• November 28, 2024

Melawan Myanmar, tekanan ganda spiritual Garuda Muda

Rekor Timnas U-23 di SEA Games cukup menjanjikan. Mereka dua kali mencapai final pada SEA Games edisi 2011 dan 2013. Pada SEA Games 2015 kali ini, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) hanya menargetkan Manahati Lestusen dkk meraih medali perak alias tampil di final.

Targetnya harus mudah. Masalahnya, beban mental yang harus dihadapi semakin berlipat ganda. Mereka harus tampil di tengah sanksi dari federasi sepak bola dunia (FIFA)

(BACA: FIFA Jatuhkan Sanksi ke Indonesia).

Kekompakan tim juga terdampak dengan kepergian striker Persipura Jayapura Ferinando Pahabol. Pahabol hengkang karena Persipura gagal bertanding melawan Pahang FA di Piala AFC. Selain itu, tekanan di game pertama tidak akan mudah.

Melawan Myanmar U-23, Selasa 2 Juni 2015 pukul 19:30 WIB di Stadion Jalan Besar, Singapura, harapan Indonesia meraih tiga poin perdana diprediksi akan sulit terwujud. Myanmar akan terjadi terus menerus. Sebab, mereka bertekad membawa pulang medali perunggu. Artinya, mereka harus lolos ke babak semifinal. Padahal, di Grup A, Myanmar dan Indonesia satu grup dengan tuan rumah Singapura.

“Pertandingan pertama akan selalu menjadi pertandingan yang sulit. Tekanannya bukan hanya permainan di lapangan, tapi juga psikologi game pertama. “Saya minta pemain tidak terbawa suasana dan beban,” kata Aji, Senin 1 Juni 2015.

Aji melihat cuplikan pertandingan Myanmar. Mantan pemain sayap Persebaya itu meminta para pemain mewaspadai perubahan formasi Myanmar. Lawan dengan mudah beralih dari formasi 4-2-3-1 ke 4-1-2-3 saat menekan dan melakukan serangan balik dengan cepat. Ketiga pemain di lini depan berpadu dengan dua gelandangnya yang mampu melakukan transisi cepat.

Diakui Aji, tipikal permainan Myanmar mirip dengan Indonesia. Mereka sangat mengandalkan kecepatan pemain di sayap untuk masuk ke dalam.

“Dia mengurangi Dan mengatur permainan Pemain lini kedua sebagai eksekutor patut dipertimbangkan. “Kami sudah menyiapkan strategi balasan untuk Myanmar agar gelandang dan penyerang mereka tidak leluasa berkombinasi,” ujar pelatih berusia 44 tahun itu.

Dengan kondisi seluruh pemain fit, tidak ada perubahan komposisi yang signifikan dibandingkan saat timnas menang 1-0 pada uji coba melawan Malaysia di Si Jalak Harupat, Bandung, 21 Mei 2015.

(BACA: Menang tapi tidak menjamin emas)

Hanya posisi striker yang masih ada Lima puluh lima puluh. Akankah Yandi Sofyan atau Muchlis Hadi dipilih menggantikan Pahabol. “Tipe pemain seperti ini juga sama, tapi kami akan mencari yang paling siap. “Cek beberapa jam sebelum pertandingan untuk memastikannya,” kata Aji.

Saat ditanya, gelandang Garuda Muda Evan Dimas mengaku sudah tak sabar memainkan laga perdananya. Ia optimistis hilangnya Pahabol dan kondisi sepak bola nasional yang direstui FIFA tidak akan mempengaruhi kesiapan tim.

“Kami sungguh terkejut dengan hal itu memikirkan bagaimana setelah SEA Games. Namun, kepastian persaingan dan dukungan kami membuat para pemain tetap termotivasi. “Kami akan berusaha semaksimal mungkin dan membuktikan bahwa kami bisa menjadi yang terbaik,” kata Evan Dimas.

Kyi Lwin, pelatih U-23 Myanmar, mengaku sangat menghormati Indonesia. Ia menilai Indonesia sebagai tim favorit di SEA Games. Timnya bertekad untuk menghancurkan prediksi ini.

“Kami menghormati Indonesia meski situasi sepak bola mereka sedang kacau. Tapi kami di sini untuk bersaing memperebutkan emas. “Game pertama sangat penting untuk membuka jalur awal,” ujarnya di website Facebook Federasi Sepak Bola Myanmar (MFF).

Statistik kepala ke kepala tidak meyakinkan

Dalam tiga ajang terakhir SEA Games, statistik kepala ke kepala Indonesia U-23 vs Myanmar U-23 tidak meyakinkan. Dalam tiga pertemuan, Indonesia menang sekali, seri sekali, dan kalah sekali. Berikut rinciannya.

SEA Games 2007

Myanmar U-23 vs Indonesia U-23 0-0

SEA Games 2009

Myanmar U-23 vs Indonesia U-23 3-1

SEA Games 2013

Myanmar U-23 vs Indonesia U-23 0-1

Tensinya diprediksi tinggi, waspadai kartu para pemainnya

Selain persoalan teknik bermain, faktor emosi juga patut menjadi fokus perhatian Aji. Karena pemain mudah terpancing emosi dan berakhir dengan kartu. Misalnya saja pada laga Timnas U-23 di kualifikasi Piala Asia U-23 Maret lalu, Zulfiandi mendapat kartu merah. Sedangkan pada uji coba terakhir melawan Malaysia pada 21 Mei 2015, giliran Hansamu Yama yang mendapat kartu yang sama.

Dua laga tersebut cukup menunjukkan karakter para pemain Timnas U-23. Terutama mantan pemain timnas U-19.

Keadaan akan semakin parah jika pertandingan berlangsung dengan tensi tinggi tekanan ketat. Karena itu, dia mewanti-wanti para pegawainya untuk menjaga emosi. “Saya berbicara dengan para pemain satu per satu. Saya minta mereka tetap tenang dan tidak terprovokasi. Saya tidak ingin permainannya hancur karena emosi mereka terpancing. Fokus dan tetap konsentrasi untuk tim, kata Aji.

Hansamu, saat masih berada di Jakarta, mengaku kaget dengan kartu yang diberikan wasit. Ia beralasan tidak ada unsur kesengajaan dan menuding wasit salah memberikan penalti.

Ia memastikan tahapan pengendalian emosi tetap dilakukan meski wasit justru memberikan kartu merah. “Jangan sampai hal itu terjadi di pertandingan nyata. “Kita harus saling mengingatkan untuk tetap bermain keren,” kata Hansamu.

Perkiraan pemain

Myanmar (4-2-3-1)

Zhin Phyo (gk)

Kyaw Ling, Sithu Aung, Phyo Ko Ko, Ye Win Aung;

Nay Lin Tun, Hlaing Bo Bo;

Aung So, Bersinar Thura, Menangkan Zin Oo;

Thiha Zaw

Indonesia (4-1-4-1)

M Natsir (gk)

Saiful Indra Cahya, Manahati Lestussen, Hansamu Yama, Abduh Lestaluhu;

Zulfiandi;

A Noviandani, Adam Alis, Evan Dimas, Wawan Pebriyanto;

Muchlis Hadi Ning

—Rappler.com

slot online pragmatic