Ekspor tanpa tarif ke UE Hadiah Natal untuk pedagang PH
- keren989
- 0
MANILA, Filipina – Eksportir Filipina bisa menyebutnya sebagai kado Natal.
Skema perdagangan 10 tahun yang memberikan tarif nol kepada eksportir Filipina untuk pengiriman setidaknya 6.274 produk ke Uni Eropa (UE) akan diterapkan pada Kamis, 25 Desember.
Filipina, yang termasuk dalam Generalized System of Preferences Plus (GSP+) UE, diperkirakan memperoleh tambahan ekspor sebesar 600 juta euro ($733,76 juta*), kata Menteri Perdagangan Gregory Domingo.
“Perkembangan yang menggembirakan ini akan mendatangkan lebih banyak investasi asing di sektor tekstil, pakaian, alas kaki, dan makanan olahan, sehingga memperkuat posisi kami sebagai pusat manufaktur di Asia Tenggara,” kata Domingo dalam konferensi pers, Jumat, 19 Desember.
Prospek pertumbuhan dari skema perdagangan juga akan menghasilkan lebih dari 267.000 lapangan kerja baru, kata Domingo.
Pekerjaan ini akan datang dari sektor pertanian dan manufaktur di pedesaan, katanya.
GSP+ berevolusi dari Generalized System of Preferences (GSP) Uni Eropa. GSP memiliki lebih sedikit produk yang tercakup: 2.442 produk menikmati tarif nol, sementara 3.767 produk dikenakan pengurangan biaya.
Domingo mengatakan lemak dan minyak hewani atau nabati, makanan jadi, tekstil dan garmen, alas kaki, tutup kepala, payung, dan produk kimia merupakan sektor produk yang paling mungkin memperoleh manfaat dari skema GSP+.
Marites Agoncillo, presiden Konfederasi Eksportir Pakaian Filipina, memperkirakan ekspor pakaian jadi sebesar 79,7 juta euro ($97,47 juta).
Filipina mengirimkan produk ekspor senilai total $6,6254 miliar ke negara-negara anggota UE pada tahun 2013, menurut Otoritas Statistik Filipina. Jumlah tersebut mewakili bagian UE sebesar 11,6% dari total penerimaan ekspor negara tersebut.
Angka tersebut, termasuk tingkat pemanfaatan GSP sebelumnya yang rendah yaitu 63,5%, memberikan tantangan bagi eksportir, kata Adrian Cristobal Jr., Wakil Menteri Perdagangan.
“Kami ingin meningkatkannya di bawah GSP Plus. Kita perlu mengidentifikasi produk mana yang bisa kita saingi,” ujarnya.
Menurut Cristobal, sejumlah permasalahan daya saing masih menghantui eksportir. Hal ini mencakup standar sanitasi dan fitosanitasi, prosedur teknis, aturan asal barang dan standar lain yang ditetapkan oleh perekonomian UE.
Melalui Proyek Bantuan Teknis Terkait Perdagangan UE, Departemen Perdagangan dan Industri menyatakan telah meluncurkan kampanyenya secara nasional agar industri dapat memanfaatkan keistimewaan tarif GSP. – Rappler.com
*$1=Rp44,78
(Gambar bendera Uni Eropa Dan beban kontainer pada gambar derek dari Shutterstock)