• November 28, 2024

Dilema investasi swasta di Indonesia Timur

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kadin siap memfasilitasi masuknya investasi swasta dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur. Tapi itu tidak akan mudah.

JAKARTA, Indonesia – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) pada Senin, 25 Mei menyatakan kesediaannya mendorong realisasi kerja sama dunia usaha dan investasi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) antara pemerintah dan investor swasta.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Koordinator Wilayah Timur, Annar Salahuddin pada acara tersebut Forum Perdagangan dan Investasi: KADIN Kawasan Timur Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta.

“Kami ingin mempercepat transfer teknologi ke wilayah timur serta terus mendorong keterampilan dan kewirausahaan di sana,” kata Lainnya.

Namun, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Imaduddin Abdullah menilai langkah KADIN bukanlah solusi tuntas.

“Belum ada insentif yang memadai bagi pihak swasta untuk masuk ke Indonesia Timur. Biaya produksi mereka mungkin meningkat. Coba kita bandingkan harga semen di Jakarta dengan harga semen, misalnya di Papua. Sedangkan variabel lain seperti suku bunga tidak mengalami perubahan, kata Imaduddin

Timur tertinggal

Terdiri dari sejumlah provinsi di Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, Papua, dan Sulawesi, KTI kerap digambarkan sebagai daerah “terbelakang”.

Faktanya, sejumlah data mewakili hal ini. Kontribusi CTI terhadap perekonomian Indonesia masih tergolong rendah. Di sisi lain, angka kemiskinan di sana juga relatif tinggi.

Berdasarkan kenyataan tersebut, KADIN berinisiatif menyelenggarakan Trade and Investment Summit: Kawasan Indonesia Timur.

Acara ini menjadi media berbagi informasi antar pemangku kepentingan dalam proses pengembangan bisnis dan investasi di Kawasan Timur Indonesia.

“Kami akan memfasilitasi perusahaan-perusahaan di berbagai sektor industri prioritas untuk memperoleh informasi mengenai potensi program pengembangan dan proyek yang ingin dilaksanakan,” kata Annar di sela-sela acara.

Negara harus hadir

Jika mendorong investasi swasta belum merupakan solusi tuntas terhadap permasalahan perekonomian di kawasan Indonesia Timur, lalu apa jawabannya?

Imaduddin menggarisbawahi pentingnya kehadiran negara. Negara harus hadir terlebih dahulu dan membangun kesiapan Kawasan Timur Indonesia agar pada akhirnya memiliki iklim investasi yang kondusif, ujarnya. menguasai dalam bidang studi pembangunan ini.

Kesiapan yang dimaksud Imaduddin tidak hanya sebatas kesiapan fisik seperti infrastruktur, namun juga mencakup kemampuan masyarakat dalam menghasilkan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi.

“Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) dibangun untuk menghubungkan perekonomian Surabaya dan Pulau Madura. Namun karena masyarakat Madura belum siap, tujuan tersebut belum tercapai, kata Imaduddin. Rappler.com

Keluaran SGP Hari Ini