• October 6, 2024
Bali dan predikat surga pencucian uang bagi koruptor

Bali dan predikat surga pencucian uang bagi koruptor

DENPASAR, Indonesia Setelah hukumannya diperberat, asetnya pun disita. Begitulah nasib terdakwa kasus korupsi Tubagus, Chaeri Wardana alias Wawan. Rabu kemarin, MA menambah hukuman penjara Wawan dari 5 tahun menjadi 7 tahun.

Putusan Mahkamah Agung mengabulkan kasasi yang diajukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hakim Mahkamah Agung yang dipimpin oleh Artidjo Alkotsar dan beranggotakan MS Lumme dan M Askin memutus putusan tanpa ada perbedaan pendapat (perbedaan pendapat).

Ketiganya menyatakan Wawan terbukti melakukan korupsi dengan menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Akil Mochtar. Suap tersebut terkait dengan Pilkada Kabupaten Lebak 2013 dan Pilkada Provinsi Banten 2011.

Hakim MA juga memvonis adik Gubernur Banten nonaktif Atut Chosiyah dengan hukuman tambahan penjara.

Selain hukumannya diperberat, harta kekayaan Wawan juga disita satu per satu oleh KPK. Sejak Januari 2015, KPK telah menyita aset Wawan di berbagai lokasi, termasuk Bali. KPK menyita 17 bidang tanah dan bangunan milik Wawan di pulau ini.

Di pulau pusat pariwisata Indonesia ini, Wawan memiliki beberapa aset di lokasi strategis seperti Kuta dan Ubud. Baik berupa tanah maupun bangunan, komoditas real estate laris manis di Bali.

Pencucian uang

Harta kekayaan Wawan menambah daftar panjang harta milik terdakwa kasus korupsi di Bali. Selain Wawan, terdakwa kasus korupsi yang juga memiliki aset di Bali adalah Hadi Poernomo, Djoko Susilo, Angelina Sondakh, dan Fuad Amien.

Banyaknya terdakwa kasus korupsi yang memiliki aset di Bali membuka rumor lama, benarkah Bali menjadi tempat pencucian uang bagi pelaku korupsi?

Dua lembaga yang khusus memantau kasus korupsi, Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Bali Corruption Watch (BCW), mengaku belum pernah melakukan kajian khusus terhadap jumlah aset koruptor di Bali. Mereka tidak memiliki datanya. Namun keduanya menegaskan Bali merupakan tempat favorit para koruptor untuk melakukan pencucian uang (pencucian uang).

Dibandingkan daerah lain, khususnya di luar Pulau Jawa, Bali tampil lebih menarik di mata para terdakwa kasus korupsi. “Karena menurut mereka investasi di Bali lebih aman dan sulit dilacak,” kata koordinator BCW Putu Wirata Dwikora.

Menurut Wirata, sebagian besar aset milik terdakwa kasus korupsi berupa tanah dan bangunan. Sebab, mereka sadar investasi tanah dan bangunan di Bali berkembang pesat dan sangat menguntungkan.

Emerson Yuntho, Koordinator Departemen Pengawasan Hukum dan Peradilan ICW, sependapat dengan Wirata. “Pencucian uang di Bali sangat mungkin terjadi karena selain sebagai urusan investasi juga untuk menyamarkan tindak pidana pencucian uang,” ujarnya. Menurut Emerson, Bali punya daya tarik tersendiri bagi koruptor, liburan, dan investasi.

Soal liburan koruptor di Bali, contoh yang paling mudah diingat adalah Gayus Tambunan, tersangka kasus korupsi di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Pada November 2010, Gayus yang seharusnya berada di Rutan Brimob Depok justru tertangkap kamera sedang menonton pertandingan tenis di Nusa Dua, Bali.

Jika Gayus hanya berlibur ke Bali, koruptor lain berinvestasi di Pulau Dewata.

Daerah seksi

Secara umum investasi para terdakwa kasus korupsi berada di jantung pariwisata Bali, seperti Kuta dan Ubud.

Wawan dan aset tanah di Kuta dan Ubud

Misalnya Wawan yang memiliki aset terbanyak di Bali, memiliki tanah tersebar di Kuta dan Ubud. Kuta adalah kiblat pariwisata Bali saat ini. Jika ke Bali, belum lengkap rasanya jika tidak mengunjungi pantai dengan pemandangan matahari terbenamnya yang menawan. Sedangkan di Ubud, Gianyar kini menjadi ikon “Bali Tempo Doeloe” karena masih mempertahankan ciri khas tradisionalnya.

Keduanya merupakan kawasan seksi di Bali.

Di Kuta, Wawan memiliki tanah di kawasan Petitenget yang dikenal sebagai pusat vila. Tanahnya ada dua bidang masing-masing seluas 1.250 meter persegi. Selain itu, terdapat juga enam kavling seluas 1.796 meter persegi dengan vila di setiap kavling di kompleks Lima Puri Villas, Petitenget.

Terletak sekitar 60 km ke arah timur laut, Wawan juga memiliki aset tanah di Ubud. Tepatnya di Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar. Di kawasan beriklim sejuk tersebut, Wawan memiliki sembilan bidang tanah dengan luas total 24.583 meter persegi.

Lokasi ini berada di sekitar Sungai Campuhan, salah satu wisata alam andalan pariwisata Ubud.

Hadi Poernomo dan hotel mewah di Buleleng

Terdakwa lain yang juga memiliki aset di bidang pemekaran adalah Hadi Poernomo, mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan. Sekitar setahun lalu, Poernomo yang juga mantan Dirjen Pajak ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Menurut laporan media pada Juni 2010, Hadi memiliki aset di Pantai Lovina, Buleleng. Lovina adalah pusat wisata paling populer di Bali utara. Di sini, Hadi memiliki Hotel Aneka Lovina yang menggunakan nama anak pertamanya, Ratna Permata Sari.

Seperti yang tertulis media, hotel ini memiliki 24 kamar superior seharga US$ 75 (hampir Rp 700 ribu) per malam dan 35 vila seharga US$ 95 per malam. Aneka Lovina dikelola oleh PT Adi Jasa Sentosa, perusahaan perdagangan umum milik ketiga anak Freddy Eka Putra Husein dan Hadi Poernomo.

Seperti Wawan dan Hadi, seluruh aset milik koruptor di Bali berupa tanah dan bangunan. Asalkan mempunyai modal yang besar, bisnis real estate di Bali sangat menarik. Tanah merupakan komoditas populer di Bali.

Harga tanah di Bali sedang meroket. Dalam hitungan tahun, jumlahnya bisa berlipat ganda. Oleh karena itu, dijamin bagi pelaku real estate untuk mendapat untung dengan membeli tanah dan membiarkannya kosong.

Kesempatan itu, kata Wirata, juga dimanfaatkan para terdakwa kasus korupsi untuk membeli aset properti di Bali.

Djoko Susilo dan rumah mewahnya di Tabanan

Contohnya adalah Irjen Djoko Susilo, terdakwa kasus korupsi simulator ujian SIM. Ia memiliki aset rumah dan tanah di Kuta dan Tabanan. Rumah Djoko berada di kompleks perumahan elit Harvestland di Jalan Raya Kuta. Harga rumah di sini sekitar Rp 2,7 miliar.

Selain rumah mewah di Kuta, mantan Kasatlantas Polri ini juga memiliki tanah seluas 7.000 meter persegi di Desa Sudimara, Tabanan. Harga tanah tersebut diperkirakan sekitar Rp 4,3 miliar.

Dua aset tersebut disita KPK pada Maret 2013.

Angelina Sondakh dan mendarat di desa adat Kuta Utara

Terdakwa lain yang juga memiliki properti di Bali adalah Angelina Sondakh. Mantan Puteri Indonesia sekaligus anggota DPR itu membeli tanah seluas 1.000 meter persegi di Jalan Pantai Nelayan, Desa Adat Canggu, Kuta Utara.

Canggu terkenal dengan pantainya yang bagus untuk berselancar. Villa di sini juga banyak, sebagian besar milik orang asing, dengan nama penduduk lokal. Harga tanah berkisar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar per are atau 100 meter persegi.

Seperti dilansir Kompas.com, Angie membeli tanah tersebut seharga Rp 500 juta per hektar. Harganya saat ini sekitar Rp 1,2 miliar per are. Jika dijual totalnya bisa mencapai Rp 12 miliar. Namun, tanah yang disita KPK kini sedang dilelang senilai Rp 8,1 miliar.

Lagi pula, hingga akhir tahun lalu, belum ada yang membeli tanah tersebut.

Fuad Amin dan Apartemen Mahal di Denpasar

Terdakwa korupsi lain yang memiliki aset di Bali adalah Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron. Fuad yang didakwa melakukan pencucian uang, memiliki apartemen dengan 50 hingga 60 kamar. Apartemen ini berlokasi di Jalan Imam Bonjol, jalan utama yang menghubungkan Denpasar dan Kuta.

Menurut Kepala Badan Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha, apartemen senilai Rp16 miliar itu belum dibayar lunas. Fuad baru mencicil Rp 11 miliar.

Rumah mewah yang disita KPK menambah harta Fuad yang tersebar di Jakarta, Bangkalan, Surabaya, dan Bali.

Daftar di atas hanya sebagian dari aset dan koruptor yang berinvestasi di Bali. Ada beberapa nama lain yang dikabarkan memiliki hotel di sini, seperti Anas Urbaningrum, Jero Wacik, dan Djoko Tjandra, buronan korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Semua hanyalah nama dan harta yang sudah didengar lalu dibuktikan. Mungkin data sebenarnya lebih banyak. —Rappler.com

Anton Muhajir adalah seorang jurnalis dan blogger yang tinggal di Bali. Tulisannya kaya akan kearifan lokal tentang Bali. Baca blognya anton.nawalapatra.com dan ikuti Twitter-nya @antonemus.


Togel SDY