PPP membelot ke Koalisi Indonesia Raya
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
PPP berubah haluan mendukung Koalisi Indonesia Raya dalam paket kepemimpinan MPR, namun nyatanya tetap di Koalisi Merah Putih
JAKARTA, Indonesia – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya menyeberang ke Koalisi Indonesia Raya (KIH), dalam paket pemilihan pimpinan MPR. Keputusan itu diambil dalam mekanisme pemungutan suara rapat paripurna PPP yang dihadiri Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Sekjen M. Romahurmuziy, Wakil Ketua Umum seperti Hasrul Azwar dan Suharso Monoarfa, serta seluruh anggota Fraksi PPP.
“Kali ini sudah disepakati pemilu MPR akan masuk dalam paket koalisi Indonesia Raya, namun kita tetap dalam Koalisi Merah Putih,” kata Suryadharma sambil tersenyum saat memberikan pidato pada rapat paripurna yang berlangsung, Selasa. berangkat (7/10) malam.
Ketua Fraksi PPP di MPR Irgan Chairul Mahfiz dalam siaran persnya mengatakan, pertemuan PPP terjadi beberapa kali. Harus diakui bahwa dinamika internal KPS cukup tinggi. Namun rapat pleno PPP menyimpulkan mereka sepakat mengangkat Hasrul Azwar sebagai calon pimpinan PPP di MPR. Berdasarkan aturan, pemilihan MPR didasarkan pada paketnya. Paripurna PPP juga memutuskan posisi paket tersebut.
“Kami sudah sepakat dengan rekan-rekan dari PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura dan kelompok DPD untuk mengusung paket kepemimpinan MPR,” kata Irgan. Siaran pers tersebut juga dihadiri oleh perwakilan fraksi Koalisi Indonesia Raya dan pimpinan kelompok DPD di MPR.
Menurut Irgan, dengan hadirnya Fraksi dan Satgas DPD yang disebutkannya, hal tersebut merupakan bentuk kesepakatan. Irgan menyatakan, perjanjian tersebut juga akan dituangkan dalam dokumen tertulis, sehingga mengikat secara formal. Menurut Irgan, keputusan PPP ini tidak bermaksud melanggar kesepakatan di KMP.
“Keputusan PPP ini tidak bermaksud untuk melanggar keputusan-keputusan sebelumnya. “Ini sebagai upaya untuk meningkatkan harga diri dan martabat di mata pemilih kita, bukan untuk menimbulkan kekecewaan,” ujarnya.
Sekretaris Fraksi PPP MPR Zainut Tauhid menyatakan PPP merupakan pihak I dalam perjanjian politik tersebut. Sedangkan Partai II merupakan perwakilan dari Fraksi PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Hanura dan Kelompok Kerja DPD. Ada lima syarat yang disepakati dalam kesepakatan PPP, Koalisi Indonesia Raya, dan DPD terkait pemilu MPR.
Partai I dan Partai II akan bersama-sama memposisikan diri untuk saling mendukung dan tidak saling menyangkal dalam pemilu MPR periode 2014-2019, kata Zainut.
Poin kedua, PPP tidak akan mendukung fraksi lain kecuali PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura, dan kelompok DPD dalam pemilihan pimpinan MPR. PPP pada poin ketiga juga akan menyetujui setiap nama yang diajukan partai II, sebaliknya partai II juga menyetujui nama Hasrul dalam paket pemilihan pimpinan MPR. Poin kelima, Partai I dan Partai II membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk kerja sama, kata Zainut.
Selain Irgan dan Zainut, ada dua orang perwakilan dari masing-masing fraksi dan kelompok DPD yang menandatangani namanya. Ada nama Bambang Sadono dan M. Asri Anas yang mewakili DPD. Ada pula Ahmad Basarah dan TB Hasanudin mewakili PDI-P, Bachtiar Aly, dan Ahmad Fadloli selalu mewakili Fraksi Partai Nasdem. Selanjutnya nama M. Luqman Edy dan Abdul Kadir Karding bertindak atas nama PKB, serta Syarifudin Sudding, dan Dewie Yasin Limpo bertindak atas nama Hanura.
Usai penandatanganan, Basarah menyatakan bahwa kerjasama ini merupakan bentuk silaturahmi. Basarah sangat berharap kerja sama dengan PPP ini akan terus berlanjut pasca pemilihan pimpinan MPR. “Mewakili Fraksi dan DPP semoga menjadi langkah awal kerja sama kita,” ujarnya. —Rappler.com