wRap Indonesia: 3 September. 2014
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Rencana KPK Tetapkan Menteri Kabinet Tersangka Pertemuan Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa dengan Jokowi, Pria Mesum Hampir Telanjang Dipajang di Halte Bus Jakarta, dan Banyak Lagi
JAKARTA, Indonesia – Seorang menteri kabinet yang mungkin akan segera ditetapkan sebagai tersangka korupsi dan gerakan-gerakan di antara anggota koalisi Prabowo Subianto yang kalah memimpin rangkaian cerita kami dari Indonesia selama beberapa hari terakhir.
1. KPK mengindikasikan Menteri Energi akan segera ditetapkan sebagai tersangka
Menteri Energi Jero Wacik bisa menjadi menteri ketiga dari kabinet saat ini yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua KPK Abraham Samad mengatakan kepada wartawan pada Selasa 2 September bahwa mereka telah menemukan cukup bukti untuk melibatkan Jero – yang dia gambarkan sebagai “nafsu untuk hidup mewah” – dalam berbagai kasus pemerasan. Kasus ini bermula dari penangkapan kepala SKKMigas regulator hulu migas pada tahun 2013 karena menerima suap, yang berujung pada penangkapan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi, Waryono Karno, yang kemudian diyakini telah menyalahgunakan uang atas perintah Jero. Baca kisah lengkapnya Tempo.co dan itu Jakarta Globe.
2. Kalah VP calon bertemu dengan Jokowi; tidak ada kabar dari Prabowo
Hatta Rajasa, yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden bersama Prabowo Subianto, mengakui pada hari Selasa bahwa ia telah bertemu dengan Joko “Jokowi” Widodo malam sebelumnya dan mengatakan bahwa ia siap bekerja sama dengan presiden terpilih tersebut untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Ini adalah pertemuan pertama antara keduanya sejak pemilihan presiden dimulai, menurut laporan Rappler ini, namun orang dalam mengatakan belum ada kesepakatan koalisi yang diselesaikan untuk partai politik masing-masing. Pernyataan Hatta itu disampaikan setelah ia dan anggota koalisi Prabowo lainnya bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa pagi. Presiden yang akan segera habis masa jabatannya mencatat pengakuan koalisi atas kemenangan Jokowi dan peran penting sebagai oposisi, Beritasatu dilaporkan, tapi mantan jenderal itu tidak hadir.
3. Pelaku cabul busway ditangkap, ditelanjangi dan dipajang di halte bus
Apa yang dilakukan penumpang dan petugas busway yang marah ketika mereka memergoki orang mesum yang melecehkan perempuan di dalam bus yang penuh sesak? Mereka menelanjanginya hingga celana dalamnya, menggantungkan tanda di lehernya yang bertuliskan “Pelanggar Pelecehan Seksual!!!” dan memajangnya di halte bus agar dapat dilihat semua orang. Demikian yang terjadi pada Senin, 1 September, di halte bus Pondok Indah Jakarta, Detik.com dilaporkan. Antonius NS Kosasih, Direktur Transjakarta kata pada hari Selasa bahwa meskipun ia memahami alasan orang melakukan hal tersebut, ia tidak setuju bahwa tindakan tersebut merupakan respons kebijakan yang tepat terhadap masalah pelecehan seksual. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa mereka berniat mengoperasikan bus khusus perempuan, Kompas.com dilaporkan.
4. Tim transisi Jokowi sedang mempertimbangkan untuk merevisi rencana induk perekonomian Yudhoyono
Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang ambisius dari Yudhoyono mungkin harus direvisi karena keterbatasan anggaran, kata wakil ketua tim transisi Jokowi-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, pada hari Selasa setelah pertemuan konsultasi dengan wakil presiden. . Boediono. Meskipun beberapa program MP3EI serupa dengan rencananya, Andi mengatakan beberapa proyek juga perlu dipertimbangkan kembali untuk dampak lingkungan. MP3EI berdurasi 15 tahun, yang akan selesai pada tahun 2025, sejauh ini telah menghasilkan 382 proyek senilai Rp854 triliun ($71,2 miliar). Baca cerita lengkapnya Tempo.co.
5. Pengadilan ‘kemungkinan’ terhadap jurnalis Perancis diadakan di Papua
Meskipun ada seruan internasional untuk membebaskan mereka, jurnalis Perancis Thomas Dandois (40) dan Valentine Bourrat (29) mungkin masih ditahan di Papua lebih lama lagi. Pengacara mereka mengatakan pada hari Selasa bahwa kemungkinan besar keduanya akan diadili melanggar undang-undang imigrasi karena mereka memiliki visa turis, bukan jurnalis ketika mereka ditangkap saat melaporkan gerakan separatis di wilayah yang bergolak. Polisi sebelumnya mengatakan mereka bisa dipenjara hingga 5 tahun jika terbukti bersalah. Baca cerita selengkapnya di Rappler.