Timeline 100 hari Jokowi
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Hari ini, Selasa (27/1), memperingati 100 hari kepemimpinan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
Sejauh ini, banyak keputusan yang diambilnya, baik yang mendapat respon positif dari masyarakat maupun yang kontroversial.
Berikut ini Rappler Indonesia rangkum perjalanan Jokowi dan Kabinet Kerja selama 100 hari terakhir.
20 Oktober 2014: Dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7
Di tengah gejolak politik nasional pasca pemilu, Joko “Jokowi” Widodo dilantik sebagai presiden setelah kebingungan karena dihalanginya pelantikan oleh pihak oposisi di badan legislatif.
Hari pertama Jokowi dipenuhi kegembiraan. Orang-orang merayakannya di sepanjang jalan utama.
Lewat ucapan di media sosial, lewat sorot mata dan senyuman saat berkampanye, lewat tepuk tangan dan teriakan: serasa Tanah Air mendoakannya.
26 Oktober 2014 : Pengumuman Susunan Kabinet Kerja
Nama-nama sejumlah menteri menimbulkan pertanyaan sejauh mana kompromi politik yang dilakukan Jokowi, seperti Puan Maharani, Rini Soemarno, Ryamizard Ryacudu. Belum lagi menteri-menteri yang berasal dari partai politik seperti Yasona Laoly, Siti Nurbaya, Ferry Baldan, Hanif Dhakiri, Imam Nahrawi, Marwan Jafar. (BACA: Kabinet Kerja Jokowi Mengecewakan dan Jauh dari Harapan Masyarakat)
Namun ada beberapa nama yang dinilai cocok untuk mengisi posisinya, seperti Indroyono Soesilo, Retno Marsudi, Anies Baswedan, Bambang Brodjonegoro, Nila Moeloek.
11 November 2014: Menarik investor di APEC
Kunjungan luar negeri pertama kali dilakukan Jokowi ke Beijing, Tiongkok untuk menghadiri APEC, Organisasi Kerja Sama Ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Untuk pertama kalinya ia menyampaikan pidato dalam bahasa Inggris. Dalam sambutannya, ia mengajak investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Kemampuan bahasa Inggris Jokowi memang memprihatinkan. Ada yang bilang “ndeso”, tapi tak sedikit pula yang memujinya; singkat dan langsung ke akar masalahnya.
Pidato Jokowi dalam bahasa Inggris di Forum APEC sangat strategis, lugas, sekaligus menjawab kebutuhan para CEO Forum, kata pengamat komunikasi politik. Effendi Ghazali.
Tonton video pidato Jokowi selengkapnya di sini.
17 November 2014: Mengumumkan kenaikan bahan bakar bersubsidi
Jokowi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 2.000 per liter untuk premium dan solar. Harga premium baru mulai 18 November pukul 00:00 WIB adalah Rp 8.500, sedangkan harga solar Rp 7.500 per liter.
Meski sempat terjadi sejumlah protes kecil-kecilan di berbagai daerah di Indonesia, secara umum Jokowi dinilai berani mengurangi subsidi BBM yang membebani negara.
20 November 2014: Politisi NasDem diangkat menjadi Jaksa Agung
Jokowi menunjuk politisi Nasional Demokrat HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Sebelum pencalonan, Indonesia Corruption Watch (ICW) menolak Prasetyo sebagai Jaksa Agung karena jabatan tersebut sangat penting dan strategis dalam penegakan hukum. Reaksi publik terhadap nominasi tersebut negatif. (MEMBACA: Orang-orang kecewa Jaksa Agung dari sebuah partai politik)
5 Desember 2014: Kapal lepas pantai ilegal tenggelam
Angkatan Laut Indonesia menenggelamkan tiga kapal asing yang menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia, di Kepulauan Riau. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendapat pujian di dalam negeri atas reputasinya ikan bisa menyelamatkan di perairan Indonesia.
Kebijakan ini memancing reaksi keras dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Kantor berita Malaysia, Utusan membeberkan hal tersebut melalui artikel bertajuk Maaf Cakap, itu Jokowi. Bahkan Bangkok Post dengan tajuk rencana Indonesia salah.
8 Desember 2014: Penembakan di Paniai, Papua
4 pemuda Papua meninggal menjelang Natal. Sampai sekarang pelakunya masih menjadi misteriMeski diduga kuat dari aparat keamanan.
Jokowi baru merespons pada 28 Desember saat berkunjung ke Papua untuk merayakan Natal.
“Saya ingin masalah ini diselesaikan secepatnya, agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. “Sekali lagi kita ingin negara Papua menjadi negara yang damai,” kata Jokowi singkat. (BACA: Jokowi di Paniai: Terlalu Sedikit, Terlambat)
28 Desember 2014: Pencarian terfokus terhadap korban dan badan pesawat AirAsia QZ8501 diperintahkan
Negara berduka, Jokowi cepat tanggap atas bencana tersebut. Ia memimpin seluruh jajaran Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Bazarnas), TNI dan Polri untuk fokus mengevakuasi korban secepat mungkin. Dia juga langsung terbang menuju lokasi di Pangkalan Bun untuk menyaksikan proses evakuasi badan pesawat dan jenazah, sebelum menemui keluarga di Crisis Center Bandara Juanda untuk menyampaikan belasungkawa. (BACA: Pencarian AirAsia QZ8501, Pertunjukan Kepemimpinan)
1 Januari 2015: Harga BBM bersubsidi turun
Harga BBM bersubsidi yang sebelumnya dinaikkan pada 17 November, diturunkan dengan mempertimbangkan harga minyak dunia dan harga keekonomian saat ini. Premium dijual dengan harga pasar, artinya tidak ada lagi subsidi dari pemerintah. Sedangkan solar yang banyak digunakan untuk angkutan umum mendapat subsidi Rp 1.000 per liter.
8 Januari 2015: Mencalonkan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri
Kasus ini mungkin menjadi titik terendah pemerintahan Jokowi selama 100 hari pertama menjabat. Masyarakat sudah pesimis mengingat kedekatan Budi Gunawan dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Tak lama kemudian, pada Selasa (13/1), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka kasus korupsi.
15 Januari 2015: #ShameOnYouJokowi menjadi trending topic di Twitter
Curahan kekecewaan ini disampaikan warganet, biasanya pendukung Jokowi yang memilihnya saat Pilpres, dengan tagar #ShameOnYouJokowi. Baru kali ini masyarakat luas mengungkapkan kekecewaannya terhadap Jokowi di media sosial. Hashtag ini berada di urutan teratas Topik populer di Twitter.
18 Januari 2015: Indonesia mengeksekusi 6 terpidana mati
5 warga negara asing dan satu warga negara Indonesia dieksekusi karena keterlibatannya dalam kasus narkoba. Brazil dan Belanda menarik duta besarnya dari Indonesia karena warganya dieksekusi. Gelombang kedua dan selanjutnya akan dilaksanakan pada tahun ini.
Keputusan ini mendapat reaksi beragam dari masyarakat lokal, namun mendapat kecaman dari dunia internasional.
19 Januari 2015: Jokowi melantik 9 anggota Wantimpres
Presiden Jokowi melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Mereka adalah Jan Darmadi (Nasdem), Sidharto Danusubroto (PDI-Perjuangan), Yusuf Kartanegara (PKPI), Subagyo Hadisiswoyo (Hanura), Rusdi Kirana (PKB), Hasyim Muzadi (Nahdlatul Ulama), Abdul Malik Fadjar (Muhamadiyah), Sri Adiningsih . (UGM), dan Suharso Monoarfa (PPP). Tokoh-tokoh tersebut sebagian besar dekat dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Sejumlah tokoh Wantimpres kondang memang dekat dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. (MEMBACA: Sedikit cerita tentang Jan Darmadi dan Susunan Wantimpres)
23 Januari 2015: Kisruh KPK vs Polri, #WhereAreYouJokowi trending di Twitter
Setelah Budi Gunawan ditetapkan sebagai satu-satunya calon Kapolri, kasus ini kian memuncak hingga kisruh antara KPK dan Polri berlanjut. Dalam sambutannya, Jokowi meminta kedua lembaga tersebut mematuhi proses hukum dan menghindari gesekan antar kedua lembaga.
Masyarakat meminta Jokowi lebih tegas agar kasus Cicak vs Buaya tidak terulang kembali. Jokowi kemudian membentuk tim independen beranggotakan 7 orang untuk menyelesaikan masalah tersebut. —Rappler.com