• November 24, 2024
Momen terbaik Rio Haryanto dalam perjalanan menuju Formula 1

Momen terbaik Rio Haryanto dalam perjalanan menuju Formula 1

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Tidak ada tahun yang lebih menarik bagi Rio Haryanto dibandingkan tahun ini. Dan tahun ini ia berharap bisa dipromosikan ke level yang lebih tinggi, Formula 1.

JAKARTA, Indonesia – Dengan sisa lima seri GP2, pembalap muda Indonesia Rio Haryanto masih menempati posisi kedua klasemen. Pembalap berusia 22 tahun itu berpotensi masuk tiga besar di akhir kompetisi.

“Saya melihat ada peluang untuk mendapatkannya kursi tahun depan di F1. Mudah-mudahan bisa tercapai, kata Rio, Jumat 31 Juli.

Alhasil, optimisme pun mulai muncul bahwa pebalap kelahiran Solo, Jawa Tengah itu akan naik ke Formula 1. Namun, yang dibutuhkan untuk promosi bukan sekadar performa. Tapi juga kekuatan dana

Pembuktian kelayakannya bersaing di F1 dibuktikan dengan keberhasilannya menjadi juara di F1 karakteristik ras seri kelima GP2 di sirkuit Silverstone, 5 Juli lalu. Rio juga konsisten finis di lima besar kecuali di Monte Carlo, Monaco, saat mobilnya bermasalah.

Pada seri GP2 2015 yang sudah memasuki separuh perjalanan, Rio mampu menunjukkan kualitasnya. Ia berada di posisi kedua dalam poin pembalap sementara, dengan torehan 109 poin. Rio hanya kalah dari Stoffel Vandoorne (Belgia) yang mencetak 194 poin.

Kesuksesan tersebut membuatnya semakin percaya diri menjalani sisa musim. Targetnya tak membuatnya tersingkir dari persaingan di tiga pembalap teratas.

Tujuannya tentu saja untuk mencapai level yang lebih tinggi agar bisa tampil di F1.

Tiga kunci melewati F1

Pembalap tim Campos Racing Pertamina di GP2 itu mengaku ada tiga hal yang harus dipenuhi agar bisa tampil di F1. Yaitu kinerja, Asisten Keuangan sponsor dan dukungan pemerintah, dan peluang (peluang).

Menurut Rio, kualifikasi performanya sudah cukup, dari segi performa jika melihat tren F1 selama ini. Jika bisa bertahan di posisi kedua klasemen akhir GP2, peluangnya ada anak baru di F1 hal itu sangat mungkin terjadi.

“Selama ini sering ada antara 1 dan 2 pendatang baru di F1. Musim ini banyak yang ke 5 anak baru. Kalau bisa di dua besar. Saya punya kesempatan, ada tawaran untuk saya pergi ke F1. Kursi “F1 sudah ada,” tegasnya.

Kini tinggal mencari sponsor dan dukungan negara. Prestasi dan peluang yang ada tidak akan ada gunanya dan tidak berarti tanpa dukungan sponsor dan negara.

“Hanya sponsor dan dukungan negara yang belum ada,” tegasnya.

Rio ‘di jalur’

Melihat karier pembalap yang mengidolakan Ayrton Senna ini, kualitasnya tak perlu diragukan lagi. Dia melakukan itu juga melangkah untuk menjadi pembalap F1 yang layak.

Memulai karir di kejuaraan karting, Formula Asia (Juara), seri GP 3 (5 besar), seri GP 2, membuat rekam jejak Rio semakin kokoh.

“Saya menjalaninya melangkah Menjadi seorang pembalap tidaklah instan. Perlu jalan panjang dan perjuangan keras. “Dari kecil saya ingin ke F1,” tegasnya.

Sejak usia 6 tahun, ia telah membalap di trek aspal selama total 16 tahun. Dari sirkuit di Asia, hingga sirkuit dunia. Ayah dan kakak laki-lakinya menjadi motivasi karena selain sebagai pembalap, ayah dan kakak laki-lakinya juga memberikan motivasi lebih kepada Rio. —Rappler.com

slot online pragmatic