Pendidikan SMA ‘darurat’ Jawa Barat
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Duh, sepertinya banyak siswa SMP di Jabar yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena tidak tersedia ruang kelas, dana pendidikannya disalurkan ke mana?
BANDUNG, Indonesia – Satu dari dua siswa SMP di Jawa Barat tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Padahal ada alokasi pendidikan sebesar Rp 3 triliun selama setahun.
Apa yang terjadi dengan Jawa Barat?
“Karena ruang kelasnya tidak ada,” kata Kepala Bappeda Jabar Denny Juanda di Gedung Sate Jalan Diponegoro Bandung, Senin, 24 Maret 2015.
Meski Jawa Barat memiliki beberapa perguruan tinggi berkualitas, seperti Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjadjaran, nampaknya provinsi ini masih kesulitan menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai bagi warganya.
Senin lalu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menyatakan provinsi berpenduduk 46 juta jiwa ini darurat pendidikan sekolah menengah atas (SMA).
Indikasinya, angka partisipasi kasar (GRE) siswa SMA/SMK dan sederajat di Jawa Barat berada di bawah rata-rata nasional dan tergolong rendah. Hanya 51 persen lulusan SMP yang melanjutkan ke SMA/SMK.
Janji untuk membangun gedung sekolah
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Pemprov berjanji akan memperbanyak pembangunan gedung SMA. Terutama di daerah terpencil dan padat penduduk.
Menurut Ahmad “Aher” Heryawan, Gubernur Jawa Barat, pembangunan gedung SMA akan dipusatkan di wilayah selatan dan utara. “Petanya banyak, Jawa Selatan dan Barat Laut banyak yang hilang,” ujarnya.
Kemana perginya dana bantuan sekolah Rp 3 triliun?
Denny menyadari rendahnya APK SMA di Jawa Barat merupakan permasalahan serius. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, maka akan menggagalkan program wajib belajar sembilan tahun. Ia juga menekankan pentingnya anggaran pendidikan sebesar 20 persen.
“Alokasi dana pendidikan harus 20 persen. Selain BOS (Bantuan Operasional Sekolah) ada Rp 3 triliun. Gunakan di sana (bangun ruang kelas). Hentikan pekerjaan yang tidak strategis. “Itu penting,” tegas Denny.
Berjanji untuk meningkatkan partisipasi siswa sebesar 95 persen
Gubernur Aher menyatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan untuk meningkatkan APK tingkat SMA. Dia menargetkan APK bisa mencapai 95 persen ketika pensiun nanti.
“Mudah-mudahan setelah saya pensiun sebagai Gubernur Jabar, APK bisa mencapai 95 persen,” kata Heryawan. —Rappler.com