Pelobi Google Sundar Pichai ditunjuk sebagai CEO
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Dia juga mampu merekrut, mempertahankan, dan membimbing tim yang luar biasa, kata mantan rekannya
JAKARTA, Indonesia – (UPDATE) Hingga beberapa hari lalu, belum banyak orang yang mengetahui siapa Sundar Pichai. Seperti yang diulas oleh Dapat dihancurkanDiketahui, CEO baru Google ini lebih memilih bekerja dalam diam.
Penampilannya di atas panggung saat presentasi memang tak se-kharismatis nama-nama besar di industri seperti mendiang Steve Jobs, Bill Gates, atau atasannya duo pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin.
Namun bukan tanpa alasan Pichai akhirnya terpilih menjadi CEO salah satu perusahaan paling berharga di dunia. Ini memiliki banyak keuntungan. Salah satunya, mungkin di luar dugaan dari penampilannya, adalah seorang “diplomat” dan pelobi ulung, baik di dalam maupun di luar Google.
Pichai pernah berhasil meyakinkan kepala divisi Android Google, Andy Rubin yang terkenal tangguh, untuk menggunakan Chrome sebagai add-on pada ponsel yang menjalankan sistem operasi Android. Padahal sebelumnya Andy telah menyiapkan browser yang dikembangkan khusus dan tidak berencana menggunakan Chrome.
Ketika Andy akhirnya keluar dan Pichai mengambil alih, pria kelahiran India itu kembali membuktikan kemampuan diplomasinya dengan melobi Samsung agar tidak meluncurkan antarmuka mereka sendiri yang tidak dirancang oleh Google. Majalah UX.
Tak hanya itu, seperti yang dikatakan mantan manajer proyek Google Chris Beckmann via akun Quora miliknya, Pichai juga dikenal sebagai pemimpin yang baik. “Dia mampu merekrut, mempertahankan, dan membimbing tim yang luar biasa,” kata Chris.
Menjadi CEO Google jelas bukan pekerjaan mudah, namun melihat riwayat hidupnya, Pichai terbiasa menghadapi situasi sulit dan melewatinya dengan baik.
Ia dilahirkan dalam keluarga kelas pekerja sederhana di Tamil Nadu, India. Penghasilan tahunan ayahnya, seperti ditulis Mashable, tak lebih dari harga tiket pesawat Pichai saat meninggalkan India menuju Amerika untuk belajar doktoral dengan beasiswa di Stanford University.
Saat pertama kali tiba di Stanford, Pichai bahkan tidak mampu membeli tas ransel seharga $60 atau sekitar Rp820 ribu. Semua keterbatasan ini tidak pernah menghentikan Pichai.
Google menjadi Alfabet
Sebelumnya, Larry Page dan Sergey Brin memutuskan untuk mengubah nama perusahaan yang mereka dirikan pada tahun 1994 menjadi Alfabet.
Tak hanya mengganti nama, Google juga melakukan restrukturisasi dengan menjadikan Alphabet sebagai perusahaan induk seluruh unit bisnisnya. Bisnis utama Google seperti mesin pencari dan situs YouTube akan terus beroperasi seperti biasa sebagai divisi dari Alphabet, yang dipimpin oleh CEO baru Sundar Pichai. — Rappler.com