• November 26, 2024
Jokowi menghentikan pengoperasian terminal regasifikasi Arun

Jokowi menghentikan pengoperasian terminal regasifikasi Arun

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Terminal penerima dan regasifikasi LNG Arun milik Pertamina mendapat pasokan awal sebanyak 119 ribu meter kubik dari Tangguh. Pengiriman gas pertama ke Belawan akan dimulai bulan ini.

BANDA ACEH, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Senin 9 Maret 2015 meresmikan Terminal Penerimaan dan Regasifikasi Arun LNG Pertamina di eks Kompleks Kilang PT Arun, Blang Bancang, Lhokseumawe.

Saya hanya berpesan, terminal dan regasifikasi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Aceh karena merupakan kawasan industri yang sudah ada sejak lama, sejak tahun 1970-an, kata Jokowi.

Seperti diketahui, PT Arun diresmikan pada tahun 1978 oleh Presiden Soeharto. Namun sejak Oktober lalu, Kilang Arun sudah berhenti memproduksi gas alam cair (LNG) untuk diekspor ke luar negeri, khususnya Jepang dan Korea Selatan.

Sebagian aset Arun telah diubah menjadi terminal penerimaan dan regasifikasi milik PT Perta Gas yang merupakan anak usaha Pertamina. Untuk proses regasifikasi di lokasi tersebut, LNG didatangkan dari Tangguh, Papua dan Bontang.

Selanjutnya gas alam cair didistribusikan ke industri-industri di Aceh dan Sumatera Utara. Di tempat itu juga terdapat aset berupa tanah yang luasnya mencapai lebih dari 2.000 hektar.

Jokowi berharap pemerintah Aceh dapat mendorong investor untuk berinvestasi membangun kawasan industri di tempat tersebut.

“Industri didorong untuk datang ke sini karena harga gas lebih murah dibandingkan menggunakan bahan bakar dan batu bara. Tanahnya sudah siap, gasnya sudah siap, apa lagi. Pembangkit listrik Lebih hemat juga kalau pakai gas, kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Saya berharap segera dibangun industri yang sumber bahan bakunya ada di Aceh. Hal ini untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di provinsi Aceh.”

Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina, dalam laporannya mengatakan terminal penerima dan regasifikasi LNG Arun berkapasitas 400 juta kaki kubik per hari.

“Terintegrasi dengan pipa gas Arun-Belawan sepanjang 350 kilometer. Terminal ini akan menerima pasokan LNG dari Tangguh dan Bontang serta luar negeri, ujarnya.

Ditambahkan, pasokan awal bahan baku sebanyak 119 ribu meter kubik didatangkan ke Terminal Arun dari Tangguh pada 19 Februari. Setelah diisi ulang, pengiriman gas pertama ke Belawan akan dilakukan pada bulan ini.

“Pelanggan pertama adalah PLN, untuk keperluan pembangkitan listrik yang akan mengatasi krisis listrik di Aceh dan Sumut,” jelas Dwi. “Untuk industri, kami berharap kebutuhan gas di Aceh dan Sumut bisa terpenuhi dari sini.”

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah berharap aset eks PT Arun bisa dikelola secara terpadu agar tidak disengketakan oleh pihak tertentu. Pemerintah Aceh mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat pada akhir tahun lalu untuk mendapatkan hak pengelolaan aset eks PT Arun untuk kawasan industri terintegrasi.

“Kami meminta kepada Presiden untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan industri terintegrasi. “Selain tersedianya berbagai fasilitas bernilai triliunan, masih banyak alasan lain mengapa kami meminta hak pengelolaan dengan tujuan mengeluarkan Aceh dari kemiskinan yang berjumlah sekitar 17 persen,” ujar mantan Menteri Luar Negeri Merdeka ini. . Pemerintahan Gerakan Aceh. —Rappler.com

Keluaran Sydney