• November 24, 2024

Hari keempat KAA: PBB, Swedia, Korea Utara, Palestina

JAKARTA, Indonesia — Hari keempat Konferensi Asia Afrika (KAA) telah berakhir. Hari ini, Rabu, 22 April diawali dengan pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Asia Afrika dan ditandai dengan beberapa pertemuan bilateral.

Berikut adalah beberapa hal penting hari ini:

1. Jokowi menginginkan PBB yang lebih adil

Dalam pidato pembukaannya di KTT tersebut, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyampaikan perlunya reformasi di lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya di bidang keterwakilan dan pemungutan suara di Dewan Keamanan. Ia mengatakan, ketimpangan yang terjadi di dunia diperburuk dengan tidak berdayanya PBB jika dipimpin oleh negara-negara kaya.

(BACA: Jokowi Serukan Reformasi PBB dalam Pidato KAA)

2. Swedia berjanji akan membantu Indonesia dan negara lain untuk mendukung Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom, Rabu sore. Swedia hadir di KAA sebagai negara pengamat. Keduanya membahas dukungan terhadap kemerdekaan dan pengakuan Palestina. Swedia adalah salah satu negara Eropa pertama yang mengakui kedaulatan Palestina.

Pengakuan ini memang membawa permasalahan tersendiri bagi Swedia. Namun, tampaknya upaya diplomatik telah dilakukan untuk memperbaiki hal ini.

Kami menerima kritik dari Israel ketika kami mengakui kemerdekaan Palestina, namun duta besar Israel kembali ke negara kami. Jadi, kami berharap dapat meningkatkan hubungan diplomatik kami,” kata Wallström. “Kami akan membantu Palestina bersama Indonesia. Kami memiliki sejumlah proyek untuk membantu Palestina.”

Jenis dukungan apa yang dimaksudkan?

“Kami telah meningkatkan dukungan kami untuk Palestina dalam berbagai proyek pembangunan, dan mereka juga melakukan hal yang sama khawatir tentang masalah investasi, masalah perubahan iklim, energi, dan juga mengenai kewirausahaan, demokrasi dan hak asasi manusia, serta pemberdayaan perempuan di Palestina,” jelasnya. Wall Street.

Indonesia akan bekerja sama dengan Swedia untuk memberikan pelatihan pembangunan sumber daya manusia di Palestina.

3. Kim Jong-nam: AS adalah negara yang paling sewenang-wenang

Korea Utara menjadi salah satu negara yang paling ditunggu kehadirannya di KAA. Meski Presiden Kim Jong-un berhalangan hadir, Korea Utara mendatangkan ketua Presidiumnya, Kim Jong Nam, ke Jakarta. Selain dukungan dan komitmennya terhadap kerja sama Asia-Afrika, Kim Jong-nam memberikan pandangan menarik. Bukan tentang Asia dan Afrika, tapi tentang Amerika Serikat.

“Semenanjung Korea telah menjadi wilayah paling tegang di dunia. Terjadi konfrontasi di daerah tersebut. Pada tahun 2015, Amerika melakukan terlalu banyak latihan militer di wilayah tersebut. AS menekan kami dengan embargo. Amerika sudah bertindak seolah-olah mereka adalah raja. Faktanya, Amerika adalah negara dengan pelanggaran HAM terburuk dan mereka telah mengembangkan senjata nuklir terbesar di dunia. “Mereka terus menyerang kami secara politik dan ekonomi,” katanya.

“Kami ingin warga Korea Utara ingin hidup damai.”

4. Berbagai pertemuan bilateral

Presiden, wakil presiden dan para menteri Indonesia mengadakan beberapa pertemuan bilateral. Beberapa yang tertangkap kamera adalah Indonesia-Yordania, Indonesia-China, Indonesia-Jepang, dan Indonesia-Filipina. Sayangnya, tidak banyak informasi yang bisa diperoleh mengenai pertemuan tersebut.

Wakil Presiden Jusuf Kalla bercerita tentang pertemuannya dengan Wakil Presiden Filipina Jejomar Binay. Salah satu topik yang dibicarakan adalah eksekusi terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso. Kalla mengatakan, tidak ada permintaan khusus yang datang dari Binay.

“Tentu wajar, sama saja kalau ada warga kita yang mendapat masalah, pimpinannya jelas juga mengintai. Saya berbicara dengan Wakil Presiden Filipina tentang keluarga yang akan menjalani hukuman. “Bagaimanapun, mereka menghormati undang-undang kita, tapi juga meminta implementasi yang bersifat kemanusiaan,” kata Kalla.

5. Perdana Menteri Jepang Abe bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Belum ada informasi mengenai pertemuan ini, namun pemerintah Indonesia memandang pertemuan ini sebagai hal yang positif.

“Kami senang kedua negara bisa bertemu. “Ini adalah salah satu tujuan konferensi ini,” kata Arrmanatha Nasir, juru bicara Kementerian Luar Negeri.

6. Pertemuan Organisasi Konferensi Islam (OKI)

Perwakilan dari 46 negara anggota berkumpul untuk membahas isu-isu terkini. Seluruh perwakilan hadir, setidaknya para menteri luar negeri masing-masing negara.

“Tadi telah dilakukan pertemuan dengan negara-negara OKI dan semuanya sangat responsif dan berterima kasih, dan semuanya meminta Indonesia berperan lebih besar dalam permasalahan di negara-negara Islam,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Isu utama yang dibahas adalah Palestina, terorisme dan radikalisme, serta konflik antar negara Islam.

Indonesia diminta membantu Palestina, tapi Palestina juga harus bersatu, kata Kalla. “Kedua, menghadapi terorisme dan radikalisme. Tentu saja kami harus bekerja sama dengan tujuan yang baik.”

“Ketiga, persoalan konflik dengan negara-negara Islam. Kita harus bersatu untuk membantu menyelesaikan masalah ini secara damai.”

Negara-negara OKI sepakat membentuk satuan tugas untuk menyelesaikan konflik tersebut. Hal ini akan dibahas kemudian pada pertemuan lanjutan.—Rappler.com