• October 6, 2024
Tekan Menpora, PSSI konsolidasi pendukungnya

Tekan Menpora, PSSI konsolidasi pendukungnya

Sejumlah mantan Ketua Umum PSSI dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga berkumpul di kantor PSSI. Upaya untuk memenangkan opini publik.

JAKARTA, Indonesia – Simpati masyarakat terhadap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dalam perbaikan tata kelola sepakbola menyudutkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Mereka pun mengumpulkan sejumlah rekannya pada Kamis 25 Juni 2015 malam.

Mereka terdiri dari purnawirawan TNI, mantan pengurus PSSI, dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Mereka antara lain Agum Gumelar, Nurdin Halid, Maulwi Saelan (ketiga mantan Ketum PSSI), Hayono Isman, Roy Suryo, Adhyaksa Dault (ketiga mantan Menpora), dan IGK Manila (purnawirawan TNI). Selain itu ada pula pengusaha Nirwan Bakrie.

Mereka kemudian membuat pernyataan. Di bawah ini adalah audio lengkapnya.

1. Kami mohon kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak. Yoko Widodo guna menjamin harkat dan martabatnya PSSI segera dipulihkan dengan mengembalikan segala kewenangan sepak bola ke PSSI, agar sanksi FIFA bisa segera diberikan mengingat.

2. Kami menegaskan tidak akan ada upaya terselubung dari pihak manapun segala sesuatu yang dapat menimbulkan benih perpecahan yang mendalam keluarga besar sepakbola Indonesia. Sebab PSSI hanya ada satu Kita harus hormati dan kawal sesuai hasil Kongres PSSI di Surabaya 18 April 2015 yang mana Pak. La Nyalla memilih Mahmud Mattalitti selaku Ketua Umum PSSI bersama 14 anggota Komite Eksekutif lainnya.

3. Kami juga menanyakan kepada seluruh anggota PSSI, baik klub, asosiasi Provinsi serta Pemain, Pelatih dan Asosiasi Futsal tetap tinggal kokoh dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip sepak bola yang menjadi landasannya rumah sepak bola kita yaitu Statuta PSSI dan Statuta FIFA.

Mereka pun kompak mengecam Menpora Imam Nahrawi yang membekukan PSSI. Misalnya, Agum Gumelar menuding penangguhan itu menyebabkan federasi pimpinan La Nyalla Mattalitti terpuruk ke titik terendah. “Ini hasil intervensi Menpora,” kata Agum.

Faktanya, skorsing diberikan kepada PSSI karena buruknya manajemen sepak bola Indonesia. Mulai dari tunggakan gaji pesepakbola, klub tak bayar pajak, klub tak berbadan hukum, hingga dunia usaha menentukan kecocokan yang tak pernah diselesaikan PSSI. Padahal, semua ketentuan tersebut tertuang dalam peraturan klub profesional sebagaimana diamanatkan FIFA.

(BACA: Semua Lemah Selidiki Penentuan Skor PSSI)

Sejumlah tokoh tersebut sebenarnya juga punya sejarah kelam di PSSI. Nurdin Halid misalnya. Ia merupakan Ketua Umum PSSI pertama yang memimpin organisasi tersebut dari balik jeruji penjara. Dia juga merupakan rezim selama delapan tahun kepemimpinannya di organisasi tersebut.

Sedangkan Nirwan Bakrie adalah seorang pengusaha bernama dana dikatakan telah dicairkan kepada PSSI dan PT Liga Indonesia (PT LI). Utang PT LI kepada Nirwan Bakrie tercatat sebesar Rp10 miliar dan tanpa dokumen resmi.

Administrator dan pemain meragukan pernyataan tersebut

Seorang pengurus klub yang enggan disebutkan namanya merasa heran dengan sikap PSSI. Menurutnya, ini bukan kali pertama PSSI melakukan manuver kontraproduktif.

Sebelumnya, Menpora PSSI Imam Nahrawi kubu melawan Persipura Jayapura (jika pertandingan melawan Pahang FA dibatalkan), Menpora melawan Komisi X DPR RI, dan kali ini memanggil manajemen lama untuk dimintai keterangan.

“Menurut saya, kalau PSSI merasa diakui FIFA, silakan saja. Sebagai TIDAKYa, patuhi desakan pemerintah untuk memperbaiki pengelolaan. Bagaimanapun itu juga bagus untuk sepak bola dan klub di masa depan. Mudah memasak”kata pengurus klub asal Sumatera itu.

Salah satu pemain mengatakan hal yang sama. Menurutnya, PSSI sudah keterlaluan membawa persoalan sepak bola ke level Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Masalah sebenarnya, kata dia, tidak terlalu besar.

“Saya melihatnya di berita. Aneh juga, kalau begitu, semua mantan adminnya keluar, Segalanya. Tapi, di mana mereka kalau kita tidak menerima gaji? Di sana rekan-rekan kami meninggal. Rekan-rekan kami berhutang di sana-sini. Saya kaget dengan PSSI. Apakah mereka politisi atau administrator sepak bola?” kata pemain yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

Ia menilai Presiden tidak perlu ikut campur dalam permasalahan seperti ini. “Kalau tidak dibayar, dilupakan, Presiden baru harus turun tangan. Karena ini persoalan kemanusiaan, ujarnya. —Rappler.com

sbobet