5 hal yang sudah dilakukan dengan baik oleh Jokowi dan 5 hal yang perlu diperbaiki oleh Jokowi
- keren989
- 0
Setahun berkuasa, masyarakat masih menilai Presiden Joko “Jokowi” Widodo belum “independen”.
Tarik ulur, persoalan mobil nasional, pembentukan kabinet, bahkan menteri-menteri Jokowi kerap menjadi sasaran kritik para anggota DPR dari PDI-Perjuangan. Bahkan menteri-menteri yang terang-terangan mengkritik menteri lain melalui media muncul di kabinet Jokowi.
Singkatnya, tahun ini pemerintah membuat banyak keributan. Dan sumber kegaduhan sebenarnya datang dari kalangan Jokowi, baik di pemerintahan maupun pendukung partai politik.
Saya termasuk orang yang tidak percaya bahwa Jokowi tidak memiliki kendali penuh atas pemerintahannya. Jokowi sedang melakukan konsolidasi kekuatan politik, termasuk merangkul koalisi Prabowo Subianto yang mencakup Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan bagian dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mungkin tidak semua orang diundang.
Dalam prosesnya, ia membiarkan konflik terjadi di sekelilingnya, seperti halnya Presiden Soeharto. Semua pihak merasa didengarkan, dekat dengan presiden. Yang pada akhirnya diputuskan adalah pilihan presiden. Tentu saja setelah Anda melakukan tarik tambang.
Setahun pemerintahan Jokowi, berikut catatan saya mengenai 5 hal yang sudah baik dilakukan oleh Jokowi dan 5 hal yang perlu diperbaiki.
5 hal baik
Jokowi rajin turun ke lapangan. Blusukan tersebut direncanakan karena sebagai presiden harus memperhatikan aspek keamanan dan protokol.
Improvisasinya di lapangan memungkinkannya menemukan bawahan yang tampak bekerja serius hanya jika dilihat oleh pejabat tinggi. Upacara. Misalnya inspeksi kebakaran hutan di Desa Damar Ulin, Kabupaten Banjar Baru, Kalimantan Tengah, dan inspeksi di Pelabuhan Tanjung Priok untuk mengatasi keterlambatan. waktu tinggal.
Jokowi mendengarkan suara-suara lain, baik dari masyarakat, termasuk pengguna media sosial. Hal itu menjadi bahan koreksi, misalnya dalam kasus kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), penerapan hukuman mati bagi narapidana narkoba Mary Jane, dan teguran menteri yang tindakan dan komentarnya tidak pantas. Bahkan ada yang diganti pada reshuffle kabinet jilid 1, 12 Agustus lalu.
Jokowi melanjutkan diplomasi makan siang dan makan malam yang mengundang berbagai kalangan untuk menjelaskan kebijakan dan mendengarkan masukan.
Kelompok bisnis, aktivis sipil, relawan, pemimpin media, asosiasi dan komunitas adat bergantian mengundang ke istana untuk berdialog. Tantangannya adalah untuk bisa memilih dari sekian banyak bisikan yang terbaik bagi masyarakat.
Jokowi menunjukkan gaya hidup sederhana. Meski bepergian ke luar negeri dengan pesawat kepresidenan yang dibeli pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun jumlah rombongan Jokowi terbilang sedikit.
Sejauh ini kami belum mendengar ada pengusaha yang bergabung dengan grup tersebut. Media juga berkurang. Saat menikahkan anaknya, Jokowi memilih melakukannya di kampung halamannya di Solo. Bukan di istana.
Jokowi juga menghadiri wisuda putranya di Singapura dengan menggunakan pesawat komersial yang biayanya ditanggung oleh Jokowi sendiri.
Jokowi cukup konsisten dengan program andalannya, swasembada pangan. Harga pangan naik, dan Jokowi harus mengimpor beras (kontroversi impor dan tidak impor memakan korban, menteri perdagangan diganti).
Namun Jokowi terus mendorong inovasi dalam produksi pangan. Saat mendengar peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) akan memanen varietas unggul IPB S3 dan IPB S4, Jokowi langsung menuju areal panen di Cikarang.
5 hal yang perlu ditingkatkan
Lebih independen dari kepentingan partai politikTerutama untuk mendukung partai politik. Dalam sejumlah kasus, misalnya penunjukan Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri dan usulan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Serta menangani kasus-kasus pelanggaran HAM lama, seperti kasus Munir dan tragedi Trisakti dan Semanggi, serta kasus-kasus yang terjadi pada masa pemerintahannya, termasuk Salim Kancil yang menjadi korban di Lumajang.
Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, dan pasti menolak intervensi partai politik, serta pengaruh kelompok yang bersaing memperebutkan jabatan di pemerintahan dan perusahaan pelat merah.
Merespon masalah dengan lebih cepat. Jokowi akhirnya mengeluarkan 4 paket ekonomi untuk membendung perlambatan ekonomi. Namun paket-paket tersebut dinilai terlambat diumumkan dan belum siap dengan peraturan pelaksanaan, termasuk keputusan menteri.
Beberapa di antaranya mungkin baru bisa dilaksanakan pada tahun depan, meski situasi perekonomian dalam negeri semakin memburuk, terbukti dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7% dari janji Jokowi sebesar 7% saat pertama kali menjabat.
Janji-janji Jokowi bisa dibaca di sini. Publik lokal dan internasional melihat kelambanan Jokowi ketika akhirnya memutuskan menerima bantuan internasional untuk memadamkan asap di lahan gambut.
Jokowi diharapkan segera menghentikan gesekan terbuka antar anggota kabinet agar tidak menjadi tontonan umum. Misalnya saja kasus perseteruan Menteri Koordinator Rizal Ramli dengan Menteri ESDM Sudirman Said terkait kasus listrik 35.000 MW dan kelanjutan operasi penambangan Freeport Indonesia.
Ini memang era demokrasi, namun pertarungan di depan umum pada akhirnya menimbulkan pertanyaan, “Pemimpin macam apa ini?
Jokowi sebagai seorang pemimpin tidak boleh membiarkan menterinya diserang oleh masyarakat karena menjalankan perintahnya. Hal serupa terjadi pada kasus kereta supercepat Jakarta-Bandung dan juga Freeport. Jokowi juga harus memastikan adanya pengawasan terhadap pelaksanaan seluruh program dan perintahnya.
Jokowi harus mengkomunikasikan dengan jelas arah kebijakan ekonominya kepada masyarakat agar tidak terjadi kebingungan. Di satu sisi mendorong deregulasi dengan menyederhanakan regulasi perizinan, di sisi lain menunjukkan tanda proteksi.
Lokasi Sang Ekonom mencermati kecenderungan Jokowi menerima investasi asing berdasarkan proyek pembangunan tertentu. Ini seperti, ayo, ayo berinvestasi, tapi saya yang memutuskan sektor mana yang bisa Anda masuki.
Jokowi menunjuk delapan perempuan di kabinetnya, serta 9 perempuan di panitia calon pimpinan KPK. Tapi saya belum merasakan adanya perhatian yang serius terhadap isu-isu terkait pemberdayaan perempuan. Bahkan kejahatan terhadap anak yang ditempatkan dalam tahanan darurat belum mendapat perhatian serius.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mendorong penyediaan ruang menyusui. Itu bagus. Namun untuk bidang lainnya terkait dengan apa yang disampaikan Koalisi Indonesia Beragam Rapor Merah 100 Hari Jokowi-JK di bidang pemberdayaan perempuan pada bulan Februari 2015 belum ada kemajuan yang berarti.
Saya sering mendengar bahwa yang terbaik adalah mempelajari cerita wayang untuk memahami politik di Indonesia. Perselisihan politik, intrik, bisikan dan rayuan adalah bagian dari apa yang harus dilalui oleh kekuasaan. Sebagai orang Jawa, Jokowi tentu memahami hal ini, begitu pula kebanyakan presiden-presiden terdahulu.
Masalahnya, tidak semua WNI adalah orang Jawa. Daripada menciptakan situasi seperti cerita wayang yang kabur dan sulit diprediksi, masyarakat Indonesia dan internasional menginginkan kejelasan strategi dan implementasinya. Hanya kata-kata dan tindakan. Selamat tahun kedua, Presiden Jokowi. —Rappler.com
BACA JUGA:
Uni Lubis adalah jurnalis senior dan Eisenhower Fellow. Dapat disambut di @UniLubis.