• November 28, 2024

Berjalan-jalan ke Universitas Berkley

JAKARTA, Indonesia – University of Berkley menjadi perbincangan dalam beberapa hari terakhir. Apa yang menarik dari lembaga ini?

Kasus ijazah palsu mengemuka sepekan terakhir. Maklum, banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS), PNS, dan Polri yang mendapat gelar akademik dari berbagai kampus, yang diragukan keabsahannya. Universitas yang paling membingungkan adalah Universitas Berkley.

Bukan, bukan Universitas Berkeley di California.

Universitas ini merupakan lembaga pendidikan tinggi yang seluruh kegiatan belajar mengajarnya dilakukan secara individual on line. Namun ternyata universitas ini memiliki beberapa kantor cabang di berbagai kota, antara lain Jakarta, Bandung, Medan, dan Kuala Lumpur.

Di Indonesia, universitas ini bekerjasama dengan Lembaga Manajemen Internasional Indonesia (LMII). Pendaftaran dapat dilakukan melalui situs web. Calon mahasiswa yang berminat juga dapat melihat siapa saja alumni program ini yang sebagian besar menduduki jabatan tinggi di perusahaannya.

Dari tampilannya saja, situs LMII membuat masyarakat mempertanyakan kualitas layanannya. Banyak sekali kesalahan ejaan, penggunaan huruf besar yang ceroboh, dan pencampuran bahasa yang tidak tepat. Tata Letak situs tersebut juga sepertinya hanya digunakan templat dari Blogspot tanpa fitur khusus.

Salah satu yang paling menarik adalah rektor University of Berkley di Indonesia. Namanya Prof. Dr. Liartha S. Kembaren SE, SH, MSi, DR, PhD, DBA, EdD, CPC.

Bertanya-tanya berapa dekade yang harus dia habiskan di sekolah untuk mendapatkan nilai sebanyak itu? Anda tidak sendiri.

“Rektor juga akan diperiksa, siapa yang bisa masuk universitas untuk mendapatkan gelar sebanyak itu?” tanya Menteri Riset dan Teknologi M. Nasir, Senin, pukul Detik.com. “Tidak mungkin, bagaimana caranya? Bagaimana Anda mengelola itu? Benar-benar luar biasa.”

University of Berkley membuka kantor perwakilan di Jakarta. Alamatnya di Gedung Yarnati Lantai 2 Jalan Proklik No. 44 Menteng, Jakarta Pusat. Kantor tersebut hanya memiliki dua ruangan – kantor administrasi dan ruang kelas.

Saat sidak di kantor tersebut, Menristek menemukan beberapa hal aneh, salah satunya adalah ijazah yang dipajang.

“Ini salah. “Memang ada direktur pembelajaran dan kemahasiswaan Dikti bernama Ny. Illah, tapi saya yakin itu ijazah palsu dan bukan dia,” kata Nasir sambil memegang ijazah tersebut, seperti dikutip dari Antara. media.

“Format ijazah luar negerinya beda, tidak seperti itu. Saya akan melaporkannya kepada pihak berwenang.”

Tampaknya izin operasional tersebut hanya izin kursus, bukan izin penyelenggaraan pendidikan tinggi.

“Lembaga manajemen internasional Indonesia ini mengaku bekerjasama dengan University of California, Berkeley, Amerika Serikat. Namun saat dicek, ternyata Dikti tidak pernah mengeluarkan izin tersebut. Ini adalah kampus yang gelap. “Izin yang dikeluarkan hanya untuk kursus,” kata Nasir, pada media.

Rektor berbicara. Dia bingung kenapa institusinya dipertanyakan.

“Tidak ada (Universitas Berkley) yang fisik. Hanya menggunakan nama LMII. 10 tahun sudah ada di Indonesia. Ini untuk program studi MBA, PhD dan MM, pascasarjana. “Ini universitas berbasis internet, tidak perlu izin,” kata Rektor Liartha kepada media.

“Yang mengejutkan saya, semua peserta berasal dari kedutaan dan tidak pernah mengeluh. Sekarang mari kita bicara, mereka semua (mahasiswa) kedutaan. Oleh LMII ini untuk Universitas Berkley.”

Liartha juga bertemu dengan media lain. Ia menjelaskan tentang kampus yang dipimpinnya.

“Kamu bisa belajar on line,” ujarnya. “Kalau mau, program doktor di sini bisa selesai dalam tiga bulan. Kalau mau dokter kehormatanhanya Rp. 45 juta.”

Biayanya tidak mahal dibandingkan kampus lain di Indonesia. Untuk gelar master hanya membutuhkan sekitar Rp35 juta dan untuk gelar doktor sekitar Rp57 juta.

Sebagai perbandingan, program magister Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia menghabiskan biaya hampir Rp 80 juta untuk masa studi dua tahun.

Mengunjungi Universitas Berkley di Amerika

Mungkin jika kampus di Indonesia kurang membingungkan, Anda bisa mengunjungi pusat University of Berkley di Amerika.

Situs web universitas Ternyata tak kalah ajaibnya dengan website LMII. Salah satunya adalah tombol-tombol di panel kiri. Selain program, perkenalan dan jenis layanan, ada menu menarik bertajuk “You.. Your Degree.. and The Wizard of Oz.” Kontennya mencoba menghubungkan cerita Penyihir Oz dengan layanan yang diberikan.

Kisah di atas seolah memberikan pesan bahwa pendidikan itu tidak penting, yang terpenting adalah ijazah, dan University of Berkley adalah jawabannya.

Bukan hanya Menristek yang kesal dengan institusi pendidikan seperti ini. Bahkan orang yang benar-benar kuliah pun merasa marah.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pun kesal dengan kasus yang melibatkan kampus yang mirip dengan nama almamaternya. Ridwan merupakan alumnus program master di University of California, Berkeley.

“Tidak mungkin universitas bagus di dunia membuka cabang di negara lain yang kampusnya swasta. “Sebagai alumni Berkeley, saya merasa kecewa,” ujarnya media.

Lalu bagaimana denganmu? Apakah Anda marah atau tertarik untuk mencari gelar tambahan dengan mudah? —Rappler.com

link alternatif sbobet