• November 24, 2024
Pulang dengan selamat dengan bahan bakar botolan

Pulang dengan selamat dengan bahan bakar botolan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Bahan bakar yang dijual dalam bentuk paket bukanlah bahan bakar bersubsidi dan tidak dapat dibawa dalam perjalanan jauh.

JAKARTA, Indonesia — Kehabisan bahan bakar saat perjalanan pulang dengan kendaraan pribadi adalah sebuah mimpi buruk. Apalagi jika tempat alternatif mengisi bahan bakar masih sangat jauh dan Anda terjebak kemacetan.

Melanjutkan kebijakan tahun lalu, Pertamina kini menjual bahan bakar Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex dalam kemasan tabung.

“BBM kemasan ini dijual di kios Pertamax Pertamina yang biasanya terletak di sela-sela SPBU,” kata Vice President Corporate Communications Pertamina Wianda Pusponegoro.

“Cara ini efektif ketika terjadi kemacetan, sementara pengguna jalan membutuhkan bahan bakar.”

Tidak semua lokasi menyediakan bahan bakar kemasan. Penjualannya hanya dilakukan di jalur mudik, termasuk di jalur mudik baru: Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

“Jalan antar SPBU di tol ini sepanjang 60 kilometer, di tengah Tempat istirahat “Non SPBU kita kasih kaleng, ya BBM dalam kaleng,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang seperti dikutip Di antara.

Berapa harga bahan bakar kemasan?

Menurut Wianda, Pertamax dijual dalam kemasan 5 dan 10 liter dengan harga Rp 10.650 per liter.

Apakah bahan bakar kemasan aman?

Meski tidak diperuntukkan untuk penyimpanan jangka panjang, bahan bakar kemasan yang dijual Pertamina jauh lebih aman karena kemasannya berasal dari kaleng.

“Kalau kemasan lebih terjamin keamanannya, kalau pakai botol plastik lebih sedikit,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja.

Anggota Komisi VII DPR RI yang merupakan mitra kerja Pertamina, Totok Daryanto mengapresiasi positif kehadiran BBM kemasan bagi pemudik.

“Kami dari Komisi VII memberikan apresiasi positif. “Sebagai perusahaan profesional, Pertamina harus berinovasi mengeluarkan produk baru dan kreatif dalam menjalankan tugas usahanya serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen,” kata Totok.

Penjualan eceran dilarang?

Memang, Pertamina melarang penjualan eceran BBM bersubsidi (Premium) dengan menggunakan botol atau jerigen. Alasannya selain keselamatan, juga menghindari penimbunan bahan bakar.

Namun karena yang dijual adalah BBM non-subsidi, Pertamina tidak mempermasalahkan adanya penimbunan.

“Secara finansial, penimbunan tidak ada masalah karena BBM tidak bersubsidi dan Pertamina mendapat untung,” kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang kepada Rappler, Selasa, 14 Juli.

Wianda juga mengatakan ada standar dan prosedur agar pengemasan hanya boleh diisi oleh petugas untuk mengurangi risiko penimbunan.

“Hanya bisa diisi oleh petugas Pertamina di rest area yang belum ada SPBU dan di berbagai tempat pos pemeriksaan sepeda motor yang dibawa polisi. Tidak bisa dipakai oleh pengendara sepeda motor dan mobil. “Ini bukan air minum dalam kemasan,” kata Wianda. — Rappler.com

sbobet mobile