3 Poin Penting Perbincangan di Pasar Santa dengan Mendag
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pemerintah akan memberikan sertifikat HGB kepada UKM agar bisa dijadikan jaminan untuk mengajukan kredit ke bank
JAKARTA, Indonesia — Pada hari Jumat, 16 Oktober kemarin, Rappler bersama Eisenhower Society mengadakan acara ngobrol di pasar (#ngobroldimarket) bersama narasumber, Menteri Perdagangan Tom Lembong dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Pengusaha Pribumi Indonesia Persatuan (HPPI) Suryani Motik di Pasar Santa, Jakarta Selatan.
Sesi ini dimanfaatkan para pedagang dan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menyampaikan keluhannya terhadap kondisi perekonomian saat ini dan paket kebijakan yang baru saja diluncurkan pemerintah.
Berikut poin-poin komentar mereka:
Bagaimana UKM kreatif bersaing jika harga sewa naik?
Ini pertama kalinya Tom Lembong mengunjungi Pasar Santa sebagai Menteri Perdagangan. Ia mengaku banyak mendapat inspirasi dari para pedagang dan pemilik warung yang dinilai kreatif dan mampu bersaing dengan pasar modern seperti super mall.
Mengapa Pasar Santa Claus? “Karena dikenal sebagai tempat terciptanya inovasi-inovasi anak muda secara organik,” kata Tom. Ia berharap model Pasar Santa bisa ditiru di pasar lainnya.
Pasar Santa dianggap sukses karena mempunyai tujuan khusus. “Jangan bersaing dengan pasar modern. Bodoh. “Carilah yang sulit ditiru di pasar modern, seperti Pasar Santa,” ujarnya.
Namun dalam sesi obrolan para pedagang mengungkapkan bahwa berdagang di Pasar Santa Claus tidak selalu menyenangkan. Misalnya saja, seorang pelaku industri kreatif bernama Hamzah dari Bengkel Jus mengeluhkan harga sewa di Pasar Santa yang meroket setelah pasar ini menjadi destinasi kelas menengah dalam setahun terakhir.
Sebelumnya harganya Rp 16 juta, kata Hamzah. Kini harga sewanya mencapai lebih dari itu. Ia lantas bertanya, bagaimana UKM kreatif bisa bertahan?
Hal itu ditanggapi Tom dan berjanji akan membicarakannya dengan pengelola pasar di Jakarta.
Tn. Hamzah dari Workshop Jus Pasar Santa mengajukan pertanyaan: kepercayaan UKM kepada Menteri Perdagangan #ngoboldipasar pic.twitter.com/FLMAw1iXiV
— Febriana Firdaus (@febrofirdaus) 16 Oktober 2015
Sertifikat HGB untuk mempermudah kredit UKM
Sebagaimana disebutkan dalam paket kebijakan ekonomi Presiden Joko “Jokowi” Widodo, UKM akan menjadi perhatian pemerintah.
Tom mengungkapkan dalam rapat kabinet sebelum paket kebijakan jilid 4 diumumkan, Menteri Keuangan Darmin Nasution mengatakan UKM saat ini kesulitan mendapatkan kredit karena risiko kreditnya tinggi. UKM juga tidak memiliki jaminan keamanan resmi.
Staf kementerian kemudian melontarkan ide pemberian jaminan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan kepada pelaku UMKM agar mudah mendapatkan kredit dari perbankan.
Salah satu anggota HPPI, Gatot Prawiro ikut menimpali. Lalu bagaimana dengan risikonya?
Jawab Tom, “Pak (Gatot), Kredit UMKM itu kecil, debitur pertama, tapi lama kelamaan bisa pinjam lagi. Bukan kuantitasnya, tapi skillnya,” kata Tom.
Pemerintah yakin dengan kemampuan dan keuletan UMKM sehingga patut dipercaya untuk memperoleh kredit dari perbankan melalui sertifikat HGB.
Pengelolaan investasi untuk UKM
Salah satu peserta #ngroboldimarket, Nurwanto, merupakan seorang investment officer. Ia mengaku biasa menangani pinjaman UKM. Namun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi termasuk kurangnya dana.
Selama ini, dana investasi pribadi ia gunakan untuk memberikan pinjaman kepada UKM. Tom yang memiliki latar belakang keuangan kemudian berjanji akan menghubungkan investor besar dan kecil, baik dalam maupun luar negeri.
Ingin berpartisipasi dalam acara #marketconversation berikutnya? Hubungi kami di email [email protected].—Rappler.com
BACA JUGA: