• November 25, 2024

Bajai App percaya diri menjadi aplikasi transportasi alternatif di Indonesia

Demam layanan diskusi Transportasi bisa dikatakan sedang hits di Indonesia, khususnya Jakarta. Melayani diskusi Taksi, mobil, dan ojek tersedia di ibu kota ini. Faktanya, layanan diskusi Misalnya saja ojek yang tidak hanya disediakan oleh satu atau dua pemain saja, namun juga menarik sejumlah pemain baru yang ingin memanfaatkan peluang tersebut.

Beberapa waktu lalu layanan lain muncul diskusi transportasi yang disebut target moda transportasi Bajaj Aplikasi Bajaj.

Bajai App adalah sebuah aplikasi Seluler yang mulai dikembangkan Feryanto Njomin dan sejumlah rekannya pada April lalu. Dengan tujuan mulia untuk meningkatkan taraf hidup pengemudi Bajaj dan mengurangi kemacetan lalu lintas di ibu kota, tim Bajai App mulai melakukan survei pada awal Januari. Feri berkata:

“Untuk lebih memahami kebutuhan konsumen, kami mulai melakukan survei sejak awal Januari. Kami sendiri pernah merasakan pengalaman menjadi penumpang, bahkan pengemudi. Dengan begitu, kami mengetahui permasalahan yang mereka hadapi, dan bagaimana menentukan tarif yang tepat.”

Tarif yang ditentukan oleh Bajai App tidak sama dengan aplikasi diskusi transportasi lainnya. Jika aplikasi diskusi Ojek misalnya, menentukan tarif berdasarkan jarak yang ditempuh, Bajai App mengklaim menggunakan algoritma khusus.

“Kami menggunakan algoritma canggih yang tidak hanya menentukan tarif berdasarkan jarak perjalanan, tetapi juga kondisi jalan, waktu, dan cuaca. “Kami menerapkannya agar tarif yang dikenakan adil, tidak hanya bagi penumpang tetapi juga bagi pengemudi,” kata Yusak Oey, salah satu pengembang aplikasi Bajai App.

Sama seperti layanan diskusi Secara umum, pengguna hanya perlu menentukan lokasi penjemputan dan tujuan. Nantinya, aplikasi Bajai akan menampilkan tarif yang harus dibayar pengguna.

Menariknya, jika penumpang lebih dari satu atau penumpang tersebut membawa barang yang membutuhkan layanan lift, Bajai App akan mengenakan biaya tambahan sebesar Rp 5.000. Pengguna juga dapat memberikan tips kepada pengemudi bajaj melalui fitur Tips.

Sah, tapi peraturannya memberatkan

Aplikasi Bajai sendiri diluncurkan pada Juni tahun lalu dalam masa uji coba. Hingga saat ini tim Bajai App yang beranggotakan 10 orang masih terus menyempurnakan dan menambah fitur pada aplikasi ini.

Rencananya sekitar dua bulan fungsinya akan siap, kata Fery.

Menurut Fery, berbeda dengan pelayanan diskusi Bentuk transportasi lain yang menimbulkan kontroversi mengenai legalitas, aplikasi Bajai berada di bawah bimbingan Organda.

Bajaj diatur oleh pemerintah, tambahnya.

Namun meski kami bekerja sama dengan Organda, ada satu peraturan pemerintah yang masih menjadi kendala bagi Bajai App, yaitu tidak memperbolehkan bajaj melintasi jalur protokol. Tentu saja hal ini dapat membatasi jumlah pelanggan yang ingin naik becak, terutama yang ingin melakukan perjalanan jarak jauh. Kalaupun bisa lewat jalan kecil, waktu tempuhnya mungkin lebih lama.

Terkait hal itu, Fery mengatakan, pihaknya sedang berupaya mengajukan izin agar becak bisa melintas di sepanjang jalan protokol.

“Mudah-mudahan iya, karena bajaj juga bisa mengurangi kemacetan. Ukurannya juga lebih kecil dari taksi, tapi muat 2-3 penumpang, tambahnya.

Armada terbatas

Selain mengembangkan aplikasi, tim Bajai App juga sibuk mengedukasi pengemudi Bajaj dalam menggunakan aplikasinya.

“Ini adalah salah satu tantangan kami. “Bukan hal yang aneh jika kami bertahan di pangkalan hingga subuh,” kata Fery.

Hingga saat ini baru sekitar 100-200 pengemudi bajaj yang bergabung.

“Sebenarnya yang mendaftar sudah ribuan, tapi harus kita edukasi satu per satu. Jadi hanya itu yang ada siap,” jelas Yusak.

Karena hanya menyasar bajaj biru, armada Bajai App relatif terbatas. Menurut tim Bajaj, total armada Bajaj biru yang ada di Jakarta hanya ada jumlah 7.000. Bandingkan dengan armada dinas diskusi yang lainnya berjumlah hingga puluhan ribu. Melayani diskusi ojek, misalnya, bahkan bisa bertambah jumlahnya karena siapapun yang memiliki sepeda motor dan memenuhi kriteria bisa bergabung menjadi pengemudi.

Soal hal tersebut, Fery mengaku tak khawatir. Meski menambah jumlah armada sulit, tim akan mengembangkan jenis layanannya.

“Kami berencana juga menyediakan layanan logistik. Atau kalau berhasil, kami juga akan menjajaki sarana transportasi lain.”

Monetisasi lambat, fokus pada jaringan pengguna

Ketika ditanya tentang peminat jasa diskusi Bajaj ini, kata Fery, sudah ada sejumlah pengguna yang menggunakan jasanya. Sayangnya, dia enggan menyebutkan rincian pasti jumlah pesanan atau transaksi yang dilakukan. Hingga saat ini, aplikasi Bajai yang hanya tersedia untuk platform Android telah menerima sekitar 500-1.000 unduhan di Google Play.

Terkait monetisasi, tim Bajai App masih bekerja secara online bootstrap mengaku belum memikirkan hal tersebut karena masih fokus menggaet pengguna. Namun, Bajai App tampaknya tidak akan menerapkan sistem komisi seperti layanannya diskusi transportasi lainnya.

“Intinya, kami ingin menjadikan layanan ini gratis. “Kami tidak akan memungut komisi,” kata Fery.

Kedepannya, Fery mengatakan Bajai App juga berencana melakukan ekspansi ke kota-kota lain di Indonesia. Tim Bajai App kini juga mengembangkan aplikasinya untuk platform iOS guna menjangkau lebih banyak pengguna.

Melihat berbagai kendala yang dihadapi, Bajai App nampaknya menghadapi banyak kesulitan untuk bertahan di sektor jasa diskusi mengangkut. Apalagi layanannya banyak sekali diskusi transportasi lain yang dapat dipilih pengguna.

Namun, menarik untuk melihat strategi apa yang akan digunakan tim Bajai App untuk mengatasi kendala tersebut. Yang jelas kualitas pelayanan, keamanan, kenyamanan dan harga menjadi beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam suatu pelayanan diskusi transportasi untuk bertahan di industri ini. — Rappler.com

Artikel ini sebelumnya pernah dimuat di situs berita teknologi dan startup Asia Teknis.

BACA JUGA:

sbobet mobile