• November 24, 2024
Menang tapi bukan jaminan emas

Menang tapi bukan jaminan emas

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Hasil positif diraih Timnas U-23 Indonesia dengan mengalahkan Malaysia 1-0. Namun, belum cukup meyakinkan untuk meraih medali emas SEA Games 2015 di Singapura.

Timnas U-23 Indonesia akhirnya menang 1-0 melawan Malaysia U-23 dalam laga uji coba di Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Kamis 21 Mei 2015. Gol semata wayang dicetak Wawan Febrianto pada menit ke-37.

Gol Wawan sangat istimewa karena dicetak dari luar kotak penalti. Gol tersebut bermula dari tendangan sudut. Bola bagian tertentu mental menuju posisi Wawan di luar kotak penalti. Wawan kemudian menendang dengan bagian dalam kaki kirinya. Bola melengkung dan masuk ke pojok atas gawang Malaysia yang dijaga Mohamad Farhan Abu Bakar.

Pada laga kali ini, pelatih Aji Santoso memainkan skema 4-1-4-1. Barisan belakang diisi oleh Saiful Indra Cahya di posisi bek kanan dan Abduh Lestaluhu di posisi bek kiri. Duet belakang tengah dihuni pick terbaik yang dimiliki timnas saat ini, Hansamu Yama dan Manahati Lestusen.

Aji kembali menempatkan Ferinando Pahabol sebagai ujung tombak serangan. Di belakang Pahabol, posisi empat pemain diisi oleh Ahmad Nufiandani as sayap kanan dan Wawan Febrianto sebagai sayap kiri. Mereka mengapit Adam Alis dan Evan Dimas di tengah.

Pahabol menjadi ujung tombak karena Aji menginginkan permainan yang mengandalkan umpan-umpan terobosan. Pahabol yang lincah dan cepat menjadi pilihan utama. “Kami ingin bermain bersama jalan pintas dengan cepat. “Opsi terbaik adalah Pahabol,” kata Aji pada sesi latihan sebelumnya.

Meski begitu, permainan Timnas U-23 Indonesia sangat lancar. Meski ditempatkan di sayap kiri, Wawan kerap bertukar posisi dengan Nurfiandani. Gol Wawan membuktikan hal itu. Dia mencetak gol saat berada di sayap kanan.

Indonesia lebih banyak melakukan serangan di babak pertama. Namun pada menit ke-60, bek Hansamu Yama mendapat kartu kuning kedua. Alhasil, Indonesia harus bermain dengan sepuluh orang. Aji masuk Agung Prasetyo bukannya Hansamu. Dengan jumlah pemain yang lebih banyak, Malaysia melancarkan serangan dengan lebih lancar. Gawang Indonesia yang dikawal Muhammad Natshir beberapa kali mendapat ancaman.

Timnas Indonesia memang meraih hasil positif. Namun untuk bisa meraih medali emas SEA Games 2015, performa tim besutan Aji kurang meyakinkan. Menyelesaikan Pahabol belum optimal. Total, Indonesia punya tujuh peluang, namun hanya satu yang berbuah gol.

“Saya senang, prosesnya sesuai keinginan kami sesi informasi. Penempatan pemain yang mengharapkan bola liar di luar kotak penalti sudah tepat. Kami juga melatih semuanya. Namun PR-nya, masih banyak peluang yang tidak terekam. “Mungkin karena sudah lama tidak melakukan uji coba internasional,” kata Aji usai pertandingan.

Selain itu, mental pemain juga masih perlu diasah. Dalam kondisi tensi tinggi terbukti pemain mudah terpicu emosi. Beberapa kali pemain terlihat melakukan pelanggaran yang tidak perlu. Situasi tersebut akan berdampak buruk bagi timnas karena di Singapura laga melawan Myanmar dan tuan rumah Singapura berpotensi berjalan dengan tensi tinggi.

Jurnalis sepak bola senior Miftakhul Fahamsyah menilai performa timnas belum cukup meyakinkan untuk meraih medali emas. “Permainannya tidak terlalu bagus, tapi juga tidak terlalu buruk. Pemain berani memainkan bola dan tekanan sejak menit pertama di wilayah lawan. Itu bagus. Namun kartu merah yang diterima Hansamu Yama sangat disayangkan, kata penulis buku tersebut Cintai sepak bola Indonesia, meski kacau itu.

Mifta pun mengkritik permainan individu Pahabol. “Pahabol sangat bagus. Tapi dia terlalu banyak bermain sendirian. Tidak bisa bermain sebagai tim. “Saya lebih memilih dia bermain di babak kedua saat stamina lawan sedang terkuras,” kata Mifta. –Rappler.com

Singapore Prize