• November 25, 2024
Rupiah dan mata uang Asia lainnya terus melemah

Rupiah dan mata uang Asia lainnya terus melemah

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

JAKARTA, Indonesia – Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memperkuat nilai rupiah, termasuk meluncurkan paket kebijakan ekonomi pada awal bulan ini. Pasar tidak merespons positif. Pada perdagangan Rabu pagi, rupiah melemah 85 poin menjadi Rp 14.637 per dolar AS.

“Pelaku pasar uang bereaksi negatif terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia baik tahun ini maupun tahun 2016. Kondisi ini mendorong nilai tukar rupiah terus tertekan hingga mencapai level Rp14.600 per dolar AS,” ujar Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas, pada hari Rabu tanggal 23 September 2015.

Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut dinilai berdampak pada laju bisnis di dalam negeri yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian Indonesia di masa depan.

“Pelemahan rupiah memang mengejutkan, diperkirakan akan terus berlanjut, apalagi kebutuhan dolar AS cenderung meningkat menjelang akhir bulan ini dan kuartal III. Secara fundamental, tidak ada hal positif bagi rupiah, jika nilai tukar dalam negeri menguat, itu hanya sentimen teknis net,” kata David Nathanael Sutyanto, kepala penelitian First Asia Capital.

Mata uang Asia lainnya juga melemah

Rupiah bukan satu-satunya yang melemah di Asia. Pasar mata uang Asia melemah setelah data menunjukkan melemahnya sektor manufaktur Tiongkok yang memicu kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global, sehingga mendorong investor untuk melakukan lindung nilai terhadap aset.

Indeks manajer pembelian (PMI) Tiongkok turun ke level terendah sejak Maret 2009 pada bulan September.

“Penurunan ini menunjukkan industri manufaktur berada pada titik krusial dalam proses transformasi struktural,” kata He Fan, kepala ekonom di Ciaxin Insight Group.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, Tiongkok merupakan mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi global. Pelemahan di Tiongkok berdampak pada pasar global.

Dolar Australia, yang sangat bergantung pada ekspor sumber daya ke Tiongkok, turun 0,66 persen pada Rabu sore. Rupiah melemah 0,79 persen pada Rabu sore, mencapai titik terendah dalam 17 tahun. Sedangkan won Korea Selatan melemah 1,02 persen, ringgit Malaysia 1,08 persen, dan rupee India 0,15 persen. Baht Thailand dan dolar Singapura juga melemah.

Yen Jepang – yang dianggap sebagai investasi paling aman selama krisis – menguat terhadap dolar namun melemah terhadap euro.

“Hal ini menegaskan kekhawatiran yang ada di pasar bahwa kondisi Tiongkok sebenarnya lebih buruk dari yang diyakini dan ada banyak ketidakpastian mengenai keadaan sebenarnya perekonomiannya,” Emma Lawson, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank, mengatakan kepada Bloomberg. — Laporan dari Antara, AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

Toto SGP