Ingatlah Allah dan pendiri kami
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ketegangan tersebut disebabkan oleh pro dan kontra penerapan metode AHWA dalam pemilihan Rais Aam Syuriah.
Jakarta, Indonesia – Rais Aam Syuriah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kyai Haji Mustofa “Gus Mus” Bisri akhirnya turun tangan untuk meredakan ketegangan saat rapat paripurna guna merumuskan aturan pemilihan penggantinya.
“Saya malu kepada Allah, malu kepada Kyai Haji Hasyim Asy’ari, Kyai Haji Wahab Hasbullah, Kyai Haji Bisri Syansuri dan para pendahulu kita. Apalagi saat saya terpapar koran menuju“Muktamar NU itu gaduh, muktamar muhammadiyah itu teduh,” kata Gus Mus pada Muktamar NU di Jombang, Jawa Timur, Senin, 3 Agustus.
Berikut isi pidato lengkap Gus Mus yang ditulis ulang tokoh Islam liberal Ulil Abshar Abdalla di akun Facebooknya:
//
Kelebihan dan kekurangan metode AHWA
Sebelumnya, Kongres NU ke-33 di Jombang diwarnai ketegangan.
Kelebihan dan kekurangan timbul sehubungan dengan penerapan metode tersebut ahlul halli tanggul aqdi (AHWA) memilih Rais Aam periode 2015-2020. Seperti dilansir oleh mediaadalah pemilu yang menggunakan mekanisme AHWA merupakan hasil keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama NU yang diselenggarakan di Jakarta sebelum muktamar dilaksanakan.
Jelaskan di SEKARANG situs web resmi, ahlul halli tanggul aqdi adalah “lembaga khusus yang berfungsi sebagai lembaga legislatif yang ditaati, yaitu orang-orang berpengaruh di dalamnya Jamiyyah NU juga didirikan karena kebutuhan khusus.”
Dengan metode AHWA, Rais Aam Syuriah tidak dipilih secara langsung oleh seluruh muktamirin, melainkan melalui musyawarah mufakat sembilan ulama senior NU. Nama kesembilan ulama tersebut disarankan oleh seluruh pengurus NU cabang dan daerah dan kemudian terpilih sembilan orang dengan suara terbanyak.
Forum Santri Nusantara menilai penerapan metode AHWA pada pemilu Rais Aam tidak sejalan dengan aspirasi masyarakat akar rumput NU.
“PBNU seolah-olah menutup telinga terhadap aspirasi pengurus NU di tingkat bawah,” kata Koordinator Forum Santri Nusantara Jawa Timur Ahmad Hambali, seperti dikutip dari Antara. media.
Sementara putri mendiang Gus Dur, Zannuba Arrifah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid, mendukung mekanisme AHWA.
“Saya setuju dengan cara seleksi yang dilakukan AHWA,” kata Yenny media. — Rappler.com