• November 25, 2024

Filipina Terbuka bagi Orang Asing yang Membeli Perusahaan Lokal – Studi

MANILA, Filipina – Di antara negara-negara berkembang, Filipina adalah negara yang paling terbuka dalam mengizinkan orang asing membeli perusahaan lokal, menurut laporan Pew Research Center.

Di sebuah Laporan tanggal 16 September oleh lembaga pemikir yang berbasis di AS, Filipina menduduki peringkat teratas (66%) di antara negara-negara berkembang dalam hal keterbukaan terhadap kepemilikan asing atas perusahaan lokal. Diikuti oleh Venezuela (65%) dan Nigeria (64%).

Pew Research mencatat negara-negara berkembang seperti Bangladesh (69%), Tanzania (68%) dan Kenya (66%) memiliki pandangan paling positif di antara 44 negara yang disurvei dalam laporan tersebut.

Negara-negara berkembang juga lebih optimis terhadap manfaat perdagangan dan investasi asing, sementara negara-negara maju – termasuk beberapa pemain kunci dalam negosiasi pakta perdagangan regional – lebih berhati-hati terhadap manfaatnya.

Laporan tersebut, berjudul “Keyakinan dan Skeptisisme terhadap Perdagangan, Investasi Asing,” dirilis saat Presiden Filipina Benigno Aquino III memulai kunjungan 4 negara ke Eropa, perjalanan yang menurutnya menghasilkan investasi senilai $2,3 miliar ke Filipina.

Aquino melanjutkan upayanya untuk menjual Filipina sebagai tujuan investasi ketika ia mengunjungi 3 kota di Amerika pada tanggal 20 hingga 24 September.

Pandangan beragam mengenai investasi asing

Menurut laporan Pew Research, rata-rata 70% di negara-negara berkembang menyetujui orang asing membangun pabrik baru di negara mereka, namun hanya 44% yang menyetujui orang asing membeli perusahaan lokal – selisihnya sebesar 26 poin persentase.

Di antara negara-negara berkembang, Filipina adalah negara yang paling terbuka terhadap pandangan ini, dengan 66% masyarakat Filipina mengatakan hal ini baik bagi perekonomian dan hanya 30% yang tidak setuju.

Persentase masyarakat Filipina yang setuju dengan pandangan ini jauh lebih tinggi dibandingkan responden dari negara berkembang BRICS – Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

55% responden dari Brazil setuju bahwa kepemilikan asing atas perusahaan lokal akan memberikan keuntungan, pandangan ini juga dianut oleh responden dari India (56%) dan Afrika Selatan (57%).

Sebaliknya, hanya 38% warga Rusia dan 39% warga Tiongkok mengatakan akuisisi asing akan bermanfaat bagi negara mereka.

Pew Research mencatat bahwa median global sebesar 74% menyetujui perusahaan asing membangun pabrik baru di negaranya karena adanya peluang penciptaan lapangan kerja dan peningkatan aktivitas ekonomi.

Namun, opini mengenai perusahaan asing yang membeli bisnis lokal beragam: median global sebesar 45% menilai hal tersebut baik, sementara 47% mengatakan hal tersebut berdampak buruk bagi perekonomian.

Pew Research mengatakan pandangan yang beragam ini dapat dikaitkan dengan kekhawatiran tentang “manajemen baru, budaya bisnis baru, dan kemungkinan konsolidasi perusahaan yang terkait dengan hilangnya pekerjaan.”

Berdasarkan laporan tersebut, negara-negara Afrika merupakan negara yang paling mendukung kedua jenis aliran masuk modal asing tersebut.

Sebaliknya, 74% negara maju mendukung pembangunan perusahaan baru di negara mereka, namun hanya 31% yang mengatakan merger dan akuisisi yang dipimpin asing bermanfaat.

Pandangan tentang perdagangan

Meskipun negara-negara berkembang lebih positif terhadap dampak perdagangan terhadap penciptaan lapangan kerja dan kenaikan upah, negara-negara maju lebih skeptis terhadap manfaat investasi asing.

Negara-negara maju seperti Perancis, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, khususnya, meragukan dampak positif perdagangan.

59% warga Italia mengatakan perdagangan menghancurkan lapangan kerja, sementara 52% mengatakan perdagangan akan menurunkan upah. Sementara itu, 76% responden Jepang mengatakan bahwa perusahaan asing yang membeli perusahaan lokal berdampak buruk bagi perekonomian mereka.

Pew Research mencatat bahwa sentimen keempat negara ini sangat penting karena menyumbang 24% impor barang dunia dan 21% impor jasa dunia.

“Sentimen proteksionis di salah satu masyarakat ini, jika ditindaklanjuti, akan bergema di seluruh dunia,” tambah lembaga think tank tersebut.

Implikasi terhadap perjanjian perdagangan

Pew Research juga mengatakan bahwa pandangan keempat negara tersebut mengenai manfaat perdagangan tidak sejalan dengan negara-negara lain yang terlibat dalam negosiasi perjanjian perdagangan regional.

Jepang dan AS terlibat dalam upaya negosiasi Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) antara negara-negara di Asia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan yang berbatasan dengan Samudera Pasifik.

Sementara itu, Perancis dan Amerika sedang merundingkan Kemitraan Perdagangan dan Investasi Transatlantik (TTIP) dengan anggota Uni Eropa lainnya.

Pew Research mengatakan Amerika, Perancis, Italia dan Jepang skeptis terhadap dampak positif perdagangan terhadap upah dan nilai orang asing yang membeli perusahaan lokal dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya yang disurvei dalam laporan tersebut.

“Skeptisisme yang ada dapat mempersulit upaya pemerintah saat ini untuk lebih memperdalam dan memperluas pasar global,” kata laporan itu.

Pew Research mendasarkan penelitiannya pada 48.643 wawancara dari 17 Maret hingga 5 Juni. Para peneliti berbicara dengan orang dewasa berusia 18 tahun ke atas di 44 negara.

Di Filipina, Pew Research memiliki jumlah sampel sebesar 1.008 dan margin kesalahan sebesar ±4,0 poin persentase. Rappler.com

uni togel