• October 10, 2024

Sandbox Shoes, e-commerce alternatif bagi anda yang sedang kebingungan mencari sepatu

Tidak punya waktu ke mall untuk mencari sepatu? Sekarang Anda dapat berbelanja dari komputer Anda.

Meski predikat hobi belanja lebih melekat pada perempuan, namun laki-laki tetap perlu berbelanja dan membeli kebutuhan mode Misalnya.

Mengenai kebutuhan tersebut, salah satu hal yang menurut saya cukup krusial adalah ketika mencari sepatu. Seringkali kita kesulitan mencari ukuran yang pas, kecuali tentu saja model dan kenyamanannya.

Dengan tujuan menciptakan produk yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam berbusana, dua pemuda bernama Noval dan Hamzah mendirikan Sepatu Kotak Pasir.

Sekilas melihat websitenya, saya langsung teringat Sepatu Brodo yang juga menyediakan produk alas kaki pria.

Kemeja yang ‘Berubah’

Kedua sahabat ini awalnya mendirikan Sandbox sebagai merek produk kaos pada tahun 2013. Namun mereka melihat potensi di bidang sepatu dan memutuskan untuk mengganti produknya menjadi sepatu dan menambahkan kata Sepatu.

“Pada Februari 2013, kami mulai memperkenalkan produk sepatu kami,” ujar Noval mengawali perbincangan.

Alasan lain Noval dan Hamzah mengganti produknya dari kaos menjadi sepatu adalah karena masih sedikitnya pemain yang terjun di bidang ini.

“Pesaing di bidang sepatu saat itu masih sangat sedikit dan tentunya kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut,” kata Noval.

Ditujukan untuk berbagai pengguna

Kapan biasanya perdagangan elektronik Sementara sepatu lain cenderung hanya cocok untuk kelompok umur tertentu, Sandboxshoes mengklaim menargetkan pasar yang sangat luas. Jangan tanggung-tanggung, perdagangan elektronik Ini ditujukan untuk pasar berusia 18 hingga 40 tahun.

“Dalam sebulan kami berhasil menarik rata-rata 400 pembeli,” jelas Noval.

Dari pantauan saya, produk yang ditawarkan rata-rata dibanderol dengan harga bersahabat. Rata-rata dipatok sekitar Rp 200 ribu, bahkan ada pula yang dibanderol di bawah itu.

Sedangkan harga tertingginya berkisar Rp400 hingga Rp500 ribu. Pada kisaran harga tersebut, rasanya cukup bersaing untuk ukuran sepatu buatan lokal.

Mengenai pilihan modelnya sendiri, Sandboxshoes menawarkan puluhan model, mulai dari nyaman hingga semiformal. Sandboxshoes menyediakan sistem pembayaran melalui transfer bank dan kartu kredit.

Sayangnya varian model yang tersedia masih tergolong sedikit dibandingkan perdagangan elektronik sepatu lainnya.

Kecuali berbelanja on line, perdagangan elektronik itu juga memungkinkan calon pembeli untuk datang langsung ke galeri mereka.

“Bagi pembeli yang lebih memilih membeli langsung, kami juga mengakomodasi,” kata Noval.

Selain itu tentu saja mereka menggunakan strategi pemasaran lainnya seperti promosi khusus pada hari ulang tahun, hari libur dan Google AdWords.

Bersaing di lautan kota kreatif

Bandung bukanlah nama baru di bidang industri kreatif. Sejumlah nama seperti Brodo yang saya sebutkan sebelumnya tentu saja merupakan pesaing tidak langsung dari SandboxShoes.

Selain itu, rasanya masih ada lagi merek sepatu yang secara khusus menyasar pasar anak muda seperti mis xFYCx. Meski begitu, Noval dan Hamzah mengaku tak selalu menjadikan pesaing sebagai kendala.

“Kami memposisikan pesaing kami sebagai mitra “Dalam berbagi ilmu, kami tetap optimis bahwa semakin banyak pesaing yang kita miliki, kita harus semakin kreatif dalam menciptakan produk dan mengatur strategi serta mengelola bisnis kita,” ujarnya.

Selain kompetitor, harga bahan baku sulit untuk dikembangkan perdagangan elektronik Ini. “Karena menggunakan kulit asli, maka harganya cukup bergantung pada nilai tukar dolar,” kata Noval.

Sandboxshoes berencana untuk menambah varian produk baru di masa depan dan berpartisipasi dalam beberapa nomor acara offline untuk memperluas jangkauan pembeli.

“Dalam jangka panjang, kami bertujuan untuk menembus pasar internasional,” kata Noval.

Artikel ini sebelumnya pernah diterbitkan di situs berita teknologi dan startup Asia Teknis.

judi bola