Dua WNI disandera oleh kelompok tak dikenal di Papua Nugini
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Mereka diduga ditangkap saat rekannya yang masih menjalani perawatan di RS Jayapura ditembak
JAKARTA, Indonesia – Dua warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan disandera sekelompok orang tak dikenal (OTK) di Papua Nugini.
Keduanya sebelumnya dinyatakan hilang usai terjadi penembakan terhadap warga yang sedang melakukan aktivitas penebangan hutan pada Rabu, 9 September, di Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua.
Kedua warga tersebut – Badar (30 tahun) dan Sudirman (28) – diduga dibawa OTK ke Skowtiau, Papua Nugini.
Konsul RI di Vanimo, Elmar Iwan Lubis, melalui emailnya, Minggu, 13 September, mengatakan dirinya mendapat kabar usai terjadinya penembakan di Arso Timur yang melukai seorang WNI beberapa hari lalu.
“Kami mendapat informasi adanya dua WNI yang masih hilang dalam peristiwa penembakan terhadap WNI di Kampung Skopro, Keerom, beberapa hari lalu. Kedua WNI tersebut diduga dibawa OTK ke Kampung Skouwtiau, Papua Nugini, kata Elmar.
Menurut Elmar, pihaknya mendapat informasi adanya dua WNI yang ditahan di wilayah Papua Nugini dari pihak tentara.
“Kami mendapat kabar bahwa dua warga negara Indonesia disandera oleh sekelompok tentara PNG yang tidak dikenal. Kondisi kedua WNI ini dikatakan dalam kondisi baik, ujarnya.
Tentara Papua Nugini pun berupaya membebaskan kedua warga tersebut dari kelompok OTK.
“Tentara PNG juga telah menginformasikan kepada KJRI Vanimo bahwa hingga saat ini masih melakukan upaya pembebasan kedua WNI tersebut,” jelasnya.
Secara resmi, lanjutnya, KJRI meminta militer PNG untuk menyelamatkan kedua WNI tersebut.
Kepada pihak militer PNG, pihak konsulat menegaskan bahwa keselamatan kedua WNI tersebut adalah prioritas utama, kata Elmas.
Badar dan Sudirman diduga ditangkap saat rekannya yang mengatasnamakan Kuba, yang saat ini menjalani perawatan di RS Jayapura, tertembak.
Kuba ditembak di bagian belakang kepala melalui mata kiri. Dia juga menderita luka panah.
Polda Papua melalui pastornya Patrige Rudolf Renwarin belum bisa memastikan motif penembakan tersebut karena minimnya saksi.
“Penyelidikan masih dilakukan untuk mengungkap motif penembakan,” kata Patridge. — Rappler.com
BACA JUGA: