• October 6, 2024
Mengingat tragedi Mina tahun 1990

Mengingat tragedi Mina tahun 1990

Seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian mengulangi apa yang dilihatnya saat tragedi Mina, Arab Saudi, 1990

JAKARTA, Indonesia – Lebih dari 700 jamaah haji dari seluruh dunia tewas akibat terinjak saat dilempar batu saat menunaikan ibadah haji di Mina, Arab Saudi, pada Kamis, 24 September.

Sedikitnya 3 umat paroki asal Indonesia dilaporkan meninggal dunia. Menurut Kementerian Agama, seorang jemaah asal Indonesia meninggal karena tidak menunaikan ibadah haji sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Pemerintah Indonesia menginstruksikan jemaahnya untuk melempar batu segera setelah fajar atau menjelang Maghrib pada sore hari, karena akan terjadi kerumunan di pagi hari.

Ini merupakan kejadian terbesar sejak tragedi Mina tahun 1990 yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Di bawah ini kutipan tulisan Masykur A. Baddal, seorang saksi mata yang menyaksikan langsung bencana 25 tahun lalu yang dimuat di Kompasiana.

Saat kejadian, Masykur sedang berada di kantor Muassassah Haji no. 21, selaku pengawas dan penanggung jawab keselamatan jemaah haji asal Indonesia.

Artikel ini dikutip dengan izin penulis. Membaca cerita lengkapnya di sini.

Setelah menunjukkan kartu identitas resmi dari Muassasah, saya diperbolehkan masuk ke dalam terowongan. Lalu aku mempercepat langkahku, khawatir dengan jemaat yang ingin aku bantu ambulans itu adalah jemaah dari kantor saya.

Setelah berjalan kurang lebih 10 menit menyusuri terowongan sempit sepanjang sekitar 1 km yang kebetulan ramai dikunjungi peziarah, tiba-tiba saya mencium bau amis dan busuk.

Kemudian terlihat bayangan gelap menggelinding dari mulut terowongan menuju arah lontaran. Setelah mendekati sekitar 100 m dari sumber cahaya gelap yang bergulir, saya tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Rambutku seketika berdiri dan tubuhku bergetar hebat sambil berkata, ‘Ya Tuhan, selamatkan aku dari musibah ini’. Ternyata cahaya hitam yang bergulir itu adalah sekelompok ribuan orang, mereka saling dorong, dorong dan injak. Seolah-olah orang-orang ini tidak menyadari apa yang mereka lakukan.

Selain itu, kurangnya oksigen yang tersedia di dalam terowongan menyebabkan seluruh jemaah panik dan berlarian ke arah yang tidak menentu, saling bertabrakan dan bertabrakan, hingga akhirnya terjatuh dan terinjak hingga tewas.

Di tengah kelinglunganku, tak mampu berbuat apa-apa, tiba-tiba aku mendengar suara gemuruh dari belakang. Ternyata rombongan jamaah haji lain sedang bergegas masuk dari arah lokasi perkemahan, tiba-tiba mereka saling bertabrakan dan menginjak-injak tanpa ada yang bisa menghentikannya karena semua terjadi begitu cepat.

Kini posisiku berada di antara dua golongan, aku terus berdzikir dan istighfar, memohon kepada-Nya agar selamat dari kematian yang mengerikan ini. Lalu, saya berpikir, kalau saya tetap berada di tengah-tengah kelompok kekerasan ini, berarti sejarah saya akan berakhir di sini.

Tanpa kusadari, seperti ada yang menarik, tiba-tiba tubuhku menempel di dinding terowongan. Saya melihat lampu besi tergantung tepat di atas kepala saya, jadi saya berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya, tetapi tidak berhasil.

Namun tiba-tiba ada rombongan jamaah haji Afrika yang saling dorong dan injak di dekat saya, entah kenapa tiba-tiba mereka mengangkat tubuh saya, dan terima kasih Tuhan Akhirnya saya bisa sampai ke gantungan besi itu. Dari posisi tertahan itu aku merinding melihat bagaimana seorang anak manusia bisa dengan mudahnya kehilangan nyawanya.

Sambil terus berdoa kepada-Nya dengan berlinang air mata agar selamat dari musibah mengerikan tersebut. Setelah aku digantung selama 30 menit, dan keseruannya agak mereda, aku lalu menjatuhkan tubuhku di atas tumpukan mayat yang saling bertumpuk.

Menurut penglihatan saya, ada mayat setebal 1 sampai 1,5 meter tergeletak di dalam terowongan. Sesampainya dimulut terowongan menuju camp, saya sempat berbicara dengan aparat keamanan disana, ternyata mereka sudah mensterilkan area tersebut beberapa waktu lalu.

Kemudian saya bergegas ke kamp untuk melaporkan bencana berdarah tersebut kepada pimpinan di kantor Muassasah.

—Rappler.com

BACA JUGA:

link alternatif sbobet