• October 9, 2024
Luhut mengancam akan mengambil alih lahan perkebunan yang terbakar

Luhut mengancam akan mengambil alih lahan perkebunan yang terbakar

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Perusahaan wajib menjaga lahan yang dimilikinya, tidak mungkin kami terus sibuk dan terbebani untuk memadamkan lahan mereka yang terbakar setiap musim kemarau.”

PALEMBANG, Indonesia – Marah dengan kabut asap akibat kebakaran hutan yang tiada henti, Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan menyatakan akan mengambil alih lahan yang terbukti sengaja dibiarkan terbakar.

“Perusahaan wajib menjaga lahan miliknya, tidak mungkin kita terus sibuk dan terbebani untuk memadamkan lahannya yang terbakar setiap musim kemarau,” kata Luhut, Jumat, 9 Oktober.

Ia meminta seluruh perusahaan industri perkebunan dan kehutanan memiliki unit atau divisi khusus pemadam kebakaran agar bisa cepat mengatasi kebakaran. Diharapkan bisa dimulai tahun ini atau paling lambat 2016.

Jika pihak perusahaan menolak membentuk pemadam kebakaran maka mereka akan dikenakan sanksi berupa perampasan lahan karena belum maksimal menjaga lahannya dari ancaman kebakaran.

Rencana sanksi ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan atau lahan yang berujung kabut lagi pada tahun depan.

Hal senada disampaikan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Feri Mursyidan Baldan di Palembang, Sabtu 3 Oktober.

Hak Guna Usaha (HGU) atas tanah yang tidak dikelola dengan baik dan dibiarkan terbakar oleh pemiliknya yang menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana kabut asap di wilayah Sumsel dan beberapa provinsi lainnya akan dievaluasi untuk dipertimbangkan pencabutannya, kata dia. Feri.

Laporan Kepala BPN Sumsel menunjukkan, terdapat 2.412 hektare lahan yang terbakar di provinsi tersebut. Saat ini titik api di Sumsel masih tinggi dan diduga menimbulkan kabut asap yang menyebar ke provinsi lain.

Akibatnya, ribuan warga terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), bahkan ada yang diperkirakan meninggal dunia. Baru-baru ini dilaporkan ada 18 bayi yang dirawat intensif karena menderita ISPA.

Keluhan tidak hanya datang dari Indonesia. Selain Malaysia dan Singapura yang setiap tahunnya mengalami dampak negatif kabut asap, baru-baru ini warga Pulau Cebu di Filipina dan Phuket di Thailand juga dikabarkan mengalami kabut asap yang diyakini berasal dari Indonesia.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo akhirnya bersedia bekerja sama dengan negara lain untuk membantunya mengatasi masalah kabut asap. — Laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

daftar sbobet