• November 25, 2024

Food for Work membantu 6.000 keluarga di Kota Zambo




Food for Work membantu 6.000 keluarga di Kota Zambo



















Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Program pangan untuk kerja WFP membantu warga Kota Zamboanga untuk bangkit kembali

MANILA, Filipina – Warga Kota Zamboanga terkena dampak perkelahian antar tentara pemerintah dan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) tidak mempunyai apa-apa setelah pertempuran tersebut.

Menurut warga Barangay Mampang, makanan sangat langka sehingga tidak ada yang mau menjual makanan.

Untuk mengatasi permasalahan mendesak ini, Program Pangan Dunia PBB (WFP) telah dimulai Program Makanan Untuk Bekerja di Kota Zamboanga. Program ini memberikan kesempatan kepada para penyintas untuk mendapatkan makanan yang diperlukan dan memulihkan martabat kemanusiaan mereka. Sebagai imbalan atas beras, para penerima manfaat diminta melakukan bagian mereka untuk merehabilitasi komunitas mereka.

WFP juga mengadakan seminar mengenai proyek mata pencaharian dan memberikan orientasi kepada warga tentang cara membangun kembali barangay mereka yang rusak, seperti dengan menanam pohon bakau di sepanjang area yang tidak terpakai di tiga barangay pesisir.

Kelaparan dalam konflik

Pertempuran militer Kota Zamboanga menewaskan ribuan famil dipindahkan. Lahan pertanian mereka dihancurkan dan dibiarkan membusuk ketika perjuangan bersenjata berlanjut selama dua minggu pada bulan September 2013.

Konflik tersebut mempunyai dampak langsung terhadap kesehatan perempuan dan anak-anak yang masih hidup. Sekitar 276 anak ditemukan kekurangan gizi menurut laporan pada bulan November 2013.

Ketahanan pangan

Inisiatif WFP mampu membantu 6.000 keluarga. Pada tanggal 3 April 2014, keluarga-keluarga ini mampu menghijaukan lahan seluas 502 hektar dengan hampir 5 juta hutan bakau.

Daerah yang paling rusak kini menjadi sumber bibit mangrove yang dikelola oleh unit pemerintah daerah. Industri perikanan juga dihidupkan kembali untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat.

Dari hanya satu karung beras untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap hari, kekhawatiran warga kini berkurang dalam hal memberi makan keluarga mereka. – Rappler.com








Pengeluaran Sidney