Jakarta Post mendukung Jokowi sebagai presiden Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ini adalah pertama kalinya Jakarta Post mendukung seorang kandidat dalam 31 tahun sejarahnya sebagai organisasi surat kabar
JAKARTA, Indonesia – Untuk pertama kalinya dalam 31 tahun sejarahnya, Pos Jakarta Surat kabar pada Jumat, 4 Juli, mendukung Joko “Jokowi” Widodo sebagai presiden.
Dukungan tersebut muncul lima hari sebelum 187 juta masyarakat Indonesia memilih presiden berikutnya pada tanggal 9 Juli dan di tengah perjuangan sengit kampanye yang telah memecah belah negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan negara Muslim terbesar di dunia. (Lihat perkembangan terkini mengenai kampanye dan pemilu di Indonesia di Rappler)
“Tidak ada kata netral ketika taruhannya sangat tinggi. Meskipun kami berupaya semaksimal mungkin untuk tetap objektif dalam pemberitaan, jurnalisme kami selalu berpijak pada landasan moral yang benar ketika pilihan serius harus diambil. Pos Jakarta editorial bertajuk “Mendukung Jokowi” kata. (BACA: Apa yang dipertaruhkan dalam pemilu Indonesia?)
Surat kabar tersebut mencatat bahwa mereka tidak pernah mendukung seorang kandidat di masa lalu. “Meskipun posisi kami sering kali jelas, namun Pos selalu berdiri di atas keributan politik.”
Ia menambahkan: “Tetapi dalam pemilu yang tiada duanya, kita secara moral terikat untuk berdiam diri dan tidak melakukan apa pun. Kami tidak mengharapkan persetujuan kami untuk mengubah suara. Namun kita tidak bisa berdiam diri jika alternatif yang ada terlalu sulit untuk dipertimbangkan.”
Dalam sebuah wawancara dengan LajuPemimpin Redaksi Jakarta Post, Meidyatama Suryodiningrat mengatakan mereka mengambil keputusan tersebut setelah melalui banyak pertimbangan di antara para editor dan staf senior, dan menambahkan bahwa persetujuan tersebut tidak boleh dianggap sebagai sikap jurnalis surat kabar tersebut.
“Kami nyatakan dukungan (kepada Jokowi dan Kalla) karena pemilu presiden tahun ini sangat menentukan masa depan Indonesia,” ujarnya kepada Tempo.
Jokowi melawan purnawirawan jenderal militer Prabowo Subianto, yang merupakan mantan menantu diktator Suharto. (BACA: Jokowi atau Prabowo? Pilihan yang Jelas)
Media menderita di bawah pemerintahan Soeharto. Banyak jurnalis Indonesia khawatir bahwa kepresidenan Prabowo akan membatasi kebebasan pers, karena ia sendiri telah dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu.
Pada periode awal kampanye tahun ini, Jokowi, mantan pengusaha furnitur yang kini menjabat Gubernur Jakarta, unggul besar atas Prabowo. Namun jumlahnya sudah berkurang secara signifikan. Para analis sekarang memperkirakan pemilu akan berlangsung ketat.
Sebagian besar perusahaan media di Indonesia berasosiasi atau dimiliki oleh keluarga bisnis yang tergabung dalam partai politik atau memegang posisi penting di pemerintahan. – Rappler.com