• November 25, 2024

BSP memperkuat pedoman pinjaman real estate

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Stress test akan dilakukan untuk menentukan apakah tingkat permodalan bank cukup untuk menyerap risiko kredit real estat

MANILA, Filipina – Sebuah kebijakan makroprudensial yang bersifat preventif untuk memastikan industri perbankan memiliki eksposur yang sehat terhadap pengembangan real estate telah disetujui oleh Dewan Moneter (MB).

Langkah tersebut hanya memperkuat kebijakan bahwa bank harus memiliki modal yang cukup untuk menyerap kemungkinan guncangan terhadap eksposur kreditnya, kata Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP).

“Patokan baru ini tidak mencerminkan adanya kerentanan di antara bank-bank yang memiliki eksposur terhadap sektor real estate,” kata BSP dalam sebuah pernyataan.

Stress test akan dilakukan berdasarkan pedoman baru ini untuk menentukan apakah tingkat permodalan suatu bank cukup untuk menyerap risiko kredit real estat.

Penggunaan stress test sejalan dengan standar internasional yang ditetapkan berdasarkan Basel Accord. Stress test ini juga lebih diutamakan dibandingkan batas absolut karena tidak merugikan perkembangan industri real estate, jelas BSP.

“Sebaliknya, bank dapat memiliki eksposur yang lebih besar terhadap real estat selama mereka menunjukkan peningkatan kemampuan mereka dalam menyerap risiko terhadap posisi permodalan mereka,” kata BSP.

Bank universal, komersial (U/KB) dan thrift bank (TB) harus mencapai Rasio Kecukupan Modal sebesar 10% dari modal yang memenuhi syarat (QC) setelah disesuaikan dengan hasil stress test.

U/KB dan anak perusahaan bank penghematannya akan diwajibkan untuk mempertahankan tingkat Saham Biasa Tier 1 atau setidaknya 6% persen dari QC setelah memperhitungkan skenario tekanan. Namun, untuk TB yang berdiri sendiri, tolok ukur yang relevan adalah rasio Tier 1 sebesar 6% dari QC.

Bank yang terbukti tidak patuh terhadap peraturan baru ini harus menjelaskan secara resmi kepada BSP mengapa mereka tidak perlu melakukan tindakan perbaikan lebih lanjut.

Apabila BSP menilai penjelasan tersebut kurang memadai, maka bank akan diinstruksikan untuk menyampaikan action plan dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak tanggal pemberitahuan agar dapat memenuhi batas stress test dalam jangka waktu yang wajar.

BSP mengatakan pihaknya menerapkan langkah tersebut dengan mengingat penyediaan tempat tinggal sebagai kebutuhan dasar. Hal ini juga mengakui berlanjutnya pertumbuhan industri real estate sejalan dengan faktor demografi nasional.

“Meski demikian, MB yakin ini adalah saat yang tepat untuk menerapkan langkah tersebut sehingga bank dapat dipandu dengan tepat oleh arah kebijakan,” kata BSP. – Rappler.com

lagutogel