• September 20, 2024
Agenda DPR RI di AS adalah bertemu dengan parlemen dan USINDO

Agenda DPR RI di AS adalah bertemu dengan parlemen dan USINDO

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mulai dari Senat, DPR Amerika Serikat hingga lembaga nirlaba di Amerika Serikat yang juga dibentuk oleh diaspora Indonesia di sana

JAKARTA, Indonesia – Wakil Ketua Dewan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon angkat bicara soal kunjungannya ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Kunjungan ini menuai kontroversi karena kehadiran Fadli bersama Ketua DPR RI Setya Novanto dalam konferensi pers yang digelar pengusaha sekaligus bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Menurut Fadli dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 September, selama berada di Negeri Paman Sam, rombongan DPR melakukan sejumlah pertemuan, beberapa di antaranya:

Pertemuan dengan Senat

Sebagai negara yang menerapkan sistem legislatif bikameral, Parlemen Amerika Serikat terdiri dari dua “kamar” yaitu Senat (Senat) dan Dewan Perwakilan Rakyat (Dewan Perwakilan Rakyat).

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, rombongan DPR bertemu dengan perwakilan Senat dan membahas hubungan kedua parlemen serta isu-isu lain, termasuk isu regional dan perdagangan.

Pertemuan dengan DPR

Delegasi DPR juga bertemu dengan perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat.

Menurut Fadli, saat bertemu dengan DPR AS, rombongan DPR RI diterima secara terbatas oleh ketua langsungnya, John Boehner. Hanya dia dan Setya yang bertemu Boehner.

“Dari pertemuan ini ada hasil yang konkrit, salah satunya adalah kerjasama terkait staf ahli. “Jadi akan ada program magang,” kata Fadli.

Boehner juga menanyakan kondisi perekonomian Indonesia.

Bagaimana perekonomiannya? “Itu katanya,” kata Fadli.

Pertemuan dengan USINDO

Wakil rakyat juga bertemu dengan pihak Asosiasi Amerika Serikat-Indonesia (USINDO) selama berada di Amerika Serikat.

USINDO adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1994, dibentuk oleh warga Indonesia dan Amerika yang memiliki pengalaman tinggal di kedua negara.

Diskusi dengan USINDO. Presidennya adalah David Merrill. Pertemuan ini atas biaya mereka sendiri. Ada pengusaha, diplomat, politisi, perwakilan Amerika, termasuk investor. Ketua DPR menjadi pembicara utama dalam rapat ini, ujarnya.

Kunjungan Fadli, Setya, dan rombongan DPR RI sebelumnya dikritik bukan hanya karena mengindikasikan dukungan politik terhadap Trump yang didukung Partai Republik AS, tapi juga karena tidak ada transparansi anggaran.

Sebelumnya, Forum Transparansi Anggaran Indonesia (FITRA) menduga kunjungan tersebut menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan menghabiskan dana negara sebesar Rp4,6 miliar.Rappler.com

BACA JUGA:

slot online