Go-Jek vs ojek konvensional: mana yang Anda pilih?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Konsumen mempunyai alasan tersendiri mengapa lebih memilih memesan ojek melalui aplikasi Go-Jek dibandingkan datang ke pangkalan. Apa pun?
JAKARTA, Indonesia – Konflik antara ojek konvensional versus layanan Go-Jek versus angkutan umum lainnya semakin memanas.
Kami mencari tahu mengapa konsumen lebih memilih menggunakan jasa Go-Jek dibandingkan kendaraan lain. Berikut beberapa alasan utamanya:
1. Pelayanan lebih profesional
Selain menyediakan helm bagi pengendara dan penumpang (lengkap dengan masker dan penutup rambut), Go-Jek juga membekali pengemudinya dengan perangkat yang mendukung pemesanan dan aktivitas lainnya.
Lagipula, sepertinya nggak sembarang orang bisa jadi manajer jaket hijau lho!
Abang Ojek saya tidak akan diterima menjadi Gojek karena tidak mempunyai SIM & STNK. Hmm, jadi ojek terkenal kualitasnya π
β Tritunggal (@TrinityTraveler) 16 Juni 2015
Prinsipnya Gojek menjadikan tukang ojek lebih profesional menurut saya.
β Hans David (@hansdavidian) 9 Juni 2015
2. Layanan Pengiriman
Selain untuk mengangkut penumpang, konsumen juga banyak yang menggunakan jasa Go-Jek untuk kurir dan memesan makanan.
Ini berarti? Kita bisa memesan makanan dari mana saja, bahkan dari kedai barbekyu favorit yang tidak memiliki apa pun jasa pengiriman!
Gojek Food menyelamatkan nyawa anak berusia 23 tahun dengan makanan jelas menjadi berita utama saat ini.
β KUCING ITU ANEH (@Tweesca) 15 Juni 2015
Restoran sudah lama tidak membutuhkan layanan pesan-antar makanan, semuanya bisa ditangani bersama saudara Gojek
β Ramadhan (@fajarrusalem) 16 Juni 2015
3. Diskon dan harga promosi
Semua orang menyukai diskon. Hal inilah yang dimanfaatkan Go-Jek untuk menarik massa. Mulai dari diskon untuk pengguna pertama hingga promosi menjelang bulan puasa.
Kebahagiaan adalah ketika Anda mengirim email ke Gojek sebagai mulai besok hingga awal Gojek 10 ribu cepat. Memperbaikinya! Minggu ini saya naik Gojek setiap hari
β Lia Khairunnisa (@liakhairunnisa) 7 Juni 2015
Untuk setiap pengguna gojek pertama kali menggunakan kode referensi saya di sana (gambar) – https://t.co/0mrJ2tUvYB
β Metha Regina (@metreg) 7 Juni 2015
4. Tidak perlu pergi ke pangkalan
Aplikasi Go-Jek memungkinkan pengguna memesan ojek tanpa harus ke pangkalan. Mereka bisa mendapatkan ojek dimana saja dan kapan saja.
Pesan Gojek tengah malam juga dapat drivernya. Akan tiba dalam 18 menit. Jadi itu tidak baik
β Hani Rosidaini (@haniwww) 16 Juni 2015
5. Potensi untuk bekerja paruh waktu
Bagi pengemudi, Go-Jek menawarkan kebebasan dalam bekerja. Artinya siapa pun β asal punya SIM dan STNK β bisa menjadi tukang ojek tanpa henti.
Apa yang tak tergetarkan hati bos saat melihat anak buahnya pulang kerja masih ingin menjadi driver Gojek. Pertama, bos. Jom beli martabak di Pecenongan.
β JS (@josephsudiro) 10 Juni 2015
Nah, ada baiknya bagi Anda yang ingin menambah penghasilan karena Gojek menyediakan lebih dari … (w/ Bagus) (foto) β https://t.co/41D6Rri4F6
β SENDIRI (@hdevianti) 17 Juni 2015
Namun, bukan berarti Go-Jek tidak memiliki kekurangan. Kami telah mengumpulkan beberapa keluhan dari pengguna di media sosial.
1. Server aplikasi mengalami masalah
Seperti aplikasi digital lainnya, server Gojek mengalami kendala sehingga pengguna tidak bisa memesan layanan.
@gojekindonesia apakah servernya down? Tadi pagi saya pesan Gojek lewat aplikasi atau telepon tapi tidak berhasil. Bisakah kamu melakukannya sore ini?
β herning ratri (@herningg) 17 Juni 2015
Kesalahan teknis juga terkadang terjadi saat menggunakan Go-Jek Kredit, alat pembayaran berjenis pulsa. Ada yang mengeluh pulsanya terpakai tapi layanan tidak datang, ada juga driver yang bingung karena tidak paham dengan sistem ini. Entah itu kesalahan teknis atau tipuan pengemudi, itu masalah kredit cukup menjadi sorotan bagi pengguna layanan Go-Jek.
Gojek yang saya pesan pagi ini. Saya tidak mendapatkan layanannya, tetapi kredit saya naik. tolong ambil tindakan http://t.co/ai8ivF7hXu @gojekindonesia
β Singgih Rahadi (@singgihR) 17 Juni 2015
@gojekindonesia Dipotong, tapi momen pengemudinya bingung itulah yang bikin ribet. BTW, mungkin server Gojek perlu diupgrade. Terima kasih
β mohamad yunanda (@mohamadyunanda) 17 Juni 2015
2. Sulitnya mencari driver Go-Jek
Menggunakan aplikasi berarti konsumen harus bergantung pada sistem pencarian mereka. Terkadang aplikasi tidak dapat menemukan driver yang dibutuhkan meskipun banyak driver Go-Jek yang berkeliaran di sekitar area tersebut.
min sore hari @gojekindonesia Saya pesan Gojek 30 menit yang lalu, tapi kenapa saya tidak bisa mendapatkan driver? Terima kasih
β Bernida Goin (@happytoe_10) 17 Juni 2015
3. Perubahan struktur sosial?
Kebanyakan warga Jakarta lebih memilih untuk memberi acungan jempol atau bintang pada suatu aplikasi daripada diganggu oleh empati. (Kutipan opini Gojek)
β Isnaini Soeharto (@inaaao) 17 Juni 2015
Sebuah blog secara antropologis mengkritik sistem baru yang dibangun oleh Go-Jek. Menurut penulis, sistem ini merusak tatanan sosial dan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah pangkalan ojek: sistem antrian, kesopanan bahkan sentuhan personal yang ada dalam setiap transaksi di pangkalan ojek.
Baca argumen selengkapnya Di Sini.
Bagaimana dengan Anda, lebih suka menggunakan Go-Jek atau ojek konvensional? Apa alasanmu? Bagikan dengan kami di komentar atau Twitter @RapplerID. βRappler.com