• November 25, 2024

Sistem Bus Rapid Transit Melihat Metro Manila

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pemerintah pusat ingin menghadirkan Bus-Rapid-Transit ke Metro Manila untuk membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di salah satu kota besar di dunia

MANILA, Filipina – Meski menghadapi permasalahan, pemerintah pusat berkeinginan untuk mengembangkan sistem bus rapid transit (BRT) di Metro Manila untuk membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di salah satu kota besar di dunia.

Pada Forum Ekonomi Asosiasi Jurnalis Ekonomi Filipina (EJAP) 2012 pada Kamis, 22 November, Sekretaris Departemen Transportasi dan Komunikasi (DOTC) Joseph Emilio Abaya mengatakan BRT akan segera menjadi kenyataan bagi warga Metro Manila.

Sistem BRT menampilkan bus-bus yang berjalan di sepanjang jalur terpisah di tengah jalan raya. Sama seperti sistem kereta api, sistem ini memiliki stasiun-stasiun di kawasan strategis yang dapat dicapai melalui jembatan penyeberangan atau penyeberangan pejalan kaki.

BRT terbilang baru di Filipina. Cebu sekarang sedang dalam proses membangunnya.

Sistem transportasi ini juga masih belum populer mengingat pengalaman negara ini dengan bus kota.

Saat ini, untuk berpindah dari satu titik ke titik lain, penumpang di Metro Manila menggunakan sistem Light Rail Transit dan Metro Rail Transit atau bus dan jeepney. Perjalanan MRT dari ujung ke ujung jalan raya EDSA memakan waktu sekitar 30 menit. Perjalanan dengan bus memakan waktu dua jam.

Abaya mengatakan sistem bus yang ada saat ini tidak efisien karena jalur bus tidak eksklusif, dan bus tidak terintegrasi – sesuatu yang dimiliki sistem BRT.

“Ruang jalan adalah sumber daya yang langka. Tanggung jawab negara untuk mengelolanya. Lebih baik memindahkan warga Filipina melalui bus cerdas daripada mobil,” kata Abaya.

“Penggunaan BRT memerlukan perubahan paradigma. Kami akan membawa BRT ke Metro Manila. Ini akan segera menjadi kenyataan di lingkungan kami,” tambahnya.

BRT Ayala

Saat ini terdapat proposal untuk BRT di Kota Makati.

BRT yang diusulkan Ayala akan berjalan dari EDSA dan melintasi Ayala Avenue, memasuki Buendia Avenue dan berakhir di Stasiun LRT Jalur 1 Buendia.

Meskipun usulan ini bagus, namun hal ini menimbulkan permasalahan kepemilikan tanah. Abaya mencatat, Ayala Avenue adalah milik pribadi Zobels, sedangkan sebagian Buendia, khususnya kawasan dekat Taft Avenue di Manila, adalah milik pemerintah.

Dia mengatakan Departemen Kehakiman (DOJ) sudah mengeluarkan resolusi terkait hal tersebut. DOJ mengatakan pemerintah dapat mengenakan biaya tertentu kepada Ayala untuk menggunakan hak jalan umum.

Permasalahan lain mengenai BRT di Makati melibatkan pengemudi jeepney yang melintasi rute Makati di sepanjang Buendia, Ayala Avenue dan area dekat Balai Kota Makati.

Abaya mengatakan agar BRT dapat berfungsi, tidak boleh ada pesaing angkutan umum. Hal ini memerlukan penghapusan jeepney di Makati, sebuah langkah yang dapat menyebabkan ribuan pengemudi kehilangan pekerjaan.

Ia mengatakan, salah satu solusi yang sedang dikaji adalah dengan mengajak pengemudi menjadi pengemudi bus BRT. Namun hal itu, katanya, memerlukan tindakan penyeimbangan yang hati-hati.

“Secara desain, bus dan jeep harus berfungsi sebagai transportasi pengumpan untuk membawa penumpang dari esquinitas di sekitar kawasan Makati atau Bel-Air atau Balai Kota untuk membawa penumpang ke sistem BRT,” ujarnya. “Ini terus berlanjut, kami hanya mengatasi permasalahan tersebut dan pada akhirnya kami akan membawanya ke NEDA (Otoritas Ekonomi dan Pembangunan Nasional).” – Rappler.com

Result SDY