• September 20, 2024
Manchester United 3-1 Liverpool: Sambut Anthony Martial

Manchester United 3-1 Liverpool: Sambut Anthony Martial

Manchester United perlahan kembali ke jalurnya. Mereka kini mulai konsisten berada di jalur kemenangan.

(DIPERBARUI) Manchester United tak hanya meraih kemenangan di laga klasik Premier League melawan Liverpool yang berakhir 3-1 pada Sabtu malam 12 September. United juga menemukan idola baru di lini depan bersama Wayne Rooney: Anthony Martial.

Pemain berusia 19 tahun itu menambah gol terakhir United pada menit ke-86. Sebelumnya, United unggul lewat Daley Blind pada menit ke-49 dan penalti Ander Herrera (70′). Balasan Liverpool melalui Christian Benteke pada menit ke-84 tak banyak membantu.

Mencetak gol di laga debut adalah dambaan setiap pemain. Bela diri tidak terkecuali. Gol itu tak ayal ia cetak ke gawang Liverpool, klub yang menjadi musuh abadi Setan Merah—julukan United.

Karenanya, tak butuh waktu lama bagi pemain berpaspor Prancis itu menjadi idola baru di Old Trafford, kandang United. Dia dihujani pujian. Manajer United Louis van Gaal mengatakan gol tersebut merupakan pesan dari Martial bahwa dirinya siap terjun ke Liga Inggris.

“Dia bisa bermain secara fisik di liga ini dan dia bisa menggiring bola seperti yang Anda lihat,” kata Van Gaal. situs resmi klub.

Di usianya yang baru 19 tahun, Van Gaal yakin prospek Martial akan sangat besar. Apalagi, ia masih akan memiliki lapangan bermain yang luas di United. Pasalnya penyerang andalan mereka, Wayne Rooney, juga sedang menurun performanya.

Kehadiran Martial juga akan memberikan persaingan bagi Rooney.

Dengan kemampuan menggiring bola Untung saja, Martial bisa menjadi ujung tombak berbahaya bagi United. “Pemain berusia 19 tahun sebenarnya sangat sulit beradaptasi dengan budaya sepak bola Inggris. “Tapi dia punya bakat hebat dan bisa berkembang dengan cepat,” ujarnya.

Liverpool tidak mendapat banyak perlawanan

Pada laga tersebut, Liverpool tak banyak memberikan perlawanan kepada United. Orang Komunis—julukan Liverpool—sebenarnya bermain negatif. Manajer Brendan Rodgers lebih banyak menempatkan pemainnya di lini belakang dan hanya mengandalkan serangan balik.

Skema serangan balik beberapa kali juga tak berhasil karena kandas bahkan sebelum memasuki separuh lapangan United. Benteke, Danny Ings, dan Roberto Firmino tak mampu menciptakan banyak peluang di depan gawang.

Alhasil, United sangat dominan dalam permainan. Pada babak pertama saja, mereka menguasai bola hingga 69 persen.

Meski lebih dominan di babak pertama, United tak banyak menciptakan serangan. Van Gaal menunjuk Marouane Fellaini sebagai ujung tombak dengan Memphis Depay sebagai pemain sayap kiri.

Namun Fellaini, Depay, dan Juan Mata tak kompak di lini depan. Beberapa kali Depay harus melakukan terobosan sendiri tanpa dukungan pemain lain. Jarak antara dia dan Fellaini terlalu jauh. Begitu pula dengan Mata yang kurang berkembang di babak pertama.

Van Gaal mengakuinya. “Memphis tahu bahwa umpan terakhir yang diterimanya tidaklah cukup. Begitupun Mata. Dia tidak banyak melakukan umpan kunci. Itu sebabnya saya menggantinya di babak kedua, katanya.

United lebih tajam di babak kedua. Padahal, setelah Depay digantikan Ashley Young. Bek kiri Luke Shaw, Young dan Fellaini tampak lebih kompak. Apalagi setelah Fellaini kembali bermain lebih dalam karena Anthony Martial masuk sebagai ujung tombak.

Usai gawang Simon Mignolet dibobol dua kali oleh Blind dan Herrera, Liverpool mulai berani menyerang. Hasilnya, Benteke mencetak gol lewat spektakuler tendangan sepeda pada menit ke-84.

Gol tersebut cukup sakral bagi Benteke. Pasalnya ia selalu mencetak gol setiap kali bermain melawan United, baik bersama Liverpool maupun Aston Villa, klub lamanya.

Namun momen kebangkitan Liverpool kini sirna. Hal itu terjadi setelah Martial mengakhiri laga dengan golnya pada menit ke-86. Ia lalu membawa bola dari sayap kiri melewati tiga pemainnya tatap muka dengan Mignolet.

Statistik dari ESPN menyebutkan bahwa United menciptakan 9 tembakan dengan 3 tembakan tepat sasaran (tepat sasaran). Sedangkan Liverpool menciptakan 8 tembakan dengan 4 tembakan tepat sasaran (tepat sasaran).

“Setiap pertandingan melawan Liverpool selalu lebih mudah dibandingkan melawan Swansea City. “Kami mengendalikan permainan, tapi setelah kami menekan, Liverpool mulai bereaksi,” kata Van Gaal. —Rappler.com

BACA JUGA:


link slot demo