• November 26, 2024
Apakah Anda menginginkan pemimpin yang lemah?

Apakah Anda menginginkan pemimpin yang lemah?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Bagi para pengkritiknya, penekanan Prabowo pada kepemimpinan yang kuat ditambah dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di bawah rezim Orde Baru Suharto telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kemenangannya akan memicu perubahan otoriter di Indonesia.

BOGOR, Indonesia – Dua polisi berkuda menjadi tanda dia akhirnya sampai di sini. Prosesi aneh yang terdiri dari kuda jantan dan SUV berhenti di luar tempat pemungutan suara, dan mantan jenderal Prabowo Subianto keluar untuk memilih dirinya sebagai presiden Indonesia berikutnya.

Mengapa 190 juta pemilih di negara Asia Tenggara ini harus memilihnya meskipun ia memiliki masa lalu yang buruk sebagai komandan pasukan khusus di bawah kediktatoran Suharto?

“Setiap orang membutuhkan pemimpin yang kuat,” kata Prabowo kepada Rappler, lalu tertawa. “Kamu menginginkan pemimpin yang lemah?”

Di sela-sela melambaikan tangan kepada para pendukungnya di kota Hambalang, tempat lahan seluas 4,8 hektar miliknya berada, Prabowo menjawab pertanyaan tentang pesan utama yang terus ia sampaikan selama kampanye: kepemimpinan yang tegas.

“Ya tentu saja. Pemimpin harus mengambil keputusan. Bahkan manajer klub sepak bola pun harus tegas,” kata pria yang begadang pada Rabu 9 Juli untuk menonton turnamen Piala Dunia itu.

Bagi para pengkritiknya, aktivis dan pengamat internasional, penekanan Prabowo pada kepemimpinan yang kuat ditambah dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di bawah rezim Orde Baru Suharto telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kemenangannya akan memicu perubahan otoriter di negara yang dipuji karena kisah sukses demokrasinya.

Bagi Prabowo, demokrasi yang diterapkan dalam pemilu adalah “sangat penting.”

“Kami berharap amanatnya damai dan jelas, jadi kami sangat senang. Saya sangat senang hari ini. Anda lihat masyarakatnya sangat antusias,” katanya.

Pelindung Hambalang

Prabowo, yang dikenal sebagai kandidat kuat, adalah mantan menantu diktator Suharto dan berasal dari keluarga yang memiliki ikatan erat dengan politik dan bisnis. Ia diberhentikan dari militer pada tahun 1998 sehubungan dengan penculikan aktivis mahasiswa dalam kerusuhan yang menyebabkan jatuhnya Soeharto.

Namun warga desa yang antri berjam-jam lebih awal di Hambalang punya pandangan berbeda terhadap pria tersebut.

“Bapak Prabowo membiarkan cucu saya bersekolah agar bisa lulus perguruan tinggi. Dia peduli pada rakyat kecil. Saya memilih dia sebagai cara mengucapkan terima kasih,” kata Aisyah, ibu rumah tangga berusia 62 tahun.

Bahkan para pemilih muda di sini melihat Prabowo bukan sebagai pelanggar HAM tapi sebagai pelindung.

“Prabowo mempunyai visi dan misi untuk buruh,” kata Zulkarnaen, 22 tahun, yang memilih Prabowo.

“Prabowo melindungi hak-hak buruh, dan memberikan gaji serta kehidupan yang lebih baik.”

Zulkarnaen, yang baru pertama kali menjadi pemilih, mengagumi citra bombastis dan kuat yang ditampilkan Prabowo dalam kampanye tersebut, lengkap dengan pintu masuk helikopter dan kuda serta mikrofon bergaya tahun 1950-an.

“Saya ingin Prabowo menang. Dia bisa menjadi pemimpin seperti Sukarno,” katanya, mengacu pada bapak pendiri Indonesia yang dihormati, yang coba disalurkan oleh Prabowo.

Buruh tersebut mengatakan bahwa saingan Prabowo, Gubernur Jakarta Joko “Jokowi” Widodo, tidak mendapatkan banyak dukungan dari kubu Prabowo.

Para pendukung Prabowo juga menyampaikan kritik yang sama terhadap kandidat yang ia dukung dalam pemilihan Gubernur Jakarta pada tahun 2012.

“Jokowi tidak boleh menang karena harus tetap menjabat gubernur. Dia harus menyelesaikan masa jabatannya. Dia mengingkari janjinya,” kata Zulkarnaen sambil menunjukkan tanda nomor satu milik Prabowo.

‘Kita harus terus maju’

Bagi para pendukung Prabowo, para pengkritiknya harus berhenti mengungkit pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukannya.

“Biarkan saja,” jawab sederhana ibu rumah tangga berusia 26 tahun, Siti Robiah, mengenai isu tersebut.

Prabowo juga berpikiran sama.

Setelah pemungutan suara, dia berkata: “Saya pikir ini adalah hari yang sangat penting. Ini adalah hari keberuntungan. Orang-orang senang, jadi saya juga senang. Kalau masyarakatnya senang, saya pun ikut senang.” – Rappler.com

uni togel