• November 29, 2024
Semua lemah dalam pemeriksaan penentuan skor PSSI

Semua lemah dalam pemeriksaan penentuan skor PSSI

Pengaturan skor atau match-fixing dilaporkan ke Bareskrim. Bukan hanya buktinya yang lemah, namun hukum yang digunakan juga tidak jelas.

JAKARTA, Indonesia — Pengaturan pertandingan atau menentukan kecocokan di sepakbola Indonesia itu bukan rekayasa. Salah satu pelaku praktik berinisial BS – yang belakangan diketahui bernama Bambang Suryo – berani melaporkan perbuatannya yakni menjadi perantara pengaturan skor pada tahun 2000 hingga 2015.

Bersama Tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola, Bambang mendatangi Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (Bareskrim Mabes Polri) pada Selasa, 16 Juni 2015. Dia melaporkan adanya pengaturan pertandingan pada sebuah pertandingan sepak bola Indonesia. Laporan tersebut diterima Bripda Alfianto.

Dalam laporan tersebut, Bambang melaporkan dugaan tindak pidana suap di sepak bola nasional pada tahun 2000 hingga 2015. Yang diduga dalam laporan tersebut adalah manajer klub, pesepakbola, dan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

“BS siap dengan konsekuensi menjadi saksi pelaku. “Dia akan membeberkan proses pengaturan skor agar sepak bola Indonesia menjadi lebih baik,” kata M. Isnur, pengacara yang mendampingi Bambang dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Sebagai saksi bagi pelaku, Bambang pun memberikan data lengkap mengenai pertandingan yang diduga diatur tersebut. Untuk menguatkan data, ia juga menyerahkan 4 nomor rekening yang biasa digunakan untuk transfer kepada pihak terkait.

“Kami berharap permasalahan ini tidak berhenti sampai disini. Dalam beberapa hari ke depan akan dibongkar. “Kami berharap aparat serius mengungkap permasalahan ini karena ini masalah masyarakat,” kata pengacara lainnya, Asep Komaruddin.

(BACA: Sudah saatnya KPK turun tangan tangani dugaan korupsi PSSI)

Dalam penyelenggaraan pertandingan lokal, Bambang berperan sebagai perantara antara bandar taruhan dan skor di lapangan. Mereka yang berada di lapangan bisa berupa pemain, pelatih, dan administrator klub. Sebagai mantan pemain dan pelatih, dia memiliki akses mudah ke mereka.

Dari rekaman yang didapat, terdapat perbincangan antara mantan pelatih Persegres Gresik United dan Persidafon Dafonsoro Agus Yuwono serta pihak lain. Dia menelepon Bambang secara terbuka.

“BS aslinya dari Malang. Dia secara teratur mengumpulkan pemain. Tapi dia bukan agen pemain. “Iya wajar kalau dia dicurigai terlibat juga,” kata salah satu jurnalis senior Jatim yang enggan disebutkan namanya.

Menurut pengakuan Bambang, ia menerima uang sebesar Rp25-50 juta dari praktik perantara pengaturan pertandingan. Pemain di lapangan minimal mendapat Rp 50 juta hingga ratusan juta tergantung nilai pertandingan.

“Kata BS, perputaran uang dalam satu musim untuk menentukan kecocokan “Hingga Rp 10 triliun,” kata Isnur.

bukti kasusnya’perbaikan pertandingan’ SEA Games lemah

Tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola pun menudingnya menentukan kecocokan dalam permainan Indonesia di SEA Games 2015.

Seperti diketahui, Timnas U-23 kalah 0-5 melawan Thailand di semifinal, dan kembali kalah serupa di perebutan medali perunggu melawan Vietnam.

Namun Bambang kurang memiliki bukti kuat. (BACA: Timnas U-23 di SEA Games 2015: Mencari Kambing Hitam)

Dalam jumpa pers, Selasa, Tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola mengaku memiliki rekaman tersebut.

“Kami belum menyiapkan bukti apa pun untuk SEA Games. Kecurigaan itu ada, itu nyata. “Klien kami (BS) menghubungi salah satu pertandingan profesional sesaat sebelum pertandingan untuk memastikan apakah ada pengaturan atau tidak,” kata Erasmus Napitupulu, pengacara lain dari tim advokasi #IndonesiaVSMafiaBola.

Untuk itu, Erasmus menegaskan pihaknya tidak menyalahkan siapapun. Namun untuk memastikan apakah ada set skor atau tidak, Bambang menghubungi salah satu bandar dan mengakui ada set skor yang mengalahkan Indonesia.

Apakah ada hubungannya dengan orang Indonesia? Yang jelas, polisi Singapura menangkap Nasiruddin, warga negara Indonesia, pada awal SEA Games 2015 karena dugaan pengaturan skor.

“BS tidak terlibat langsung, jadi dia tidak tahu siapa yang terlibat, dia tahu ada pengaturannya. “Tapi dia tidak punya bukti,” kata Erasmus. —Rappler.com

Result SGP