Polisi menangkap pembunuh wanita Jepang Yoshimi Nishimura
- keren989
- 0
Jakarta, Indonesia — Senin, 7 September lalu, Polda Metro Jaya menangkap pelaku pembunuhan Yoshimi Nishimura, warga negara Jepang yang ditemukan tewas di Apartemen Casagrande, Tebet, Jakarta Selatan.
“Tersangka adalah security di apartemen tersebut. Ada pula motif membunuh korban, ingin menguasai harta benda korban seperti uang, emas perhiasan, dan berlian. telepon berjalan,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Tito Karnavian, Jumat, 11 September.
Tersangka bernama Nursalim ditangkap Kamis pekan lalu di bus Rajabasa Utama di Pringsewu, Lampung, dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Tim Opsnal Unit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya terpaksa menembak kaki tersangka karena hendak terjun dari bus saat pembangunan.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Ferdi Sambo menduga tersangka merencanakan pembunuhan tersebut. Sebab, tersangka sudah tiga kali menjebol lubang kunci unit apartemen korban.
Di sisi lain, sebelumnya tersangka mengincarnya karena mengetahui korban tinggal sendirian di apartemen tersebut dan berkesempatan karena korban meminta bantuannya untuk membukakan pintu apartemennya.
“Tersangka melihat korban mudah mengambil barang miliknya sehingga tersangka berencana memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendobrak kunci. Akhirnya korban meminta bantuan tersangka untuk membukakan pintu,” jelas Sambo.
Tersangka dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan paksa juncto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Kematian karena tercekik
Wanita yang bekerja sebagai Financial Advisor PT Yamaha Indonesia di Pulogadung, Jakarta Timur, dibunuh pelaku pada Jumat malam, 4 September, sepulang kerja. Saat itulah korban turun ke lobi dan meminta bantuan tersangka untuk membukakan pintu kamarnya karena tidak bisa dibuka.
“Tersangka kemudian membawa korban ke atas, setelah berhasil membukanya, korban kemudian masuk ke dalam dan mengambil obeng ke dalam kamarnya,” kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi Santoso. Pertemuan korban dengan tersangka saat itu terekam CCTV di lobi apartemen, yang menjadi informasi polisi dalam pengejaran.
Saat itu, korban meminta tersangka membongkar kunci rumah dengan obeng. Namun tersangka menolak dan mengatakan harus ke bagian teknisi. Kemudian korban menyimpan kembali obeng tersebut di kamarnya.
“Saat itu tersangka mengunci kamar korban, lalu mematikan lampu sehingga korban berteriak. Tersangka kemudian berusaha menutup mulut korban, kemudian korban dipukul di bagian wajah hingga terjatuh tertelungkup di lantai, jelasnya.
Dalam posisi tengkurap, korban ditempati tersangka. Tersangka kemudian mencekik leher korban hingga korban meninggal dunia. Mengetahui korban sudah meninggal, tersangka pun panik. Dia kemudian melepas baju dan celana dalam korban yang berlumuran darah lalu menggantinya dengan celana dalam baru dan atasan baru.
Tersangka kemudian membungkus pakaian korban yang berlumuran darah, kemudian memindahkan jenazah korban ke atas tempat tidur dan menutupinya dengan selimut, imbuhnya.
Setelah itu, tersangka membawa uang rupiah dan mata uang asing senilai total Rp26 juta, sejumlah perhiasan milik korban, iPhone milik korban, dan telepon genggam Sony Xperia. Setelahnya, tersangka membuang kantong plastik berisi pakaian korban ke tempat sampah lalu kembali ke rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur.
“Tersangka memberikan uang hasil tindak pidana kepada istrinya sebesar Rp 9 juta dan sebuah unit handphone Sony Xperia. Setelah itu, tersangka kabur ke Lampung dan mengatakan istrinya ingin mengantar ibunya pulang. “Saat itu ibunya ada di sana,” jelasnya.
Evaluasi keamanan
Kasus pembunuhan Nishimura membuat Polda Metro Jaya meningkatkan pengamanan di gedung-gedung bertingkat dan apartemen.
Belajar dari kasus ini, kami akan melakukan evaluasi terhadap penyedia jasa keamanan di mall, apartemen dan juga dengan mengutamakan fungsi Binmas, Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan penyedia layanan keamanan, kata Tito.
“Jangan sampai (keamanan) direkrut seperti itu, sembarangan, security ini berada di garda depan keamanan, tapi kemudian melakukan kejahatan karena mereka punya akses dan penguasaan tempat itu.”
Ia pun turut prihatin atas kejadian tersebut karena pelakunya terkesan sebagai security apartemen yang seharusnya memberikan perlindungan kepada penghuni apartemen, namun justru melakukan hal sebaliknya.
“Akan lebih berbahaya jika aparat keamanan melakukan (tindakan kriminal),” imbuhnya.
Kapolda juga berencana menggalang pengelola apartemen agar kedepannya bisa memasang CCTV di sudut-sudut rawan sehingga bisa memantau keamanan.
“Kedepannya CCTV Pemda DKI juga akan terkoneksi dengan sistem CCTV di kepolisian, sehingga kita bisa mengakses langsung apa yang terjadi di dalam gedung tersebut. “Sehingga bila terjadi kejadian seperti ini kita bisa segera mengambil tindakan,” lanjutnya.
Mengizinkan
Nursalim mengaku menyayangkan perbuatannya. Ia pun menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga korban di Jepang.
“Kepada keluarga korban di sana, di Jepang atau di sini, saya menyampaikan penyesalan saya yang terdalam. Saya minta maaf. Saya melakukan kesalahan,” katanya.
Sambil menangis, tersangka pun meminta maaf kepada keluarganya. Tersangka sudah memiliki seorang istri dan satu orang anak berusia 3 tahun.
“Keluarga saya ada di rumah untuk saya sekarang, ketika saya melihatnya, itu adalah saya TIDAK berarti begitu. Itu di luar kepalaku, kawan. Aku benar-benar minta maaf,” katanya.
Ia mengaku tidak berniat membunuh korban.
“Saya akan seru istri, mau renovasi rumah, tidak punya uang, rumah Sudah goyah. Sedangkan gaji security hanya Rp2 juta, ujarnya. — Rappler.com
BACA JUGA: