• November 27, 2024

Lihat pelantikan Jokowi dari sudut pasar

Mang Pei bungkus 10 kue pancong yang saya pesan, harganya 10 ribu rupiah. Pria asal Bogor ini berjualan setiap hari di dekat Pasar Tebet, Jakarta Selatan. Senin (20/10) pagi, sekitar pukul 09.30, saat seluruh perhatian tertuju pada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mang Pei setia menunggu pelanggan di pinggir jalan.

Sinar matahari mulai terasa panas di kulit kepalaku. Saya bertanya kepada Mang Pei tentang harapannya terhadap Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang pagi itu resmi dilantik untuk masa jabatan lima tahun ke depan. “Mudah-mudahan Pak Jokowi membuat negara aman. Kerja bagus,” kata Mang Pei.

Ketika saya bertemu dengannya, saya men-tweet dan menyebutnya sebagai penjual kue rangi. Bentuknya mirip kue pancong, jajanan khas Betawi yang terbuat dari tepung beras dan kelapa parut.

Sengaja saya berkunjung ke Pasar Tebet untuk menikmati suasana pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Jokowi sendiri membangun reputasinya sebagai Wali Kota Solo karena keberhasilannya menata pasar dan PKL dengan pendekatan persuasif, bila perlu melalui puluhan acara makan bersama.

Mang Pei adalah seorang pedagang kaki lima. Dia berjualan di pinggir jalan. Penghasilan kotor hariannya berkisar Rp 400 ribu. Keuntungan bersih setelah dikurangi biaya material dan transportasi sekitar Rp 200 ribu. Mang Pei menghidupi satu istri dan empat anak. Mengenai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang hari itu mengakhiri masa jabatan 10 tahunnya sebagai kepala negara dan pemerintahan Indonesia, Mang Pei berkata singkat, “Bagus, Bu.”

Pagi ini, dari ruang tunggu di pintu samping Pasar Tebet, terdengar Iwan Fals, musisi kondang yang memiliki banyak penggemar fanatik, terdengar bernyanyi. Lagu-lagu Iwan Fals penuh dengan pesan politik dan demokrasi. Pagi ini saya mendengarkan penggalan lirik lagu “Politik Uang”:

Mungkin ada ribuan pesta
Tapi siapa yang menang punya uang
Seorang Cepek ceng bisa jadi presiden
Begitulah cerita berkembang

Labu sudah tidak lagi musimnya
Pertarungan dokumen inilah yang Anda tunggu-tunggu
Pemilu adalah tempat di mana uang palsu dirayakan
Tidak lucu jika tidak

Program-program pun bermunculan
Seperti dongeng masa kecil
Meski ternyata itu hanya omong kosong belaka
Tapi kampanyenya membuat hati saya bahagia

Mungkin ada ribuan pesta
Tapi siapa yang menang punya uang
Seorang Cepek ceng bisa jadi presiden
Begitulah cerita berkembang

Labu sudah tidak lagi musimnya
Pertarungan dokumen inilah yang Anda tunggu-tunggu
Pemilu adalah tempat di mana uang palsu dirayakan
Tidak lucu jika tidak

Program-program pun berseliweran
Seperti dongeng masa kecil
Meski ternyata itu hanya omong kosong belaka
Tapi kampanyenya membuat hati saya bahagia

Kibble banteng bukan kibble kibble
Kibul diperebutkan untuk perkibul
Itu berasal dari zaman kuno
Sejak zaman raja-raja sampai sekarang

Uang adalah bahasa hati
Makanan rohani bagi para birokrat
Tentu saja tidak semuanya
Namun yang pasti banyak yang menyukainya

Jangan kaget kalau korupsi merajalela
Inilah yang diajarkan
Ideologi menjadi komoditas
Dapat diekspor ke luar negeri

Uang adalah bahasa hati
Makanan rohani rakyat dan wakil-wakilnya
Tentu saja tidak semuanya
Namun yang pasti banyak yang menyukainya

Jangan heran korupsi terjadi
Inilah yang diajarkan
Ideologi menjadi barang dagangan
Dapat diekspor ke luar negeri

Kepada dua juru parkir yang duduk di tangga dekat pos jaga, aku bertanya: “Apakah kalian sengaja memutar lagu Iwan Fals dengan suara keras? Mendengarnya di mana-mana?”

Salah satu dari mereka menjawab sambil tersenyum: “Iya, Bu. Hari ini Jokowi dilantik. Tak ada tipi, cukup pasang lagu.”

Saya merasa lirik lagunya semacam itu pengingat yang baikmenjadi pengingat bagi seluruh yang berkumpul di Gedung MPR Senayan, yang menyaksikan peristiwa bersejarah, pergantian kepemimpinan nasional.

Saat saya memantau timeline Twitter, saya bergegas ke pasar. Zulkifli Hasan, Ketua MPR, membuka sidang paripurna dengan pidato yang cukup panjang. Saya berhenti untuk menonton televisi di kios menjahit yang dikelola oleh sepasang suami istri.

“Ya, tidak masalah bagi kami siapa yang menjadi presiden. Yang penting bisa meningkatkan perekonomian kan? Saya berharap Pak Jokowi bisa, kata istrinya yang sedang menjahit baju. Suaminya hanya tersenyum sambil menatap layar televisi 20 inci yang menayangkan siaran langsung pelantikan Jokowi.

Di kios yang menjual berbagai kebutuhan pokok, tempat saya membeli makaroni, radio terdengar cukup keras. Mereka mendengarkan siaran langsung MPR.

Saya tanya ke salah satu pegawai kios, apakah mereka ke Monas untuk ikut syukuran masyarakat, makan bakso gratis? “Oh apa yang kamu lakukan? “Malas dorong,” katanya.

Kepada sejumlah media, panitia acara menyebutkan mereka menyiapkan 149.500 porsi makanan ala PKL yakni siomay, bakso, dan mie ayam.

Berakhirnya Bulan Madu Jokowi?

Pasar Tebet sepi pengunjung pada Senin pagi. Jalan dari kawasan Cawang menuju Tebet juga relatif mulus. Saya mengunjungi dua dealer lagi di sana. Pendapat mereka pun sama: sebagai pedagang pasar, mereka berharap perekonomian membaik di era Jokowi-JK.

“Iya, kalau bisa tidak ada kenaikan harga bahan bakar,” kata mereka senada.

Saya kemudian mencoba mendorong diskusi bahwa harga bahan bakar di Indonesia dianggap paling murah di kawasan ini karena subsidinya tinggi: sekitar Rp 1 triliun per hari. Subsidi bahan bakar dinilai membebani perekonomian negara.

Sempat hening sejenak, lalu ada tanggapan, “Iya, tolong carikan jalan. Pak Jokowi ada jalan?”

Dalam beberapa kesempatan, sumber di Tim Transisi Jokowi menyatakan akan mengurangi beban subsidi dengan menaikkan harga BBM. Eksekusinya diharapkan pada bulan November.

Karnaval Budaya Senin sore berlangsung seru. Baru kali ini seorang presiden, sesaat setelah dilantik, “berhubungan erat” dengan rakyat, dalam perjalanan dari gedung MPR menuju Istana Merdeka.

Jokowi-JK mendapat respek yang luar biasa dalam perjalanannya. Pada Senin malam, konser bertajuk Syukuran Rakyat digelar di Monaspark.

Hari itu masyarakat makan dengan bebas, bergembira karena memiliki pemimpin baru, lalu menikmati musik untuk menyemangati. Bagaimana reaksi mereka bulan depan jika duo Jokowi-JK menaikkan harga BBM?

Saya tahu pasti Wakil Presiden JK punya pengalaman “mempertaruhkan badannya” ketika pemerintahan SBY-JK menaikkan harga BBM. JK mempunyai formula antara lain menaikkan harga BBM pada Jumat tengah malam dengan pemikiran libur akhir pekan sehingga mengurangi antusiasme masyarakat untuk ikut aksi protes kenaikan BBM.

Subsidi BBM ini menghantui para pemilihnya di 100 hari pertama masa bulan madu pemerintahan Jokowi-JK, yaitu sekitar 53% dari total pemilih pada Pilpres 2014. Selebihnya memilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Di rak buku di rumah, sebuah buku berjudul “BBM Antara Kehidupan dan Korupsi” terbitan Penerbit Buku Kompas pada tahun 2005 menarik perhatian saya. Buku ini terutama merupakan kumpulan berita yang dimuat di surat kabar harian Kompas terkait BBM. Pada tahun 2005, pemerintahan SBY-JK mengumpulkan bahan bakar sebanyak dua kali, yaitu pada bulan Maret dan Oktober.

Saya ingin berbagi dengan Anda judul-judul artikel dalam buku ini:

“Paling mudah untuk menambah bahan bakar.”

“BBM Bangkit dan Penderitaan Manusia.”

“Delapan Kesalahan Distribusi Raskin.”

“Pertamina: Bidang Uang, Minat dan Permasalahannya.”

“Periklanan Intelektual, BBM dan Freedom Institute.”

“Revolusi Energi atau Mati.”

Dan banyak lagi. Terdapat 32 artikel di sana, termasuk yang ditulis oleh ekonom Kwik Kian Gie dan pakar perminyakan Dr. Kurtubi. Buku tersebut merekam suasana mental yang terjadi saat SBY-JK menaikkan harga BBM yang berarti subsidi dikurangi. Ada pro dan kontra. Klasik. Dan akan terus ada. Bagaimana nantinya Jokowi-JK mengelola dampak kenaikan harga BBM yang menentukan kapan bulan madu berakhir atau berlanjut?

Jokowi pernah mengatakan subsidi akan dialihkan pada benih dan/atau bibit serta pupuk bagi petani.

Menurut Anda, bagaimana reaksi atau headline media saat Jokowi-JK mengumumkan kenaikan BBM? —Rappler.com

Uni Lubis adalah mantan pemimpin redaksi berita dan terkini di ANTV. Ikuti Twitter-nya @unilubis

Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan di blog pribadinya di unilubis.com.


Keluaran HK