• November 26, 2024

DOF menyampaikan 9 langkah legislatif prioritas

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Menteri Keuangan Cesar Purisima mengidentifikasi 9 langkah prioritas yang akan diusulkan departemen eksekutif kepada anggota parlemen ketika Presiden Benigno Aquino menyampaikan pidato kenegaraannya pada 22 Juli

MANILA, Filipina – Menteri Keuangan Cesar Purisima menyajikan daftar 9 langkah prioritas yang akan disampaikan oleh departemen eksekutif kepada anggota parlemen ketika Presiden Benigno Aquino III menyampaikan Pidato Kenegaraan (Sona) pada tanggal 22 Juli.

Dalam keterangannya, Senin, 15 Juli, Purisima menyampaikan daftar usulan RUU yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan perekonomian yang dihadapi pemerintah dan swasta itu ia sampaikan dalam rapat kabinet.

Klaster pembangunan ekonomi Kabinet saat ini sedang mempersiapkan dimulainya Kongres ke-16, yang bertepatan dengan Sona, untuk mendorong hal-hal berikut:

1. Amandemen UU Build-Operate-Transfer (BOT) atau RA 7718

Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat program kemitraan publik-swasta (KPS) untuk mengatasi masalah implementasi.

“Kami mengusulkan untuk mengubah penyertaan modalitas KPS lainnya seperti usaha patungan, konsesi dan kontrak pengelolaan, dan penyempurnaan ketentuan mengenai proposal yang tidak diminta, termasuk pelaksanaan tantangan kompetitif. Kita juga perlu memastikan bahwa dewan pengurus KPS dipertanggungjawabkan dengan baik dalam peraturan perundang-undangan. Langkah-langkah ini akan memastikan bahwa pembelajaran dari pengalaman KPS kami dilembagakan,” kata Purisima.

2. Rasionalisasi rezim fiskal pertambangan

Departemen Keuangan telah mendorong pengesahan RUU Pendapatan Pertambangan untuk menghidupkan kembali industri pertambangan yang sedang lesu dan meningkatkan pendapatan bagi pemerintah.

3. Rasionalisasi UU Insentif Fiskal dan itu Undang-Undang Pemantauan dan Transparansi Insentif Pajak (TIMTA)

Purisima mengutip survei Bank Dunia yang memperkirakan bahwa insentif pajak yang boros akan mengurangi 1% produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Dia mengatakan mereka ingin mencabut inisial dari 26 undang-undang khusus yang memiliki ketentuan insentif perpajakan.

Purisima mengatakan, mekanisme pengawasan dan akuntabilitas melalui RUU TIMTA akan membantu mempertanggungjawabkan penggunaan dana masyarakat, termasuk yang “dibelanjakan” dengan memberikan insentif perpajakan kepada dunia usaha dan kegiatan.

“Hal ini akan meningkatkan kemampuan kita dalam melacak insentif yang diberikan pemerintah dan mengevaluasi secara tepat insentif mana yang mendorong pembangunan paling efektif,” ujarnya.

4. Undang-Undang Modernisasi dan Tarif Bea Cukai (CMTA)

5. Perubahan Piagam BSP

6. Amandemen Undang-Undang Anti Pencucian Uang

7. Mencabut pembatasan penanaman modal dalam undang-undang tertentu yang disebutkan dalam daftar negatif penanaman modal asing (AKHIR)

8. Amandemen RA 8974 atau dikenal sebagai Bertindak untuk memfasilitasi perolehan hak jalanLokasi atau lokasi proyek infrastruktur pemerintah nasional dan keperluan lainnya

9. Amandemen UU Cabotage

Purisima memimpin Klaster Kabinet Pembangunan Ekonomi, yang mencakup NEDA, serta Departemen Pertanian (DA), Anggaran (DBM), Pemerintah Dalam Negeri dan Daerah (DILG), Perdagangan dan Industri (DTI), Pekerjaan Umum (DPWH) , Transportasi (DOTC), energi (DOE), pariwisata (DOT), dan ilmu pengetahuan dan teknologi (DOST). – Rappler.com

Keluaran HK Hari Ini