• November 28, 2024
Kompetisi Tim Transisi dan Teka-teki Penyelenggara Turnamen

Kompetisi Tim Transisi dan Teka-teki Penyelenggara Turnamen

Sempat dikritik dan dianggap lamban, Tim Transisi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mulai menggelar program turnamen terdekatnya. Turnamen ini diadakan dengan draft pra musim sebelum kompetisi liga profesional sebenarnya dimainkan oleh pemerintah.

Hasil pertemuan terakhir Tim Transisi pada Selasa 9 Juni 2015 malam menghasilkan nama dan klasifikasi klub peserta. Namun jadwal dan operatornya tidak diungkapkan secara jelas oleh tim pimpinan Bibit Samad Rianto.

Cheppy Wartono, anggota kelompok kerja komunikasi (pokja) tim transisi, mengatakan akan ada tiga kompetisi:

1. Piala Presiden

Kompetisi ini hanya diikuti oleh klub-klub Liga Super Indonesia (ISL), atau divisi teratas sepak bola Indonesia. Jumlah klub peserta mencapai 12 klub. 10 klub setuju menjadi peserta.

2. Piala Kemerdekaan

Kompetisi ini hanya diikuti oleh klub-klub dari kompetisi lapis kedua, Divisi Utama. Tim Transisi hanya membuka kompetisi untuk 20 klub dari total 52 klub Divisi Utama.

3. Piala Panglima TNI

Kompetisi ini diikuti oleh klub-klub dari ISL dan Divisi Premier. Komposisinya empat klub dari ISL dan empat klub dari Divisi Premier.

Namun, Cheppy mengatakan kepastian jadwal detailnya baru bisa diketahui setelah Kamis 11 Juni. Sebab akan ada pembahasan usulan dari masing-masing operator yang mengajukan diri untuk memainkan turnamen tersebut.

“Ada beberapa pilihan tanggal. Ada yang ingin mulai tanggal 26 Juni 2015, ada pula yang tanggal 2 Juli 2015. Tapi itu masih sebatas saran. Keputusan akhir ada pada usulan yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2015. “Di sana kalian akan mengetahui turnamen mana yang akan diadakan terlebih dahulu,” kata Cheppy.

Diakui Cheppy, Piala Presiden sudah paling siap digelar. Sebab sudah ada pernyataan kesiapan dari pihak promotor. Apalagi sudah ada 10 klub yang bersedia bergabung. Dua lagi masih didekati. “Keduanya masih dalam tahap konfirmasi. Saya yakin mereka akan segera menyatakan kesediaannya. “Kami berharap bisa terselenggara sebelum Ramadhan,” kata Cheppy.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan kompetisi tersebut kemungkinan akan digelar pada 2 Agustus 2015. Namun Tim Transisi menyebut kompetisi bisa datang lebih cepat.

Cheppy mengatakan, kompetisi harus dipercepat agar segera memenuhi ekspektasi pemain, pelatih, dan klub. Selain itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo juga berpesan agar kompetisi segera dimainkan.

Turnamen Piala Kemerdekaan sebenarnya dijadwalkan digelar pada 2 Juli 2015. Namun klub-klub Divisi Utama meminta turnamen tersebut ditunda. Tujuannya untuk memberikan waktu bagi klub peserta untuk mempersiapkan diri.

Khusus turnamen Divisi Utama, jumlah peserta yang terdaftar hanya 20 klub dari total 52 klub peserta Divisi Utama. Mereka akan diseleksi dengan melakukan verifikasi sesuai dengan Peraturan Klub Perizinan Seragam kedua dikeluarkan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Menurut Tim Transisi, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) memperoleh data klub-klub Divisi Utama. Data ini menunjukkan tingkat kelayakan klub untuk mengikuti turnamen tersebut. Dengan verifikasi ketat sesuai prosedur resmi sepak bola internasional, ia yakin tidak banyak klub Liga Utama yang lolos verifikasi.

Meski demikian, Cheppy menegaskan perubahan masih bisa terjadi. Batas waktunya adalah 11 Juni 2015. “Kepastian format dan skema turnamen baru memperbaiki 11 Juni,” kata Cheppy.

Tunggu keberanian klub

Klaim Tim Transisi yang menyebut sejumlah klub sudah sepakat mengikuti turnamen tersebut masih bisa dipertanyakan. Sebab, beberapa klub mengaku belum ada komunikasi dengan pihak tim. Klub-klub yang saya hubungi tidak berani menyatakan kesediaannya. Tampaknya mereka masih begitu tunggu dan lihat.

Sikap klub-klub tersebut sebenarnya bisa dimaklumi. Mereka tak mau cuek tampil di turnamen bentukan pemerintah karena khawatir. Sebab, jika ternyata PSSI kembali bangkit maka akan dikenakan sanksi berat.

Pengalaman telah membuktikan hal ini. Korbannya adalah Persebaya “asli” alias Persebaya 1927, Persibo Bojonegoro, dan Persema Malang. Keanggotaannya dicopot PSSI karena mengikuti kompetisi Liga Utama Indonesia (IPL) karena dualisme manajerial. PSSI menganggap IPL sebagai kompetisi spin-off sedangkan yang resmi adalah ISL.

Ketika kepemimpinan PSSI berganti dari Nurdin Halid menjadi Djohar Arifin pada tahun 2011, klub-klub IPL kembali diakui oleh PSSI. Sebaliknya, klub ISL dianggap tidak resmi.

Namun, roda nasib terus berputar. Rupanya Djohar sempat terpengaruh hingga akhirnya hanya mengakui satu kompetisi bernama ISL. Alhasil, banyak klub IPL yang tidak diakui PSSI. Kondisi inilah yang dikhawatirkan klub-klub.

Nah, jika kompetisi digelar berarti Tim Transisi berhasil meyakinkan klub-klubnya. Upaya meyakinkan mereka seharusnya lebih mudah. Pasalnya, status PSSI saat ini tidak sekuat dulu karena sudah disetujui FIFA.

Klub tidak perlu cemas. Mereka harus tetap realistis. Kalau dipikir logika, PSSI saat ini belum punya legitimasi. Sebab, organisasi yang dipimpin La Nyalla Mattalitti itu sudah mendapat sanksi dari FIFA. Apalagi, ketika PSSI sudah tidak bisa lagi memenuhi kewajibannya memainkan kompetisi dan melindungi klub, maka tidak salah jika klub “pindah ke tempat lain”. Yang terpenting, ada jaminan pertandingan akan terlaksana.

Selain itu, klub juga harus berpikir pragmatis – dalam arti positif. Mereka harus bersaing, berkompetisi, mengikuti turnamen agar roda perekonomian klub tetap berjalan. Mereka juga harus mulai kembali ke “khittah” Tujuan pendirinya: mengejar kemenangan di setiap pertandingan dan menghibur para penggemarnya.

Jika filsuf Perancis Rene Descarates mengatakan “Saya berpikir maka saya ada”, saya dapat menyarankan dan meminta klub untuk percaya “Saya bersaing maka saya ada”.

Operator kompetisi masih belum tahu apa-apa

Tim Transisi mengklaim ada tiga operator yang siap menjalankan tiga turnamennya. Zuhairi Misrawi, anggota kelompok kerja komunikasi tim transisi, dengan jelas menyebutkan siapa saja mereka.

Mereka:

1. PT Mahaka Sport and Entertainment (bagian dari jaringan bisnis konglomerat Indonesia yang juga pemilik klub Italia Inter Milan milik Erick Thohir).

2. Footballicious (dikenal dengan bisnis mendatangkan klub-klub Eropa ke Indonesia).

3. PT DBL Indonesia (bagian dari jaringan bisnis putra Dahlan Iskan, Azrul Ananda, yang terkenal dengan kesuksesannya setelah menggelar kompetisi bola basket Indonesia, NBL Indonesia).

Namun saat dikonfirmasi, ketiganya belum memberikan jawaban pasti. Mahaka Sports mengaku bukan promotor Piala Presiden. Mereka sebenarnya ingin mengadakan turnamen, namun namanya belum disepakati. “Kami ingin membuat turnamen untuk mengisi kekosongan kompetisi. Ini bukanlah inisiatif Tim Transisi. “Tapi ini inisiatif kami,” kata CEO Mahaka Hasani Abdulgani.

Dengan pernyataan tersebut, klaim Tim Transisi bahwa mereka didekati promotor karena ide tim tentang Piala Presiden terbantahkan. Tim Transisi ibarat calo penumpang bus dan Mahaka sebagai pemilik bus. Ketika sebuah bus datang, semua penumpang berkerumun dan mengklaim itu adalah bus broker.

Begitu pula PT DBL Indonesia. Media Manager PT DBL Indonesia Roky Maghbal justru kaget saat dihubungi. “Kami baru mengetahuinya dari media. Tapi bagaimanapun, terima kasih jika Anda mempercayainya. Namun saat ini kami masih fokus pada bola basket dan kegiatan lain di luar olahraga, kata mantan jurnalis olahraga tersebut.

Bagi Footballicious, pengalamannya mendatangkan Liverpool ke Indonesia dinilai menjadi modal dalam mengelola pertandingan. Namun belum bisa dipastikan mereka akan menjadi promotor turnamen mana.

Lagipula, mendatangkan klub dan menggelar pertandingan dalam rangkaian kompetisi yang panjang adalah dua hal yang berbeda. Kompetisi memiliki perlengkapan pertandingan yang kompleks mulai dari wasit, panitia penyelenggara hingga petugas keamanan. Jauh lebih sulit dibandingkan hanya menggelar satu pertandingan eksibisi dimana kesuksesan hanya diukur dari jumlah tiket yang terjual. –Rappler.com

Mahmud Alexander adalah jurnalis olahraga yang berbasis di sepak bola. Ia fokus pada sepak bola lokal dan olahraga yang menjadi keunggulan Indonesia.

SGP Prize