang opsi yang bisa diambil. Tiba-tiba (JK) siang tadi bilang SK itu dicabut,” kata Gatot.

PTUN mengabulkan gugatan PSSI

Sementara itu, pada hari yang sama, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Timur mengabulkan penundaan pemberlakuan Keputusan Menpora No. 01307 tentang skorsing PSSI. Dengan demikian, skorsing PSSI dinyatakan tidak sah.

Satu, mengabulkan permohonan penggugat (PSSI). Kedua, meminta tergugat (Menpora) untuk menunda sementara pelaksanaan Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga nomor 01307 tanggal 17 April 2015,” kata Ketua Hakim Ujang Abdullah dalam keterangannya. sidang pembacaan keputusan sementara, seperti dikutip dari situs resmi PSSI.

Hakim mengambil keputusan ini setelah mempertimbangkan sejumlah poin. Keputusan tersebut antara lain menghambat pengelolaan kompetisi sepak bola Indonesia. Selain itu, ada ancaman sanksi dari federasi sepak bola dunia (FIFA) jika PSSI dibekukan oleh pemerintah. Sebab FIFA akan mempertimbangkan intervensi terhadap pengelolaan sepak bola di Indonesia.

Alhasil, status hukum PSSI yang sebelumnya dibekukan kini kembali aktif. Hal ini sejalan dengan permintaan Wapres JK kepada Menpora agar PSSI diaktifkan kembali.

Bagaimana tanggapan Kemenpora?

Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot menyatakan menerima keputusan tersebut.

Untuk saat ini, Tim Transisi bahkan belum mengadakan pertemuan. “Kami menghormati keputusan tersebut dan PSSI aktif untuk sementara sampai ada keputusan kekuatan (putusan mempunyai kekuatan hukum tetap),” kata Gatot, Senin.

Keputusan tersebut, kata Gatot, bukanlah akhir dunia bagi Kemenpora. Karena keputusan sementara dapat mempunyai akibat yang berbeda dengan keputusan tetap, yaitu kekuatan. Dua minggu lagi akan ada keputusan akhir yang kita tunggu, kata Gatot.

—Dengan laporan dari ATA/Rappler.com